Faisal Basri Sayangkan Harga Buah Lokal Lebih Mahal Dibanding Buah Impor
A
A
A
JAKARTA - Permasalahan pangan masih menjadi salah satu tantangan bagi Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Indonesia di masa mendatang. Ekonom Senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Faisal Basri, menggaris bawahi perihal komoditas pangan, yaitu buah lokal yang harganya masih lebih mahal dibandingkan harga buah impor.
Masalah biaya logistik yang tinggi di Indonesia, dinilai Faisal, menjadi musabab cukup tingginya harga komoditas buah lokal dibanding buah-buahan dari luar negeri.
"Harga buah-buahan lokal lebih mahal dibandingkan buah impor. Nah, buah impor ini diangkut lewat kapal sehingga ongkos logistiknya menjadi murah," terang Faisal di Jakarta, Kamis (14/2/2019).
Dia mengatakan buah mangga dari Brasil dan jeruk dari China, diangkut dengan kapal sebanyak 20 ribu ton sekali angkut. Dengan efektifitas tersebut membuat harga buah impor menjadi lebih murah. Ini yang membuat buah lokal sulit bersaing di pasaran.
"Dengan efektifitas logistik itu, membuat ongkosnya bisa dibilang menjadi nol. Sedangkan kita beda. Sehingga saya kerap menemukan harga dukuh di Pontianak dengan Samarinda, itu berbeda. Padahal di satu wilayah (Kalimantan)," jelasnya. Ia pun meminta persoalan logistik ini untuk dibenahi.
Masalah biaya logistik yang tinggi di Indonesia, dinilai Faisal, menjadi musabab cukup tingginya harga komoditas buah lokal dibanding buah-buahan dari luar negeri.
"Harga buah-buahan lokal lebih mahal dibandingkan buah impor. Nah, buah impor ini diangkut lewat kapal sehingga ongkos logistiknya menjadi murah," terang Faisal di Jakarta, Kamis (14/2/2019).
Dia mengatakan buah mangga dari Brasil dan jeruk dari China, diangkut dengan kapal sebanyak 20 ribu ton sekali angkut. Dengan efektifitas tersebut membuat harga buah impor menjadi lebih murah. Ini yang membuat buah lokal sulit bersaing di pasaran.
"Dengan efektifitas logistik itu, membuat ongkosnya bisa dibilang menjadi nol. Sedangkan kita beda. Sehingga saya kerap menemukan harga dukuh di Pontianak dengan Samarinda, itu berbeda. Padahal di satu wilayah (Kalimantan)," jelasnya. Ia pun meminta persoalan logistik ini untuk dibenahi.
(ven)