Terminal LNG Teluk Lamong Jamin Pasokan Gas Jangka Panjang di Jawa

Senin, 01 April 2019 - 11:58 WIB
Terminal LNG Teluk Lamong Jamin Pasokan Gas Jangka Panjang di Jawa
Terminal LNG Teluk Lamong Jamin Pasokan Gas Jangka Panjang di Jawa
A A A
JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) bekerja sama dengan Pelindo III melalui anak usaha masing-masing membangun Terminal LNG Teluk Lamong. Terminal ini memiliki peran kunci dalam menopang pasokan gas di Jawa Timur serta pembukaan pasar ritel di Jawa-Bali dan sekitarnya. Keberadaan Terminal LNG ini juga diharapkan mempercepat penggunaan energi ramah lingkungan bagi industri pelayaran.

Dalam skema distribusi dan transmisi gas, pasokan LNG dapat dikapalkan dari sumur Bontang/Tangguh, bahkan LNG impor jika pasokan domestik tidak mampu memenuhi kebutuhan domestik. Selanjutnya LNG ditampung di Terminal LNG yang mempunyai fasilitas storage sementara dan dan di breakbulk dengan filling unit untuk penjualan ritel. Dengan begitu, LNG bisa langsung mengalir ke konsumen melalui jaringan pipa dan LNG juga dimungkinkan untuk distribusi melalui truk kepada konsumen ritel.

Anak usaha PGN, yakni PT PGN LNG Indonesia (PLI) berkongsi dengan PT Pelindo Energi Logistik selaku anak usaha Pelindo III ditugaskan menggarap tiga fase pembangunan. Pada fase pertama, pembangunan dan pengoperasian Terminal LNG Teluk Lamong, bisa memasok gas 30 MMSCFD yang dialirkan melalui jaringan pipa Jatim.

Pada fase pertama, pembangunan akan fokus kepada Fasilitas Regas di tepian pantai, dan menggunakan storage sementara, dengan utilisasi kapal LNG ukuran sedang sesuai dengan ukuran jetty yang telah ada Terminal Teluk Lamong. Fase berikutnya yaitu pembangunan Terminal Pengisian LNG skala kecil untuk distribusi LNG di luar sistem pipa PGN dan ship to truck LNG bunkering.

Fase paling akhir mencakup pembangunan tangki LNG permanen, dimulai dengan dengan ukuran 50.000 cbm, sebagai pengganti floating storage, untuk memenuhi kebutuhan gas suplai untuk sistem pipa PGN di Jawa Timur, dan dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan sampai dengan 180 MMSCFD.Pengoperasian penuh terminal LNG ini ditargetkan pada 2023 dan dapat berkembang untuk pemenuhan semua kebutuhan gas di Jawa Timur sebesar 600 MMSCFD dalam jangka panjang.
Direktur Utama PGN Gigih Prakoso mengungkapkan, pembangunan permanen secara bertahap ini akan mengurangi biaya modal (capital expenditure/capex) maupun biaya operasional (operational expenditure/opex) secara signifikan.

"Hal itu jika dibandingkan dengan temporary solution karena adanya pengurangan opex dari hilangnya pembiayaan sewa harian FSU dan berkurangnya biaya marine operation. Untuk capex sendiri akan berkurang dengan signifikan karena menggunakan terminal existing. Salah satu biaya terbesar dalam pembangunan small scale LNG terminal adalah pembangunan jetty dan fasilitas pelabuhan," paparnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1665 seconds (0.1#10.140)