Prabowo Sebut Pelabuhan Dikuasai Asing, Dirut Pelindo II: Aset Tetap Milik RI
A
A
A
JAKARTA - Menanggapi pernyataan Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto dalam debat capres kedua yang menyatakan di era Jokowi pelabuhan banyak diserahkan kepada asing. Direktur Utama PT Pelindo II (Persero) Elvyn G Masassya membantah, hal tersebut yang menurutnya tidak ada pelabihan yang dimiliki Asing.
Lebih lanjut, Ia menerangkan pihak asing hanyalah bertugas untuk mengelolanya sedangkan kepemilikan asetnya tetap milik negara. "Tidak ada, sebetulnya pelabuhan itu infrastrukturnya tetap milik Indonesia. Infrastruktur, dermaga, terminal itu dimiliki oleh Indonesia," terangnya di Jakarta, Senin (18/2/2019).
"Kemudian memberikan konsesi kepada Pelindo dalam hal pengelolaannya, untuk kemudian Pelindo dimungkinkan untuk bekerjasama dengan siapapun yang bisa memberikan add value," jelas Elvynn Massa.
Sambung dia mengungkapkan, jika ada kerja sama dengan asing, hal itu hanya melalui skema bisnis seperti dengan kerjasama dimana porsi perusahaan BUMN akan lebih besar dibandingkan asing. "Jadi sepanjang memiliki nilai tambah, kerjasama dengan asing merupakan hal yang biasa-biasa saja lumrah. Paling penting memberikan nilai tambah bagi ekonomi Indonesia," paparnya
Elvyn membeberikan salah satu contohnya adalah dalam pengelolaan Pelabuhan Tanjung Priok, dimana pihaknya menggandeng beberapa investor asing seperti Hong Kong dan juga Jepang. "Karena asing kan datang ke Indonesia bawa uang, dia investasi, asingnya bawa bisnis komersial dan ini akan meningkatkan value dari ekonomi Indonesia" tandasnya.
Lebih lanjut, Ia menerangkan pihak asing hanyalah bertugas untuk mengelolanya sedangkan kepemilikan asetnya tetap milik negara. "Tidak ada, sebetulnya pelabuhan itu infrastrukturnya tetap milik Indonesia. Infrastruktur, dermaga, terminal itu dimiliki oleh Indonesia," terangnya di Jakarta, Senin (18/2/2019).
"Kemudian memberikan konsesi kepada Pelindo dalam hal pengelolaannya, untuk kemudian Pelindo dimungkinkan untuk bekerjasama dengan siapapun yang bisa memberikan add value," jelas Elvynn Massa.
Sambung dia mengungkapkan, jika ada kerja sama dengan asing, hal itu hanya melalui skema bisnis seperti dengan kerjasama dimana porsi perusahaan BUMN akan lebih besar dibandingkan asing. "Jadi sepanjang memiliki nilai tambah, kerjasama dengan asing merupakan hal yang biasa-biasa saja lumrah. Paling penting memberikan nilai tambah bagi ekonomi Indonesia," paparnya
Elvyn membeberikan salah satu contohnya adalah dalam pengelolaan Pelabuhan Tanjung Priok, dimana pihaknya menggandeng beberapa investor asing seperti Hong Kong dan juga Jepang. "Karena asing kan datang ke Indonesia bawa uang, dia investasi, asingnya bawa bisnis komersial dan ini akan meningkatkan value dari ekonomi Indonesia" tandasnya.
(akr)