Dongkrak Konsumsi Nasional, KKP Gencar Kampanye Gemar Makan Ikan
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus menggaungkan kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan). Hal ini demi meningkatkan konsumsi ikan nasional.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Rifky Effendi Hardijanto, menegaskan bahwa meski konsumsi ikan dalam negeri setiap tahun meningkat, tapi pihaknya terus dan tidak akan berhenti menggaungkan kampanye tersebut. “Kami selalu mengajak seluruh elemen agar bersama-sama menggaungkan Gemar ikan kepada masyarakat,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (24/11).
Saat ini, kata dia, konsumsi ikan nasional trennya selalu naik. Data KKP memperlihatkan bahwa sepanjang lima tahun belakangan, target konsumsi ikan per kapita tahunnya selalu meningkat. Tahun 2014 konsumsi ikan sebesar 38,14 kg per kapita per tahun, tahun 2015 40,9 kg per kapita per tahun, tahun 2016 43,88 kg per kapita per tahun, tahun 2017 47,12 kg per kapita per tahun, tahun 2018 50 kg per kapita per tahun.
Sementara, untuk tahun 2019 nanti, target konsumsi perikanan nasional menjadi 54,49 per kapita per tahun. Artinya, hampir per tahunnya target konsumsi ikan nasional selalu terpenuhi bahkan tidak jarang melebihi target yang ditetapkan. “Ini bukti kalau masyarakat kita sudah mulai sadar akan pentingnya mengonsumsi ikan bagi kesehatan,” imbuh dia.
Pihaknya akan terus mendengungkan akan pentingnya konsumsi ikan. Pasalnya, ikan sangat berperan penting dalam Gerakan Peningkatan Gizi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1.000 HPK), dimana dapat mengurangi permasalahan balita stunting dan kurang gizi.
Menurutnya, dampak dari kurang gizi dapat menyebabkan ‘Otak Kosong’ bersifat permanen tak terpulihkan yang bermutu sumber daya manusia yang rendah sehingga dapat menjadi beban suatu negara. Karenanya, guna mencegah masalah tersebut, kata dia, KKP pun menggagas Seafood Lovers Millenial.
Rifky berujar, latar belakang digagasnya Seafood Lovers Millenial ini sendiri selain ingin membangun budaya makan ikan ke arah yang kekinian atau lebih modern. Hal ini juga berkaitan dengan Indonesia yang akan mendapat anugerah bonus demografi selama rentang waktu 2020-2035, yang akan mencapai puncaknya pada 2030.
“Tahun 2030 Indonesia akan dapat bonus demografi dalam bentuk kelompok usia produktif yang mendominasi populasi. Ini sungguh luar biasa. Makanya kita harus cetak, generasi emas kita yang sehat dan pintar. Dari sinilah upaya kita mengajak masyarakat untuk terus mengkonsumsi makan ikan," tandasnya.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Rifky Effendi Hardijanto, menegaskan bahwa meski konsumsi ikan dalam negeri setiap tahun meningkat, tapi pihaknya terus dan tidak akan berhenti menggaungkan kampanye tersebut. “Kami selalu mengajak seluruh elemen agar bersama-sama menggaungkan Gemar ikan kepada masyarakat,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (24/11).
Saat ini, kata dia, konsumsi ikan nasional trennya selalu naik. Data KKP memperlihatkan bahwa sepanjang lima tahun belakangan, target konsumsi ikan per kapita tahunnya selalu meningkat. Tahun 2014 konsumsi ikan sebesar 38,14 kg per kapita per tahun, tahun 2015 40,9 kg per kapita per tahun, tahun 2016 43,88 kg per kapita per tahun, tahun 2017 47,12 kg per kapita per tahun, tahun 2018 50 kg per kapita per tahun.
Sementara, untuk tahun 2019 nanti, target konsumsi perikanan nasional menjadi 54,49 per kapita per tahun. Artinya, hampir per tahunnya target konsumsi ikan nasional selalu terpenuhi bahkan tidak jarang melebihi target yang ditetapkan. “Ini bukti kalau masyarakat kita sudah mulai sadar akan pentingnya mengonsumsi ikan bagi kesehatan,” imbuh dia.
Pihaknya akan terus mendengungkan akan pentingnya konsumsi ikan. Pasalnya, ikan sangat berperan penting dalam Gerakan Peningkatan Gizi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1.000 HPK), dimana dapat mengurangi permasalahan balita stunting dan kurang gizi.
Menurutnya, dampak dari kurang gizi dapat menyebabkan ‘Otak Kosong’ bersifat permanen tak terpulihkan yang bermutu sumber daya manusia yang rendah sehingga dapat menjadi beban suatu negara. Karenanya, guna mencegah masalah tersebut, kata dia, KKP pun menggagas Seafood Lovers Millenial.
Rifky berujar, latar belakang digagasnya Seafood Lovers Millenial ini sendiri selain ingin membangun budaya makan ikan ke arah yang kekinian atau lebih modern. Hal ini juga berkaitan dengan Indonesia yang akan mendapat anugerah bonus demografi selama rentang waktu 2020-2035, yang akan mencapai puncaknya pada 2030.
“Tahun 2030 Indonesia akan dapat bonus demografi dalam bentuk kelompok usia produktif yang mendominasi populasi. Ini sungguh luar biasa. Makanya kita harus cetak, generasi emas kita yang sehat dan pintar. Dari sinilah upaya kita mengajak masyarakat untuk terus mengkonsumsi makan ikan," tandasnya.
(akr)