MRT Minta Ojek Online Buat Shelter di Sekitar Stasiun
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah berikhtiar menjadikan sistem transportasi semakin terintegasi. Karena itu, kehadiran Mass Rapid Transit (MRT) dengan ojek online akan saling melengkapi.
Terkait hal ini, Direktur Utama PT Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta, William Sabandar, mengatakan pihaknya akan bekerjasama dengan provider ojek online untuk mengatur lokasi penjemputan dan lokasi pemberhentian (drop off) transpotasi online ataupun ojek pangkalan.
"Kita ingin membenahi stasiun MRT. Tanpa penataan transpotasi, ini akan menimbulkan kemacetan. Karena itu, kendaraan pribadi maupun umum tidak diperkenankan menurunkan penumpang di area stasiun MRT. Jadi harus di luar stasiun berjarak maksimal 200 meter, baik stasiun di bawah maupun di atas," ujar William di Jakarta, Jumat (22/3/2019).
Keterangan dia, untuk penurunan atau penjemputan penumpang yang akan dilakukan oleh transportasi online itu, akan disosialisasikan tempatnya di aplikasi MRT Jakarta.
"Kita butuh kerjasama dengan provider untuk memberikan kenyamanan kepada masyarakat disekitar stasiun MRT," jelasnya.
William menambahkan, pihaknya ingin adanya shelter angkutan transportasi online atau ojek pangkalan yang terletak di luar stasiun dengan radius tertentu.
"Shelter kita letakan di sekitar stasiun, ada penataan misal ada radius tertentu maksimal 400 meter tapi beberapa sih radiusnya 20-100 meter," katanya.
Dia juga berharap pengemudi maupun penumpang ojek online dapat bekerjasama untuk menaati aturan tersebut.
"Kita sangat berharap teman-teman dari ojek online memastikan kenyamanan stasiun dengan tidak parkir di lokasi entrance. Saya sudah bicara dengan pihak Grab dan dengan GoJek," tandasnya.
Terkait hal ini, Direktur Utama PT Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta, William Sabandar, mengatakan pihaknya akan bekerjasama dengan provider ojek online untuk mengatur lokasi penjemputan dan lokasi pemberhentian (drop off) transpotasi online ataupun ojek pangkalan.
"Kita ingin membenahi stasiun MRT. Tanpa penataan transpotasi, ini akan menimbulkan kemacetan. Karena itu, kendaraan pribadi maupun umum tidak diperkenankan menurunkan penumpang di area stasiun MRT. Jadi harus di luar stasiun berjarak maksimal 200 meter, baik stasiun di bawah maupun di atas," ujar William di Jakarta, Jumat (22/3/2019).
Keterangan dia, untuk penurunan atau penjemputan penumpang yang akan dilakukan oleh transportasi online itu, akan disosialisasikan tempatnya di aplikasi MRT Jakarta.
"Kita butuh kerjasama dengan provider untuk memberikan kenyamanan kepada masyarakat disekitar stasiun MRT," jelasnya.
William menambahkan, pihaknya ingin adanya shelter angkutan transportasi online atau ojek pangkalan yang terletak di luar stasiun dengan radius tertentu.
"Shelter kita letakan di sekitar stasiun, ada penataan misal ada radius tertentu maksimal 400 meter tapi beberapa sih radiusnya 20-100 meter," katanya.
Dia juga berharap pengemudi maupun penumpang ojek online dapat bekerjasama untuk menaati aturan tersebut.
"Kita sangat berharap teman-teman dari ojek online memastikan kenyamanan stasiun dengan tidak parkir di lokasi entrance. Saya sudah bicara dengan pihak Grab dan dengan GoJek," tandasnya.
(ven)