Teknologi BJA Genjot Produksi Jagung Tiga Kali Lipat
A
A
A
JAKARTA - Penggunaan teknologi Budi Daya Jenuh Air (BJA) oleh Tim Ahli Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan PT FKS Multi Agro Tbk berhasil memproduksi jagung hingga tiga kali lipat.
Salah satu tim ahli IPB, Toyip Hadinata mengatakan penggunaan teknologi ini di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi, sukses menghasilkan panen jagung berlipat ganda, dari biasanya sekitar 2 ton menjadi rata-rata 6 ton per hektare. Sebelumnya para petani yang menanam jagung di lahan tersebut produksinya hanya sekitar 2 ton saja per hektare.
"Inovasi teknologi yang dapat diterapkan untuk mengatasi kendala di lahan pasang surut adalah dengan penerapan teknologi Budidaya Jenuh Air yang ditemukan oleh Profesor Munif Ghulamahdi," kata Toyip dalam keterangan rilisnya di Jakarta, Kamis (1/11/2018).
Melalui teknologi ini lahan pasang surut dapat dimanfaatkan menjadi lahan yang lebih produktif. Bahkan tinggi pohon jagungnya ada yang mencapai hampir tiga meter. Panen perdana jagung BJA tersebut berlangsung di Desa Karya Bhakti, Kecamatan Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi.
Panen dilaksanakan oleh Kepala Staf Kepresidenan (KSP) sekaligus Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal (Purn) Moeldoko, Asisten II Pemprov Jambi Agus Sunaryo, Bupati Tanjabtim Romi Haryanto, Wakil Bupati Tanjabtim Robby Nahliansyah, Komisaris PT FKS Multi Agro Fazwar Bujang, tim ahli IPB Prof Munif Ghulamahdi, Ketua DPP HKTI Jambi Usman Ermulan, dan sejumlah pimpinan aparat terkait.
Turut hadir dalam acara panen ini, antara lain, sejumlah kepala daerah pemkab di wilayah Jambi, pimpinan DPN HKTI, dan beberapa unsur pimpinan FKS Multi Agro seperti Po Indarto Gondo (direktur) dan Yanuar (mewakili pemegang saham). Tak ketinggalan sekitar 1.500 petani dari HKTI dan sejumlah poktan maupun gapoktan turut memeriahkan acara panen raya tersebut.
Potensi lahan pasang surut di Indonesia seluas 21 juta hektare, yang dapat dikembangkan untuk menjadi lahan pertanian mencapai 9 juta hektare. Akan tetapi lahan tersebut menghadapi kendala yang sangat komplek yaitu fisikokimia, infrastruktur, sumber daya manusia, dan pasar, sehingga sampai saat ini produktivitas tanaman pangan (jagung, kedelai dan padi) masih sangat rendah.
Ketua Umum HKTI Moeldoko menambahkan baginya, kesepahaman ini sesuai dengan visi dan misi HKTI sebagai lembaga yang bertugas menjembatani kepentingan petani dengan berbagai pihak.
"HKTI akan berperan sebagai bridging institution dalam sistem inovasi pertanian. Dimulai dengan membangun kemitraan riset dengan universitas, perusahaan, pemerintah dan komunitas (civil society)," kata Moeldoko.
PT FKS Multi Agro juga menyatakan siap mendukung setiap program pengembangan pertanian dan pangan Indonesia. FKS Multi Agro Tbk berdiri sejak 27 Juni 1992 dengan nama PT Fishindo Kusuma Sejahtera (FKS) dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada 1993. Perusahaan ini FKS menjadi pemasok terbesar untuk bahan baku di sektor pakan dan pangan.
Salah satu tim ahli IPB, Toyip Hadinata mengatakan penggunaan teknologi ini di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi, sukses menghasilkan panen jagung berlipat ganda, dari biasanya sekitar 2 ton menjadi rata-rata 6 ton per hektare. Sebelumnya para petani yang menanam jagung di lahan tersebut produksinya hanya sekitar 2 ton saja per hektare.
"Inovasi teknologi yang dapat diterapkan untuk mengatasi kendala di lahan pasang surut adalah dengan penerapan teknologi Budidaya Jenuh Air yang ditemukan oleh Profesor Munif Ghulamahdi," kata Toyip dalam keterangan rilisnya di Jakarta, Kamis (1/11/2018).
Melalui teknologi ini lahan pasang surut dapat dimanfaatkan menjadi lahan yang lebih produktif. Bahkan tinggi pohon jagungnya ada yang mencapai hampir tiga meter. Panen perdana jagung BJA tersebut berlangsung di Desa Karya Bhakti, Kecamatan Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi.
Panen dilaksanakan oleh Kepala Staf Kepresidenan (KSP) sekaligus Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal (Purn) Moeldoko, Asisten II Pemprov Jambi Agus Sunaryo, Bupati Tanjabtim Romi Haryanto, Wakil Bupati Tanjabtim Robby Nahliansyah, Komisaris PT FKS Multi Agro Fazwar Bujang, tim ahli IPB Prof Munif Ghulamahdi, Ketua DPP HKTI Jambi Usman Ermulan, dan sejumlah pimpinan aparat terkait.
Turut hadir dalam acara panen ini, antara lain, sejumlah kepala daerah pemkab di wilayah Jambi, pimpinan DPN HKTI, dan beberapa unsur pimpinan FKS Multi Agro seperti Po Indarto Gondo (direktur) dan Yanuar (mewakili pemegang saham). Tak ketinggalan sekitar 1.500 petani dari HKTI dan sejumlah poktan maupun gapoktan turut memeriahkan acara panen raya tersebut.
Potensi lahan pasang surut di Indonesia seluas 21 juta hektare, yang dapat dikembangkan untuk menjadi lahan pertanian mencapai 9 juta hektare. Akan tetapi lahan tersebut menghadapi kendala yang sangat komplek yaitu fisikokimia, infrastruktur, sumber daya manusia, dan pasar, sehingga sampai saat ini produktivitas tanaman pangan (jagung, kedelai dan padi) masih sangat rendah.
Ketua Umum HKTI Moeldoko menambahkan baginya, kesepahaman ini sesuai dengan visi dan misi HKTI sebagai lembaga yang bertugas menjembatani kepentingan petani dengan berbagai pihak.
"HKTI akan berperan sebagai bridging institution dalam sistem inovasi pertanian. Dimulai dengan membangun kemitraan riset dengan universitas, perusahaan, pemerintah dan komunitas (civil society)," kata Moeldoko.
PT FKS Multi Agro juga menyatakan siap mendukung setiap program pengembangan pertanian dan pangan Indonesia. FKS Multi Agro Tbk berdiri sejak 27 Juni 1992 dengan nama PT Fishindo Kusuma Sejahtera (FKS) dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada 1993. Perusahaan ini FKS menjadi pemasok terbesar untuk bahan baku di sektor pakan dan pangan.
(ven)