Realisasi Subsidi Energi Akhir Tahun Diproyeksi Rp163,5 Triliun

Rabu, 05 Desember 2018 - 21:26 WIB
Realisasi Subsidi Energi Akhir Tahun Diproyeksi Rp163,5 Triliun
Realisasi Subsidi Energi Akhir Tahun Diproyeksi Rp163,5 Triliun
A A A
DENPASAR - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksikan bahwa penuruan harga minyak mentah dunia tidak akan merubah realisasi subsidi energi di akhir tahun 2018 yang tidak jauh dari target. Berdasarkan outlook pemerintah, anggaran yang dialokasikan untuk subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik tersebut akan mencapai Rp163,5 triliun hingga akhir tahun.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani menyebutkan, kemungkinan realisasi subsidi BBM bisa lebih rendah dari prediksi sebelumnya. "Dari evaluasi kita, subsidi energi tidak banyak perubahan. Nanti kita akan menyesuaikan dengan kondisi aktual dengan perkembangan harga minyak dan nilai tukar rupiah menjadi salah satu basis perhitungan energi setiap tahun," jelasnya di Denpasar.

Selain itu, terang dia besaran outlook tersebut ditetapkan dengan menyesuaikan pada kebijakan baru, yaitu subsidi solar yang naik dari Rp500 menjadi Rp2.000 per liter, juga tambahan subsidi bagi pengguna listrik di bawah VA.

"Subsidi BB dan listrik kalau outlook laporan semester I 2018 itu Rp3 triliun, termasuk kebijakan perubahan di situ berubah dari solar Rp500 jadi Rp2.000, listrik juga ditambah ke pengguna 900 Va ke bawah yang memang patut disubsidi," katanya.

Namun, Askolani enggan menyebut berapa proyeksi realisasi subsidi energi yang baru, setelah memperhitungkan fluktuasi ICP maupun nilai tukar sepanjang paruh kedua tahun ini. Tapi ia mengakui, pergerakan harga minyak yang melemah signifikan sejak pertengahan November lalu bakal berdampak ke realisasi subsidi, khususnya subsidi BBM. "Wong belum jalan apanya yang mau direvisi, akan dievaluasi setelah jalan. Januari aja belum jalan, sabar ya," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5593 seconds (0.1#10.140)