Harga Minyak Dunia Naik di Tengah Harapan Pengurangan Produksi OPEC

Senin, 19 November 2018 - 10:05 WIB
Harga Minyak Dunia Naik...
Harga Minyak Dunia Naik di Tengah Harapan Pengurangan Produksi OPEC
A A A
SINGAPURA - Harga minyak dunia mengalami kenaikan pada awal perdagangan, Senin (19/11/2018) setelah para pelaku pasar berharap eksportir Arab Saudi mampu mendorong produsen Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) mengurangi pasokan menjelang akhir tahun. Meski begitu pasar tetap waspada terkait potensi penurunan permintaan.

Sentimen pasar masih lemah mengiringi sinyal perlambatan permintaan seiring perselisihan dalam perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia, Amerika Serikat versua China. Seperti dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan internasional diperdagangkan ke level USD67,29 per barel pada pukul 00.45 GMT.

Angka tersebut lebih tinggi sampai dengan 53 sen atau dekat 0,8% dari sesi terakhir sebelumnya. Sementara harga minyak mentah berjangka AS yakni West Texas Intermediate (WTI) CLc1 mencatat kenaikan sebesar 61 sen atau setara dengan 1,1% menjadi USD57,07 per barel. "Radar bullish pasar masih menunggu uOPEC untuk memberikan beberapa potong cukup besar," kata Stephen Innes, kepala perdagangan untuk Asia-Pasifik di pialang berjangka Oanda di Singapura.

Negara pengekspor minyak yang tergabung dalam OPEC memutuskan secara de facto dengan dipimpin oleh Arab Saudi, telah mendorong produsen top dunia serta sekutu-sekutunya untuk memotong pasokan mencapai 1 juta hingga 1,4 juta barel per hari (bpd) untuk menyesuaikan perlambatan angka pertumbuhan permintaan dan mencegah kelebihan pasokan.

Walaupun mencetak keuntungan pada perdagangan awal pekan, harga minyak mentah tetap di bawah posisi puncak hampir seperempat pada awal Oktober, setelah terbebani oleh gejolak pasokan dan perlambatan angka pertumbuhan permintaan. Dari sisi permintaan, impor minyak mentah China pada Oktober yang terbesar keempat di dunia, tetapi secara struktural menurun.

Hal tersebut disebabkab karena berkurangnya populasi dan meningkatkan efisiensi energi, sehingga membuat permintaan lebih rendah 7,7% dari bulan yang sama tahun lalu, 2,77 juta barel per hari (bpd), seperti disampaikan Departemen Keuangan pada hari Senin. Kondisi ini terjadi ketika pasokan di Amerika Serikat bergelombang. Perusahaan-perusahaan energi AS ditambahkan dua rig minyak dalam pekan ini hingga 16 November, membawa jumlah total 888.

Tambahan itu menjadi level tertinggi sejak Maret tahun 2015, berdasarkab laporan mingguan oleh perusahaan jasa energi Baker Hughes. Meningkatnya kegiatan pengeboran menunjukkan kenaikan lebih lanjut dalam produksi minyak mentah AS, yang sudah melonjak hampir seperempat tahun ini, untuk 11,7 juta bpd.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.0728 seconds (0.1#10.140)