Pertumbuhan Ekonomi RI 2019 Diproyeksi Akan Membaik
A
A
A
DEPOK - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik di tahun 2019. Hal ini dikarenakan pemerintah terus meningkatkan penyelesaian pembangunan infrastruktur.
"Penyelesaian pembangunan infrastruktur diperkirakan tetap menjadi salah satu pendorong investasi. Tingkat konsumsi diperkirakan masih tumbuh baik, terutama bersumber dari penciptaan lapangan kerja dan tingkat inflasi yang terjaga," ujar Suahasil di Universitas Indonesia, Depok.
Kendati demikian, terang dia pada tahun 2019 terdapat banyak tantangan, termasuk tekanan dari volatilitas sektor keuangan global yang bersumber dari kebijakan moneter AS dan ketidakpastian dalam perdagangan global akibat perang dagang. Untuk itu Kebijakan fiskal diarahkan untuk memperkuat pertumbuhan investasi di tengah upaya menjaga stabilitas perekonomian (stability over growth).
"Kita terus didorong sebagai penggerak pertumbuhan. Fokus pada industri unggulan, di antaranya pangan, tekstil, otomotif, kimia, dan elektronik sejalan dengan roadmap Making Indonesia 4,0," paparnya.
Sebagai informasi, sektor Perdagangan diperkirakan meningkat seiring daya beli masyarakat yang terjaga serta meningkatnya aktivitas distribusi barang dan jasa domestik serta ekspor-impor. Sektor Konstruksi tetap konsisten tumbuh tinggi seiring dengan investasi bangunan dan keberlanjutan proyek-proyek pembangunan infrastruktur.
Sementara sektor Transportasi dan pergudangan tumbuh tinggi didukung pembangunan infrastruktur transportasi baru seperti jalan tol, bandara, dan pelabuhan, serta beroperasinya moda transportasi baru di kota-kota besar seperti MRT dan LRT. Serta sektor Penyediaan Akomodasi Makan Minum diperkirakan tumbuh tinggi sejalan dengan pencanangan beberapa destinasi wisata baru, serta pemasaran ‘Wonderful Indonesia’.
"Penyelesaian pembangunan infrastruktur diperkirakan tetap menjadi salah satu pendorong investasi. Tingkat konsumsi diperkirakan masih tumbuh baik, terutama bersumber dari penciptaan lapangan kerja dan tingkat inflasi yang terjaga," ujar Suahasil di Universitas Indonesia, Depok.
Kendati demikian, terang dia pada tahun 2019 terdapat banyak tantangan, termasuk tekanan dari volatilitas sektor keuangan global yang bersumber dari kebijakan moneter AS dan ketidakpastian dalam perdagangan global akibat perang dagang. Untuk itu Kebijakan fiskal diarahkan untuk memperkuat pertumbuhan investasi di tengah upaya menjaga stabilitas perekonomian (stability over growth).
"Kita terus didorong sebagai penggerak pertumbuhan. Fokus pada industri unggulan, di antaranya pangan, tekstil, otomotif, kimia, dan elektronik sejalan dengan roadmap Making Indonesia 4,0," paparnya.
Sebagai informasi, sektor Perdagangan diperkirakan meningkat seiring daya beli masyarakat yang terjaga serta meningkatnya aktivitas distribusi barang dan jasa domestik serta ekspor-impor. Sektor Konstruksi tetap konsisten tumbuh tinggi seiring dengan investasi bangunan dan keberlanjutan proyek-proyek pembangunan infrastruktur.
Sementara sektor Transportasi dan pergudangan tumbuh tinggi didukung pembangunan infrastruktur transportasi baru seperti jalan tol, bandara, dan pelabuhan, serta beroperasinya moda transportasi baru di kota-kota besar seperti MRT dan LRT. Serta sektor Penyediaan Akomodasi Makan Minum diperkirakan tumbuh tinggi sejalan dengan pencanangan beberapa destinasi wisata baru, serta pemasaran ‘Wonderful Indonesia’.
(akr)