PLN Bangun PLTU Lontar Unit 4 Senilai Rp6 Triliun
A
A
A
TANGERANG - PT PLN (Persero) tengah mengerjakan proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Lontar Unit 4 berkapasitas 315 megawatt (MW) dengan nilai investasi sebesar Rp6 Triliun. Pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan tersebut merupakan komitmen PLN dalam meningkatkan keandalan sistem Jawa Bali khususnya di DKI Jakarta.
“PLTU Lontar Unit 4 kapasitas 1 x 315 MW ini akan memperkuat keandalan sistem Jawa Bali khususnya DKI Jakarta. Selain itu untuk memenuhi kebutuhan energi listrik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi regional dan suplai listrik DKI Jakarta dan Banten,” ujar Direktur Bisnis Regional PLN Jawa Bagian Barat Haryanto WS di sela acara Ceremonial Generator On Base PLTU Lontar Extension Unit 4 Kapasitas 315 MW, di PLTU Lontar, Tangerang, Banten, Selasa (30/10/2018)
Menurut dia PLTU Lontar Unit 4 tersebut dibangun oleh konsorsium di antaranya Sumitomo Corporation, Black & Veatch dan Satyamitra Surya Perkasa di atas lahan seluas 11 hektare (ha). Kontrak pembangunan proyek berlaku efektif sejak 1 April 2016 dibawahi oleh PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (UIP JBB) dengan pelaksanaan pengawasannya oleh PLN Unit Pelaksana Proyek Pembangkit Jawa Bagian Barat (UPP JBB).
“Setelah dilakukan pemasangan generator on base saya minta proyek ini dipercepat sehingga dapat beroperasi sesuai jadwal. Proyek ini ditargetkan dapat selesai September 2019,” kata dia.
Dia mengatakan, pembangunan proyek PLTU Lontar Unit 4 ini merupakan kelanjutan dari PLTU Lontar Unit 1,2 dan 3. Untuk PLTU Unit 1, 2 dan 3 telah beroperasi sebelumnya dengan kapasitas masing-masing sebesar 315 MW. “Sehingga total kapasitas seluruhnya yang dapat disuplai oleh PLTU Lontar Unit 1-4 nantinya menjadi 1.260 MW,” kata dia.
General Manager PLN UIP JBB Ratnasari Sjamsuddin menambahkan, PLTU Lontar Unit 4 disalurkan melalui sistem jaringan transmisi dan gardu induk (GI) PLN di Tangerang Baru dan GI di Cikupa.
Evakuasi daya yang dihasilkan oleh PLTU Lontar Unit 4 tersebut akan disalurkan melalui GIS 150 kilovolt (kV) jalur Tangerang Baru (ekstension line) dan jalur Cikupa. “Selanjutnya dari jaringan 150 kV kearah Tangerang baru dan juga menuju IBT 150 kV-500 kV ke arah Cikupa,” kata dia.
Lebih lanjut Ia menerangkan, PLTU tersebut juga merupakan merupakan pilot project program percepatan 35.000 MW dengan menggunakan bahan bakar batubara dengan tingkat efisiensi tinggi karena menggunakan teknologi supercritical untuk pembakaran boilernya. “Selain efisien juga ramah lingkungan. Nantinya kebutuhan batubara akan disuplai dari Sumatra,” jelasnya.
Sambung dia, PLTU Lontar Unit 4 tersebut merupakan wujud nyata PLN dalam melaksanakan program 35.000 MW. Untuk komposisi pendanaan pembangunan PLTU Lontar Unit 4 sebesar 30% menggunakan kas internal perusahaan dan 70% melalui pinjaman dari luar negeri yaitu JBIC (Japan Bank for International Cooperation).
“Sesuai arahan bapak presiden, kami terus berupaya menyelesaikan pembangunan pembangkit ini dengan target sesuai jadwal yaitu September 2019. Bahkan kalau bisa sebelum itu sudah bisa beroperasi,” tandasnya.
Ketua Konsorsium PLTU Lontar Unit 4 Eko Permanahadi menyatakan, bahwa banyak tantangan yang dihadapi untuk menyelesaikan proyek pembangkit tersebut. Namun pihaknya menyatakan kesiapannya untuk menyelesaikan pembangunan sesuai jadwal.
Dia mengatakan, dengan generator on base tersebut tujuannya untuk mempercepat milestone konstruksi. Bahkan pihaknya berjanji akan berusaha bersama konsorsium untuk terus melakukan percepatan supaya lekas selesai. “Apapun akan kita lakukan supaya dapat beroperasi sesuai jadwal. Salah satunya mempecepat konstruksi baja supaya lekas selesai,” ujar dia.
“PLTU Lontar Unit 4 kapasitas 1 x 315 MW ini akan memperkuat keandalan sistem Jawa Bali khususnya DKI Jakarta. Selain itu untuk memenuhi kebutuhan energi listrik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi regional dan suplai listrik DKI Jakarta dan Banten,” ujar Direktur Bisnis Regional PLN Jawa Bagian Barat Haryanto WS di sela acara Ceremonial Generator On Base PLTU Lontar Extension Unit 4 Kapasitas 315 MW, di PLTU Lontar, Tangerang, Banten, Selasa (30/10/2018)
Menurut dia PLTU Lontar Unit 4 tersebut dibangun oleh konsorsium di antaranya Sumitomo Corporation, Black & Veatch dan Satyamitra Surya Perkasa di atas lahan seluas 11 hektare (ha). Kontrak pembangunan proyek berlaku efektif sejak 1 April 2016 dibawahi oleh PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (UIP JBB) dengan pelaksanaan pengawasannya oleh PLN Unit Pelaksana Proyek Pembangkit Jawa Bagian Barat (UPP JBB).
“Setelah dilakukan pemasangan generator on base saya minta proyek ini dipercepat sehingga dapat beroperasi sesuai jadwal. Proyek ini ditargetkan dapat selesai September 2019,” kata dia.
Dia mengatakan, pembangunan proyek PLTU Lontar Unit 4 ini merupakan kelanjutan dari PLTU Lontar Unit 1,2 dan 3. Untuk PLTU Unit 1, 2 dan 3 telah beroperasi sebelumnya dengan kapasitas masing-masing sebesar 315 MW. “Sehingga total kapasitas seluruhnya yang dapat disuplai oleh PLTU Lontar Unit 1-4 nantinya menjadi 1.260 MW,” kata dia.
General Manager PLN UIP JBB Ratnasari Sjamsuddin menambahkan, PLTU Lontar Unit 4 disalurkan melalui sistem jaringan transmisi dan gardu induk (GI) PLN di Tangerang Baru dan GI di Cikupa.
Evakuasi daya yang dihasilkan oleh PLTU Lontar Unit 4 tersebut akan disalurkan melalui GIS 150 kilovolt (kV) jalur Tangerang Baru (ekstension line) dan jalur Cikupa. “Selanjutnya dari jaringan 150 kV kearah Tangerang baru dan juga menuju IBT 150 kV-500 kV ke arah Cikupa,” kata dia.
Lebih lanjut Ia menerangkan, PLTU tersebut juga merupakan merupakan pilot project program percepatan 35.000 MW dengan menggunakan bahan bakar batubara dengan tingkat efisiensi tinggi karena menggunakan teknologi supercritical untuk pembakaran boilernya. “Selain efisien juga ramah lingkungan. Nantinya kebutuhan batubara akan disuplai dari Sumatra,” jelasnya.
Sambung dia, PLTU Lontar Unit 4 tersebut merupakan wujud nyata PLN dalam melaksanakan program 35.000 MW. Untuk komposisi pendanaan pembangunan PLTU Lontar Unit 4 sebesar 30% menggunakan kas internal perusahaan dan 70% melalui pinjaman dari luar negeri yaitu JBIC (Japan Bank for International Cooperation).
“Sesuai arahan bapak presiden, kami terus berupaya menyelesaikan pembangunan pembangkit ini dengan target sesuai jadwal yaitu September 2019. Bahkan kalau bisa sebelum itu sudah bisa beroperasi,” tandasnya.
Ketua Konsorsium PLTU Lontar Unit 4 Eko Permanahadi menyatakan, bahwa banyak tantangan yang dihadapi untuk menyelesaikan proyek pembangkit tersebut. Namun pihaknya menyatakan kesiapannya untuk menyelesaikan pembangunan sesuai jadwal.
Dia mengatakan, dengan generator on base tersebut tujuannya untuk mempercepat milestone konstruksi. Bahkan pihaknya berjanji akan berusaha bersama konsorsium untuk terus melakukan percepatan supaya lekas selesai. “Apapun akan kita lakukan supaya dapat beroperasi sesuai jadwal. Salah satunya mempecepat konstruksi baja supaya lekas selesai,” ujar dia.
(akr)