Pertumbuhan Ekonomi Maluku dan Papua Negatif di Kuartal I Tahun 2019
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat realisasi ekonomi Pulau Maluku dan Papua mengalami pertumbuhan yang negatif yakni mencapai 10,44%. Kontribusi Pulau Maluku dan Papua terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia menjadi yang terendah yakni 2,19%.
"Pulau Maluku dan Papua mengalami pertumbuhan yang negatif, karena pertumbuhan ekonomi di provinsi Papua negatif 20,13% dan Papua Barat sebesar negatif 0,26% pada kuartal I 2019," kata Kepala BPS Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (6/5/2019).
Sambung dia menambahkan, perekonomian Papua yang menurun karena aktivitas PT Freeport Indonesia yang mengalami penurunan produksi emas hingga 72% dan tembaga sebesar 53%. "Di Papua Barat ada penurunan LNG (Gas alam cair)," imbuhnya.
Sementara itu, Pulau Sulawesi tercatat mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6,51% dengan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 6,14%. Adapun Pulau Bali dan Nusa Tenggara mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 4,64% dan kontribusinya terhadap perekonomian nasional sebesar 3,02%.
Lalu Pulau Kalimantan tercatat tumbuh 5,33% dengan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 8,26%. Sedangkan Pulau Sumatera mengalami pertumbuhan ekonomi 4,55%, berada dibawah pertumbuhan ekonomi nasional. Kontribusi Sumatera masih menjadi salah satu yang terbesar pada perekonomian nasional sebesar 21,36%.
Kemudian ekonomi Pulau Jawa tercatat tumbuh 5,66% untuk kemudian memberikan kontribusi serta masih mendominasi terhadap perekonomian nasional yakni 59,03%. "Ke depan tentu berharap provinsi di Indonesia Timur bisa lebih bergerak dan beri kontribusi yang besar pada pertumbuhan ekonomi," ujar Suhariyanto.
"Pulau Maluku dan Papua mengalami pertumbuhan yang negatif, karena pertumbuhan ekonomi di provinsi Papua negatif 20,13% dan Papua Barat sebesar negatif 0,26% pada kuartal I 2019," kata Kepala BPS Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (6/5/2019).
Sambung dia menambahkan, perekonomian Papua yang menurun karena aktivitas PT Freeport Indonesia yang mengalami penurunan produksi emas hingga 72% dan tembaga sebesar 53%. "Di Papua Barat ada penurunan LNG (Gas alam cair)," imbuhnya.
Sementara itu, Pulau Sulawesi tercatat mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6,51% dengan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 6,14%. Adapun Pulau Bali dan Nusa Tenggara mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 4,64% dan kontribusinya terhadap perekonomian nasional sebesar 3,02%.
Lalu Pulau Kalimantan tercatat tumbuh 5,33% dengan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 8,26%. Sedangkan Pulau Sumatera mengalami pertumbuhan ekonomi 4,55%, berada dibawah pertumbuhan ekonomi nasional. Kontribusi Sumatera masih menjadi salah satu yang terbesar pada perekonomian nasional sebesar 21,36%.
Kemudian ekonomi Pulau Jawa tercatat tumbuh 5,66% untuk kemudian memberikan kontribusi serta masih mendominasi terhadap perekonomian nasional yakni 59,03%. "Ke depan tentu berharap provinsi di Indonesia Timur bisa lebih bergerak dan beri kontribusi yang besar pada pertumbuhan ekonomi," ujar Suhariyanto.
(akr)