Goldman Sachs Peringatkan Investasi Inggris Bakal Dihantam Brexit
A
A
A
LONDON - Kepala eksekutif baru Goldman Sachs mengatakan, bahwa Brexit yang belum juga mencapai kata sepakat dinilai bakal berdampak negatif pada investasi di Inggris. David Solomon mengatakan kepada BBC meskipun terdapat beberapa jumlah pegawai yang kehilangan pekerjaan di Inggris, bank telah menambah staf mereka di Uni Eropa (UE) dalam dua tahun terakhir.
Hasil negosiasi Brexit akan mempengaruhi keputusan tentang pekerja serta sumber daya, seperti disampaikan Goldman. Raksasa Wall Street tersebut telah mempekerjakan 6.000 orang di Inggris. "Jika ini (Brexit) diselesaikan dengan cara yang sulit, saya pikir bakal berdampak terhadap mereka yang ingin berinvestasi. Dimana kami harus menempatkan para pekerja," ujar David.
Sambung dia menambahkan, semua hal ini menurutnya pada akhirnya berdampak pada keputusan investasi dan keputusan bisnis yang dibuat semuanya sebagai pemimpin bisnis. Terpantau beberapa staf Goldman UK, yang diyakini mencapai lusinan telah diminta untuk pindah ke lokasi lain di Eropa. Namun, bank telah menambahkan ratusan staf ke kantornya di Frankfurt, Paris, Stockholm, Milan dan Madrid.
Walaupun Brexit menjadi kekhawatiran perbankan, namun kepindahan Inggris dari UE bukan satu-satunya yang berada dalam daftar ketakutan perbankan. Sentimen lain yang menjadi sorotan mengarah pada hubungan penuh ketegangan antara dua ekonomi terbesar di dunia yakni Amerika Serikat dan China. Sementara beberapa orang melihat AS sebagai agresor dalam perang dagang dengan China, Salomo bersimpati dengan ambisi Donald Trump untuk mengatur ulang peraturan.
"Saya pikir pemerintah telah melakukan hal yang benar. Saya pikir ada ketidakseimbangan dalam cara AS dan China saling berhubungan, terutama keterbukaan yang dimiliki China saat berhubungan dengan bisnis AS. Kami ingin melihat medan permainan yang seimbang dalam teknologi dan investasi kami selama jangka waktu yang lama untuk terlindungi," kata Solomon kepada BBC.
Lebih lanjut, Ia berharap bahwa AS dan China dapat menyelesaikan perbedaan mereka pada bulan Maret, atau tanggal dimana AS berencana untuk memperkenalkan gelombang baru tarif yang lebih tinggi pada impor dari China. Dalam pidatonya, Ia juga menerangkan ketegangan perdagangan antara negara-negara adidaya ekonomi dapat menyebabkan dunia mengalami perlambatan serius.
Bos Goldman mengatakan dia tidak berpikir resesi global sudah dekat, tetapi dia mengatakan ada peluang 15% dari penurunan di AS tahun ini, dan peluang 50% tahun depan. Baik Solomon, maupun siapa pun di Davos, tidak siap untuk membuat perkiraan yang tepat tentang peluang Brexit yang tidak mencapai kesepakatan yang ditakuti oleh sebagian besar pebisnis.
Hasil negosiasi Brexit akan mempengaruhi keputusan tentang pekerja serta sumber daya, seperti disampaikan Goldman. Raksasa Wall Street tersebut telah mempekerjakan 6.000 orang di Inggris. "Jika ini (Brexit) diselesaikan dengan cara yang sulit, saya pikir bakal berdampak terhadap mereka yang ingin berinvestasi. Dimana kami harus menempatkan para pekerja," ujar David.
Sambung dia menambahkan, semua hal ini menurutnya pada akhirnya berdampak pada keputusan investasi dan keputusan bisnis yang dibuat semuanya sebagai pemimpin bisnis. Terpantau beberapa staf Goldman UK, yang diyakini mencapai lusinan telah diminta untuk pindah ke lokasi lain di Eropa. Namun, bank telah menambahkan ratusan staf ke kantornya di Frankfurt, Paris, Stockholm, Milan dan Madrid.
Walaupun Brexit menjadi kekhawatiran perbankan, namun kepindahan Inggris dari UE bukan satu-satunya yang berada dalam daftar ketakutan perbankan. Sentimen lain yang menjadi sorotan mengarah pada hubungan penuh ketegangan antara dua ekonomi terbesar di dunia yakni Amerika Serikat dan China. Sementara beberapa orang melihat AS sebagai agresor dalam perang dagang dengan China, Salomo bersimpati dengan ambisi Donald Trump untuk mengatur ulang peraturan.
"Saya pikir pemerintah telah melakukan hal yang benar. Saya pikir ada ketidakseimbangan dalam cara AS dan China saling berhubungan, terutama keterbukaan yang dimiliki China saat berhubungan dengan bisnis AS. Kami ingin melihat medan permainan yang seimbang dalam teknologi dan investasi kami selama jangka waktu yang lama untuk terlindungi," kata Solomon kepada BBC.
Lebih lanjut, Ia berharap bahwa AS dan China dapat menyelesaikan perbedaan mereka pada bulan Maret, atau tanggal dimana AS berencana untuk memperkenalkan gelombang baru tarif yang lebih tinggi pada impor dari China. Dalam pidatonya, Ia juga menerangkan ketegangan perdagangan antara negara-negara adidaya ekonomi dapat menyebabkan dunia mengalami perlambatan serius.
Bos Goldman mengatakan dia tidak berpikir resesi global sudah dekat, tetapi dia mengatakan ada peluang 15% dari penurunan di AS tahun ini, dan peluang 50% tahun depan. Baik Solomon, maupun siapa pun di Davos, tidak siap untuk membuat perkiraan yang tepat tentang peluang Brexit yang tidak mencapai kesepakatan yang ditakuti oleh sebagian besar pebisnis.
(akr)