ASEAN, Jepang, Korea, dan China Sepakat Perkuat Kampanye Green Jobs
A
A
A
KUALA LUMPUR - Pertemuan para menteri ketenagakerjaan negara-negara ASEAN atau ASEAN Labour Ministers Meeting (ALMM) ke-25 dan ALMM plus Jepang, Korea dan China (ALMM+3) di Kuala Lumpur, Malaysia, menghasilkan komitmen bersama untuk mengkampanyekan green jobs, yakni mengupayakan lapangan pekerjaan dengan tetap mempertimbangakan kelestarian lingkungan.
“ASEAN, Jepang, Korea dan China sepakat untuk terus mengkampanyekan dan mengupayakan green jobs. Ini adalah komitmen yang sangat positif, dimana lapangan pekerjaan terus diciptakan untuk pembangunan ekonomi, namun juga sangat mempertimbangkan mengurangi dampak negatif bagi lingkungan,” kata Menteri Ketenagakerjaan RI M Hanif Dhakiri di Kuala Lumpur, Jumat, (30/11/2018).
Komitmen tersebut memiliki momentum yang tepat dengan keniscayaan global arus pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi revolusi industri 4.0, di mana pertumbuhan ekonomi tak hanya bertujuan meningkatkan kesejahteraan manusia, namun juga sangat mempertimbangkan keberlangsungan lingkungan untuk generasi mendatang.
Revolusi industri 4.0 juga mengubah konsep industri global, dari yang semula bertumpu pada sumber daya alam, bergeser pada kekuatan ilmu pengetahuan, inovasi serta kolaborasi. "Industri pertambangan mengalami keterbatasan cadangan tambang serta dihadapkan pada dampak eksploitasi lingkungan. Semenara ilmu pengetahuan dan inovasi akan terus berkembang. Inilah pentingnya investasi Sumber Daya Manusia," kata Hanif.
Terkait dengan Green Jobs, menurut Menteri Hanif, Indonesia telah melakukan berbagai langkah yang sejalan dengan isu tersebut. Antara lain dengan menggenjot pelatihan vokasi untuk meningkatkan skill dan kompetensi pekerja yang di dalamnya terkandung green skills, green productivity serta keselamatan dan kesehatan kerja. Kalangan perguruan tinggi juga dilibatkan dalam pengembangan green productivity dan green accounting.
“ASEAN, Jepang, Korea dan China sepakat untuk terus mengkampanyekan dan mengupayakan green jobs. Ini adalah komitmen yang sangat positif, dimana lapangan pekerjaan terus diciptakan untuk pembangunan ekonomi, namun juga sangat mempertimbangkan mengurangi dampak negatif bagi lingkungan,” kata Menteri Ketenagakerjaan RI M Hanif Dhakiri di Kuala Lumpur, Jumat, (30/11/2018).
Komitmen tersebut memiliki momentum yang tepat dengan keniscayaan global arus pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi revolusi industri 4.0, di mana pertumbuhan ekonomi tak hanya bertujuan meningkatkan kesejahteraan manusia, namun juga sangat mempertimbangkan keberlangsungan lingkungan untuk generasi mendatang.
Revolusi industri 4.0 juga mengubah konsep industri global, dari yang semula bertumpu pada sumber daya alam, bergeser pada kekuatan ilmu pengetahuan, inovasi serta kolaborasi. "Industri pertambangan mengalami keterbatasan cadangan tambang serta dihadapkan pada dampak eksploitasi lingkungan. Semenara ilmu pengetahuan dan inovasi akan terus berkembang. Inilah pentingnya investasi Sumber Daya Manusia," kata Hanif.
Terkait dengan Green Jobs, menurut Menteri Hanif, Indonesia telah melakukan berbagai langkah yang sejalan dengan isu tersebut. Antara lain dengan menggenjot pelatihan vokasi untuk meningkatkan skill dan kompetensi pekerja yang di dalamnya terkandung green skills, green productivity serta keselamatan dan kesehatan kerja. Kalangan perguruan tinggi juga dilibatkan dalam pengembangan green productivity dan green accounting.
(akn)