Harga Minyak Mentah Dunia Naik Tipis di Tengah Gangguan Ekspor Libya

Selasa, 11 Desember 2018 - 12:20 WIB
Harga Minyak Mentah Dunia Naik Tipis di Tengah Gangguan Ekspor Libya
Harga Minyak Mentah Dunia Naik Tipis di Tengah Gangguan Ekspor Libya
A A A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia naik tipis pada perdagangan, Selasa (11/12/2018) setelah Perusahaan Minyak Nasional Libya mengumumkan ada gangguan pada ekspor minyak mereka. Hal ini terjadi setelah ladang minyak El Sharara disita akhir pekan kemarin oleh kelompok milisi lokal.

Meski demikian seperti dilansir Reuters hari ini, sentimen keseluruhan pada harga minyak tetap lemah di tengah kekhawatiran atas pasar saham global. Ditambah keraguan bahwa pemotongan pasokan yang dipimpin Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) tidak akan cukup untuk mengendalikan kelebihan pasokan.

Tercatat harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan Internasional diperdagangkan ke level USD60,19 per barel pada pukul 03.36 GMT, atau meningkat 19 sen yang setara 0,3% dari penutupan terakhir sebelumnya. Sedangkan harga minyak AS West Texas Intermediate (WTI) berada di posisi USD51,16 per barel atau naik 16 sen.

Perusahaan Minyak Nasional Libya (NOC) mengumumkan, adanya force majeure pada aktivitas ekspor dari ladang minyak El Sharara, yang merupakan sumber minyak terbesar di negara tersebut. Penyebabkan karena disita oleh sebuah kelompok milisi pada akhir pekan kemarin.

NOC mengatakan penutupan akan menimbulkan kerugian produksi hingga 315.000 barel per hari (bpd) dan kerugian tambahan 73.000 bpd di ladang minyak El Feel. Kenaikan terjadi setelah harga minyak mentah turun 3% pada sesi sebelumnya di tengah berlanjutnya pelemahan di pasar saham global

Sentimen lainnya datang dari kekhawatiran bahwa perlambatan pertumbuhan permintaan minyak dapat mengikis pemotongan pasokan yang diumumkan pekan lalu oleh OPEC dan beberapa lainnya Produsen di luar OPEC termasuk Rusia. Harga minyak minyak mentah berjangka telah kehilangan sekitar sepertiga dari nilai mereka sejak awal Oktober di tengah kemerosotan pasar keuangan dan suplai minyak yang terus meningkat.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4194 seconds (0.1#10.140)