Harga Minyak Perpanjang Penurunan Karena Janji Arab Saudi
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah pada perdagangan Rabu (24/10/2018) memperpanjang penurunan dari hari sebelumnya, karena janji Arab Saudi untuk menebus kemungkinan gangguan pasokan imbas sanksi AS terhadap ekspor minyak Iran pada 4 November mendatang.
Mengutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent International turun 7 sen menjadi USD76,37 per barel pada pukul 00:31 GMT. Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) lebih rendah 12 sen ke level USD66,31 per barel.
Menteri Industri dan Energi Kerajaan Arab Saudi, Khalid al-Falih mengatakan pada konferensi investasi di Riyadh, Selasa lalu, bahwa Arab Saudi akan meningkatkan produksi minyaknya untuk memenuhi keseimbangan pasokan. Dan hal ini juga untuk memenuhi permintaan para pelanggan minyak dunia.
Sebelumnya, pasar minyak sempat khawatir akan penerapan sanksi AS terhadap Iran pada bulan depan, yang bisa mengganggu kestabilan pasokan.
"Jadi harga minyak turun secara substansial karena janji Arab Saudi untuk menjamin kestabilan pasokan di pasar global," tulis Rivkin Securities Australia di Singapura.
Sementara itu, di Amerika Serikat, persediaan minyak mentah komersial naik sebesar 9,9 juta barel dalam seminggu hingga 19 Oktober, sehingga total menjadi 418,4 juta barel, demikian kata American Petroleum Institute.
Meski adanya janji Arab Saudi dan peningkatan minyak oleh Amerika, namun bank Morgan Stanley mengatakan keduanya itu membutuhkan waktu untuk melonjakkan persediaan. "Kami memperkirakan Brent akan mencapai USD85 per barel pada akhir tahun. Karena sanksi ekspor minyak Iran akan mengetatkan pasar menjelang akhir tahun".
Mengutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent International turun 7 sen menjadi USD76,37 per barel pada pukul 00:31 GMT. Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) lebih rendah 12 sen ke level USD66,31 per barel.
Menteri Industri dan Energi Kerajaan Arab Saudi, Khalid al-Falih mengatakan pada konferensi investasi di Riyadh, Selasa lalu, bahwa Arab Saudi akan meningkatkan produksi minyaknya untuk memenuhi keseimbangan pasokan. Dan hal ini juga untuk memenuhi permintaan para pelanggan minyak dunia.
Sebelumnya, pasar minyak sempat khawatir akan penerapan sanksi AS terhadap Iran pada bulan depan, yang bisa mengganggu kestabilan pasokan.
"Jadi harga minyak turun secara substansial karena janji Arab Saudi untuk menjamin kestabilan pasokan di pasar global," tulis Rivkin Securities Australia di Singapura.
Sementara itu, di Amerika Serikat, persediaan minyak mentah komersial naik sebesar 9,9 juta barel dalam seminggu hingga 19 Oktober, sehingga total menjadi 418,4 juta barel, demikian kata American Petroleum Institute.
Meski adanya janji Arab Saudi dan peningkatan minyak oleh Amerika, namun bank Morgan Stanley mengatakan keduanya itu membutuhkan waktu untuk melonjakkan persediaan. "Kami memperkirakan Brent akan mencapai USD85 per barel pada akhir tahun. Karena sanksi ekspor minyak Iran akan mengetatkan pasar menjelang akhir tahun".
(ven)