Awak Mobil Tangki PT GUN Minta Pendemo Sudahi Aksi

Selasa, 15 Januari 2019 - 20:07 WIB
Awak Mobil Tangki PT GUN Minta Pendemo Sudahi Aksi
Awak Mobil Tangki PT GUN Minta Pendemo Sudahi Aksi
A A A
JAKARTA - Setelah manajemen, kini giliran para awak mobil tangki (AMT) di bawah naungan PT Garda Utama Nasional (GUN) menyayangkan aksi demonstrasi yang dilakukan mantan rekan mereka belum lama ini. Mereka mengimbau mantan rekan-rekannya menyudahi aksi demonya.

"Sangat disayangkan karena mereka membawa nama AMT. Padahal mereka itu sudah tidak aktif lagi sebagai awak mobil tangki, tentunya kami merasa sedikit terusik dan malu kepada masyarakat atas aksi yang membawa-bawa nama AMT itu," kata Judi Laksono salah seorang AMT kepada wartawan di Jakarta, Selasa (15/1/2019).

Dia menegaskan, tidak ada alasan untuk ikut-ikutan melakukan demo atau mogok kerja sepanjang semua hak-hak para awak mobil tangki diperhatikan dan dipenuhi perusahaan, dalam hal ini PT GUN. Hal senada disampaikan anggota AMT lainnya, Yogi Koharuddin. Menurutnya, aksi yang dilakukan mantan rekannya itu justru menimbulkan kesan yang kurang bagus di masyarakat."Kita di sini bekerja dengan tenang dan mengikuti prosedur perusahaan yang ada, tapi ternyata di luar sana ada yang mengaku sebagai AMT menggelar demo, bahkan di depan Istana," cetusnya.
Awak mobil tangki lainnya, Josua Ferdinand mengaku hak-haknya sebagai karyawan di PT GUN sudah dipenuhi perusahaan, mulai dari jaminan sosial ketenagakerjaan hingga hak cuti dan sebagainya. "Bahkan kalau ada urusan keluarga mendadak yang harus kita lakukan dan tidak bisa ditinggal, kita bisa minta izin dan langsung diberikan. Jadi sangat fleksibel. Yang penting komunikasi dan ada laporannya," tandasnya.

Terkait persoalan demo para mantan sopir mobil tangki, Judi menceritakan bahwa pada saat peralihan dari PT Sapta Sarana Sejahtera (SSS) ke PT GUN 2017 lalu, seluruh AMT yang saat itu masih aktif sudah diberikan uang peralihan. Setelah itu, PT GUN memberikan kesempatan kepada semua AMT yang sebelumnya terikat dengan PT SSS untuk menjadi anggota AMT di bawah naungan PT GUN.

"Tentu saja dengan menjalani masa percobaan selama 3 bulan dan pada saat itu memang ada sebagian kecil yang tidak lolos," jelas Judi.

Persoalannya, kata dia, muncul karena saat itu ada sekelompok AMT yang tidak mau melaksanakan kewajibannya sebagai karyawan dengan alasan toleransi terhadap teman-temannya yang tidak lolos masa percobaan. "Mereka ini yang akhirnya bergabung dengan teman-teman yang tidak lolos masa percobaan dan menolak bekerja jika yang tidak lolos masa percobaan tidak dipekerjakan juga, dan berbuntut hingga saat ini," bebernya.

Mereka pun menilai tuntutan para pendemo yang minta diangkat sebagai karyawan PT Pertamina Patra Niaga sangat tidak masuk akal. "Kami ini kan terikat kontrak dengan vendor, dalam hal ini PT GUN, kenapa menuntut untuk diangkat sebagai karyawan Pertamina Patra Niaga," tuturnya. Karena itu, mereka pun mengimbau rekan-rekannya untuk berhenti menggelar aksi-aksi tersebut.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3651 seconds (0.1#10.140)