Populasi Motor Listrik Ditargetkan Mencapai 2,1 Juta Unit
A
A
A
SURA - Pemerintah mencanangkan target peningkatan populasi kendaraan bertenaga listrik atau hybrid pada 2025 mencapai 2.200 unit mobil dan 2,1 juta unit sepeda motor.
Energi Baru Terbarukan (EBT) dan kendaraan listrik akan menjadi salah satu faktor yang bakal mempengaruhi tatanan perekonomian di masa depan. “Ada empat industri yang akan sangat berkembang besar, yaitu online, artificial intelligent, kendaraan listrik dan energi baru terbarukan,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan di Surabaya, Jawa Timur, kemarin.
Masuknya motor listrik dan EBT tercermin dari makin meningkatnya nilai investasi yang masuk dari tahun ke tahun. Pada 2017 nilai investasi EBT se besar USD1,34 miliar dan naik lagi tahun 2018 sebesar USD1,6 miliar.
“Sektor EBT ini makin lama makin meningkat,” kata Jonan. Naiknya investasi tersebut tak lepas dari adanya penandatanganan 74 kontrak Power Purchase Agreement (PPA) dengan kapasitas pembangkit sebesar 1.576 Mega Watt (MW) yang terjadi sejak 2017 hingga 2018.
Tak hanya itu, pembangunan pembangkit listrik berbasis EBT pun meningkat. Kini pemerintah pun gencar membangun pembangkit listrik berbasis EBT dan ekspansi penggunaan motor listrik demi menjawab tantangan global dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan domestik. Tahun 2019 pemerintah menargetkan nilai investasi USD1,9 miliar dari sektor EBTKE.
Terkait kendaraan listrik, komitmen Pemerintah Indonesia adalah mendatangkan teknologi EV dan menuangkannya dalam Peraturan Presiden Nomor 22/2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional. Selain itu, pemerintah juga sedang merancang Peraturan Presiden tentang Program Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik untuk Transportasi Jalan.
Dari empat komponen tadi, tantangan terbesar menurut Jonan, adalah memberikan akses energi pada semua lapisan masyarakat dengan harga terjangkau sesuai sila ke-5, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Tagline pemerintah di bidang energi, menyediakan energi secara merata dengan harga terjangkau. Kalau energi ada, tapi tidak terjangkau, buat apa,” ujarnya. (Nanang Wijayanto/Ant)
Energi Baru Terbarukan (EBT) dan kendaraan listrik akan menjadi salah satu faktor yang bakal mempengaruhi tatanan perekonomian di masa depan. “Ada empat industri yang akan sangat berkembang besar, yaitu online, artificial intelligent, kendaraan listrik dan energi baru terbarukan,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan di Surabaya, Jawa Timur, kemarin.
Masuknya motor listrik dan EBT tercermin dari makin meningkatnya nilai investasi yang masuk dari tahun ke tahun. Pada 2017 nilai investasi EBT se besar USD1,34 miliar dan naik lagi tahun 2018 sebesar USD1,6 miliar.
“Sektor EBT ini makin lama makin meningkat,” kata Jonan. Naiknya investasi tersebut tak lepas dari adanya penandatanganan 74 kontrak Power Purchase Agreement (PPA) dengan kapasitas pembangkit sebesar 1.576 Mega Watt (MW) yang terjadi sejak 2017 hingga 2018.
Tak hanya itu, pembangunan pembangkit listrik berbasis EBT pun meningkat. Kini pemerintah pun gencar membangun pembangkit listrik berbasis EBT dan ekspansi penggunaan motor listrik demi menjawab tantangan global dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan domestik. Tahun 2019 pemerintah menargetkan nilai investasi USD1,9 miliar dari sektor EBTKE.
Terkait kendaraan listrik, komitmen Pemerintah Indonesia adalah mendatangkan teknologi EV dan menuangkannya dalam Peraturan Presiden Nomor 22/2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional. Selain itu, pemerintah juga sedang merancang Peraturan Presiden tentang Program Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik untuk Transportasi Jalan.
Dari empat komponen tadi, tantangan terbesar menurut Jonan, adalah memberikan akses energi pada semua lapisan masyarakat dengan harga terjangkau sesuai sila ke-5, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Tagline pemerintah di bidang energi, menyediakan energi secara merata dengan harga terjangkau. Kalau energi ada, tapi tidak terjangkau, buat apa,” ujarnya. (Nanang Wijayanto/Ant)
(nfl)