Neraca Perdagangan Surplus, Darmin: Masih Perlu Kerja Keras
A
A
A
JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia periode Februari 2019 mengalami surplus USD0,33 miliar. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, meski ekspor turun, impor juga turun tajam sehingga terjadi surplus neraca perdagangan.
Menanggapi capaian ini Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah akan terus bekerja keras. Pasalnya, surplus neraca perdagangan yang terjadi dinilai masih belum cukup.
"Pertama itu neraca perdagangan positif itu yang peratama setelah beberapa bulan. Memang kita belum melihat sebetulnya hasil-hasil yang bisa jadi pegangan pada situasi ini. Apa bisa secara berkelanjutan, jadi kelihatannya kerja kerasnya masih belum cukup, artinya perlu kerja keras lagi untuk membuat neraca perdagangannya dan transaksi berjalannya lebih konsisten," ujar Darmin di Jakarta, Jumat (15/3/2019).
Darmin melanjutkan, hasil yang dicapai berupa neraca perdagangan yang positif saat ini jangan sampai pertumbuhannya menurun. Sebab, kondisi global yang tidak menentu dinilai masih akan mempengaruhi kinerja ekspor dan impor nasional.
"Ini memang situasi ini belum karena kondisi dunia terus berubah jadi ekspor kita sekarang ini perlu ditingkatkan," katanya.
Sebagai informasi, periode Januari-Februari, neraca perdagangan nasional masih mencatatkan defisit sebesar USD0,73 miliar. Selain itu secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Februari 2019 yang mencapai USD26,46 miliar turun 7,76% jika dibanding periode yang sama tahun 2018. Demikian juga dengan ekspor nonmigas yang masih turun 7,07%
Menanggapi capaian ini Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah akan terus bekerja keras. Pasalnya, surplus neraca perdagangan yang terjadi dinilai masih belum cukup.
"Pertama itu neraca perdagangan positif itu yang peratama setelah beberapa bulan. Memang kita belum melihat sebetulnya hasil-hasil yang bisa jadi pegangan pada situasi ini. Apa bisa secara berkelanjutan, jadi kelihatannya kerja kerasnya masih belum cukup, artinya perlu kerja keras lagi untuk membuat neraca perdagangannya dan transaksi berjalannya lebih konsisten," ujar Darmin di Jakarta, Jumat (15/3/2019).
Darmin melanjutkan, hasil yang dicapai berupa neraca perdagangan yang positif saat ini jangan sampai pertumbuhannya menurun. Sebab, kondisi global yang tidak menentu dinilai masih akan mempengaruhi kinerja ekspor dan impor nasional.
"Ini memang situasi ini belum karena kondisi dunia terus berubah jadi ekspor kita sekarang ini perlu ditingkatkan," katanya.
Sebagai informasi, periode Januari-Februari, neraca perdagangan nasional masih mencatatkan defisit sebesar USD0,73 miliar. Selain itu secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Februari 2019 yang mencapai USD26,46 miliar turun 7,76% jika dibanding periode yang sama tahun 2018. Demikian juga dengan ekspor nonmigas yang masih turun 7,07%
(fjo)