Konferensi Investasi Arab Saudi Dimulai di Tengah Seruan Boikot

Selasa, 23 Oktober 2018 - 17:39 WIB
Konferensi Investasi...
Konferensi Investasi Arab Saudi Dimulai di Tengah Seruan Boikot
A A A
RIYADH - Konferensi Investasi Arab Saudi terus maju jalan meskipun ada tekanan Internasional untuk memboikot ajang tersebut menyusul tragedi kematian jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi. Akibat insiden itu, sekitar 40 peserta telah menarik diri dari KTT Saudi yang akan menghadirkan 150 pembicara dari 140 perusahaan.

Seruan boikot mencuat dalam mendesak Saudi untuk menyelesaikan kasus pembunuhan Khashoggi yang sempat menghilang pada tanggal 2 Oktober, lalu usai mengunjungi konsulat Saudi di Istanbul. Otoritas Turki sendiri menuduh jurnalis Saudi itu dibunuh oleh agen Saudi.

(Baca Juga: Bos JP Morgan Tarik Diri dari Konferensi Investasi Arab Saudi
BBC menyebutkan, nama-nama petinggi besar perusahaan serta tokoh ekonomi dunia memilih untuk tidak hadir dalam Konferensi Investasi Arab Saudi, meski ratusan lainnya tetap mendukung pertemuan investasi yang berlangsung di Riyadh. "Pembicaraan di antara para delegasi adalah pragmatisme, bahwa ada masa depan besar yang dipertaruhkan di Arab Saudi dan hambatan ini -betapapun mengejutkan dan luar biasa- pada akhirnya akan dapat diatasi."

Acara yang dijuluki 'Davos di Gurun' digelar selama tiga hari mulai 23 hingga 25 Oktober diselenggarakan dengan mendapatkan dukungan dari dana kekayaan negara Arab Saudi. Konferensi ini menjadi forum bagi tokoh bisnis, politisi dan kelompok masyarakat sipil untuk membahas topik yang terkait dengan pembangunan ekonomi, termasuk teknologi, tata kelola global dan lingkungan.

The Future Investment Initiative (FII) atau Konferensi Investasi Arab Saudi pertama kali diadakan tahun lalu dengan menampilkan diskusi tentang kecerdasan buatan, cryptocurrency hingga perubahan iklim. Putra Mahkota Saudi Arabia, Mohammed bin Salman juga mengumumkan investasi senilai sebesar USD500 miliar (setara 381 miliar pounds) di kota baru dan zona bisnis.

Konferensi ini bertujuan untuk menarik lebih banyak investasi asing ke Arab Saudi dan merupakan peluang bagi perusahaan untuk membangun hubungan dan mengamankan kontrak yang menguntungkan di Kerajaan. Salah satu tujuan pertemuan ini yakni menarik lebih banyak investasi asing ke Arab Saudi dan merupakan peluang bagi perusahaan untuk membangun hubungan dan mengamankan kontrak yang menguntungkan bagi Kerajaan.

Hal ini juga menjadi bagian dari "Visi 2020" negara Arab Saudi, yang mengusung rencana ekonomi untuk mendiversifikasi ekonomi Arab Saudi dan mengurangi ketergantungannya pada pendapatan dari sektor minyak dan gas (migas). Kerajaan Arab Saudi hingga saat ini masih menjadi salah satu produsen minyak terbesar di dunia, namun investasi asing telah menurun dalam beberapa tahun terakhir. Menurut PBB, investasi ke Saudi hanya USD1,4 miliar tahun lalu, turun dari USD12,2 miliar di 2012.

Penyelenggara mengatakan lebih dari 150 pembicara dan moderator akan menghadiri acara tersebut. Setidaknya 40 peserta mengatakan, mereka tidak akan datang dan memilih mundur. Di antaranya termasuk Chief Executive Officer JP Morgan, Siemens dan Blackrock serta Kepala IMF Christine Lagarde, dimana banyak di antaranya datang saat FII pertama kali digelar tahun lalu.

Sementara itu Sir Richard Branson juga menghentikan pembicaraan atas investasi dengan Saudi senilai USD1 miliar atau setara dengan 756 juta pounds dengan perusahannya Virgin. Beberapa media juga telah menarik dukungan mereka termasuk di dalamnya Bloomberg, CNN dan Financial Times. Di sisi lain daftar lengkap pembicara yang dikonfirmasi telah dihapus dari situs web Konferensi Investasi Arab Saudi.

Perusahaan konsultasi McKinsey, PWC, Ernst & Young, Deloitte, BCG, Oliver Wyman, dan Bain & Company semuanya disebut sebagai sponsor acara, bersama dengan perusahaan riset SWFI. Tidak ada yang menjawab pertanyaan tentang apakah mereka memiliki rencana untuk mundur atau tidak.

Mayoritas pembicara yang dikonfirmasi awal masih hadir termasuk Perdana Menteri (PM) Pakistan Imran Khan, Wakil Chairman PepsiCo, Mohmood Khan dan George Atta, pemimpin kota pintar global di Ernst & Young. BBC juga memahami bahwa beberapa tamu terkenal telah menarik dukungan mereka, meski begiti perwakilan dari bisnis mereka akan tetap hadir di konferensi.

Tak hanya petinggi perusahaan hingga tokoh ekonomi dunia, beberapa pemerintah juga memilih mundur dari ajang konferensi termasuk menteri dari Perancis, Australia, Selandia Baru dan Belanda. Menteri Perdagangan Inggris Liam Fox juga telah menolak hadir dalam Konferensi Investasi Arab Saudi tersebut.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin tidak akan menghadiri konferensi, tetapi mengatakan dia masih akan berada di Riyadh untuk pertemuan memberantas pendanaan terorisme. Simon Paul Collis, duta besar Inggris untuk Arab Saudi, akan tetap hadir, bersama dengan Simon Penney, Komisioner Perdagangan Inggris untuk Timur Tengah, Afghanistan dan Pakistan.

Sedangkan Kanselir Jerman Angela Merkel juga mengatakan, Berlin akan menangguhkan ekspor peralatan militer ke Arab Saudi ketika penyelidikan berlanjut ke hilangnya Khashoggi. Menteri Ekonomi Jerman Peter Altmaier mendesak negara-negara Eropa untuk bergabung dengan mereka. Bulan lalu, Jerman menyetujui penjualan senilai 416 juta euro (senilai 367,7 juta pounds) ke Arab Saudi.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6309 seconds (0.1#10.140)