Aksi Unjuk Rasa Tekan IHSG ke Level 5.939,64
A
A
A
JAKARTA - Aksi massa yang memprotes hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) memberi sentimen negatif bagi pasar saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu (22/5/2019) ditutup tertekan 11,74 poin atau 0,20% ke level 5.939,64.
Awal perdagangan, IHSG dibuka langsung melemah sebesar 2,99 poin atau 0,05% ke posisi 5.948,33. Padahal Selasa kemarin, IHSG ditutup menguat. Dan Rabu ini, indeks diperdagangkan di level 5.918,90-5.966,80.
Enam dari 10 indeks sektoral memerah, dengan infrastruktur memimpin pelemahan -0,90%, disusul konsumer -0,42%, adapun penguatan terjadi pada sektor pertambangan +0,50%.
Di bursa dalam negeri, dari 601 saham yang diperdagangkan, 214 tertekan, 178 tetap, dan 209 menguat. Nilai transaksi saham Rp9,06 triliun dari 18,47 miliar unit saham. Transaksi bersih asing Rp577,64 miliar, dengan aksi beli asing Rp4,04 triliun dan aksi jual asing Rp3,47 triliun.
Sementara itu, pasar saham Asia ditutup beragam pada Rabu ini karena masih berlanjutnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China. Melansir dari CNBC, Rabu (22/5), indeks Shanghai turun 0,49% menjadi 2.891,70, dan Shenzhen melemah 0,506% menjadi 1.540,85.
Bursa saham China melemah akibat menurunnya saham perusahaan teknologi. Pemicunya adalah laporan New York Times, dimana pemerintah AS sedang mempertimbangkan pembatasan terhadap perusahaan China untuk membeli teknologi dari Amerika Serikat.
Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong naik sekitar 0,18% menjadi 27.705,94. Indeks Nikkei 225 Jepang naik menjadi 21.283,37, karena menguatnya saham Fast Retailing, induk dari Uniqlo. Indeks Topix tergelincir 0,26% ditutup di level 1.546,21.
Di Korea Selatan, Kospi ditutup lebih tinggi 0,18% ke level 2.064,86, karena saham Samsung Electronics naik 0,81%. Di Australia, ASX 200 bertambah 0,16% menjadi 6.510,70.
Awal perdagangan, IHSG dibuka langsung melemah sebesar 2,99 poin atau 0,05% ke posisi 5.948,33. Padahal Selasa kemarin, IHSG ditutup menguat. Dan Rabu ini, indeks diperdagangkan di level 5.918,90-5.966,80.
Enam dari 10 indeks sektoral memerah, dengan infrastruktur memimpin pelemahan -0,90%, disusul konsumer -0,42%, adapun penguatan terjadi pada sektor pertambangan +0,50%.
Di bursa dalam negeri, dari 601 saham yang diperdagangkan, 214 tertekan, 178 tetap, dan 209 menguat. Nilai transaksi saham Rp9,06 triliun dari 18,47 miliar unit saham. Transaksi bersih asing Rp577,64 miliar, dengan aksi beli asing Rp4,04 triliun dan aksi jual asing Rp3,47 triliun.
Sementara itu, pasar saham Asia ditutup beragam pada Rabu ini karena masih berlanjutnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China. Melansir dari CNBC, Rabu (22/5), indeks Shanghai turun 0,49% menjadi 2.891,70, dan Shenzhen melemah 0,506% menjadi 1.540,85.
Bursa saham China melemah akibat menurunnya saham perusahaan teknologi. Pemicunya adalah laporan New York Times, dimana pemerintah AS sedang mempertimbangkan pembatasan terhadap perusahaan China untuk membeli teknologi dari Amerika Serikat.
Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong naik sekitar 0,18% menjadi 27.705,94. Indeks Nikkei 225 Jepang naik menjadi 21.283,37, karena menguatnya saham Fast Retailing, induk dari Uniqlo. Indeks Topix tergelincir 0,26% ditutup di level 1.546,21.
Di Korea Selatan, Kospi ditutup lebih tinggi 0,18% ke level 2.064,86, karena saham Samsung Electronics naik 0,81%. Di Australia, ASX 200 bertambah 0,16% menjadi 6.510,70.
(ven)