Harga Minyak Dunia Bangkit Usai Komentar Dagang AS-China Menenangkan Pasar
A
A
A
TOKYO - Harga minyak mentah dunia menanjak naik pada perdagangan, Selasa (27/8/2019) setelah Presiden AS Donald Trump menyakini kesepakatan perdagangan dengan China dapat tercapai. Hal ini setelah komentar positif dilontarkan pihak Beijing, untuk menenangkan ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia usai putaran baru kenaikan tarif membuat pasar bergejolak.
Seperti dilansir Reuters, harga minyak mentah Brent menguat sebesar 25 sen atau 0,4% ke posisi USD58,95 per barel pada pukul 02.14 GMT, usai sempat jatuh 1% pada sesi sebelumnya untuk mengalami penurunan hari ketiga berturut-turut. Sementara harga minyak mentah berjangka AS lebih tinggi 30 sen atau 0,6% menjadi USD53,94 per barel setelah menyusut 1% pada awal pekan kemarin.
Trump pada hari Senin, mengatakan dia percaya China menyatakan dengan tulus tentang keinginan untuk mencapai kesepakatan, sementara Wakil Perdana Menteri China Liu He mengungkapkan China bersedia untuk menyelesaikan perselisihan melalui negosiasi. "Untuk saat ini, masih berada dalam tekanan terhadap komentar Presiden, dengan pasar keuangan melakukan perubahan arah secara tiba-tiba," kata Jeffrey Halley, analis pasar senior di OANDA.
Tercatat harga minyak mentah telah mengalami kejatuhan sekitar 20% dari level tertinggi tahun 2019 yang dicapai pada bulan April, dimana sebagian karena kekhawatiran bahwa konflik perdagangan AS-China dapat mengganggu ekonomi global. Ditambah perang dagang juga berpotensi mengurangi permintaan minyak.
Kementerian Perdagangan China mengatakan pekan lalu akan mengenakan tarif tambahan 5% atau 10% pada total 5.078 produk yang berasal dari Amerika Serikat (AS), termasuk minyak mentah, produk pertanian hingga pesawat bermesin kecil. Sebagai balasan, Trump mengatakan dia memerintahkan perusahaan-perusahaan AS untuk mencari cara agar menutup operasional di China dan membuat produk di Amerika Serikat.
Sedangkan persediaan minyak mentah dan bensin AS kemungkinan turun minggu lalu, sementara stok sulingan naik, berdasarkan sebuah jajak pendapat pendahuluan Reuters. Lima analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan, rata-rata bahwa persediaan minyak mentah bakal turun mencapai sebesar 2,1 juta barel dalam sepekan.
Seperti dilansir Reuters, harga minyak mentah Brent menguat sebesar 25 sen atau 0,4% ke posisi USD58,95 per barel pada pukul 02.14 GMT, usai sempat jatuh 1% pada sesi sebelumnya untuk mengalami penurunan hari ketiga berturut-turut. Sementara harga minyak mentah berjangka AS lebih tinggi 30 sen atau 0,6% menjadi USD53,94 per barel setelah menyusut 1% pada awal pekan kemarin.
Trump pada hari Senin, mengatakan dia percaya China menyatakan dengan tulus tentang keinginan untuk mencapai kesepakatan, sementara Wakil Perdana Menteri China Liu He mengungkapkan China bersedia untuk menyelesaikan perselisihan melalui negosiasi. "Untuk saat ini, masih berada dalam tekanan terhadap komentar Presiden, dengan pasar keuangan melakukan perubahan arah secara tiba-tiba," kata Jeffrey Halley, analis pasar senior di OANDA.
Tercatat harga minyak mentah telah mengalami kejatuhan sekitar 20% dari level tertinggi tahun 2019 yang dicapai pada bulan April, dimana sebagian karena kekhawatiran bahwa konflik perdagangan AS-China dapat mengganggu ekonomi global. Ditambah perang dagang juga berpotensi mengurangi permintaan minyak.
Kementerian Perdagangan China mengatakan pekan lalu akan mengenakan tarif tambahan 5% atau 10% pada total 5.078 produk yang berasal dari Amerika Serikat (AS), termasuk minyak mentah, produk pertanian hingga pesawat bermesin kecil. Sebagai balasan, Trump mengatakan dia memerintahkan perusahaan-perusahaan AS untuk mencari cara agar menutup operasional di China dan membuat produk di Amerika Serikat.
Sedangkan persediaan minyak mentah dan bensin AS kemungkinan turun minggu lalu, sementara stok sulingan naik, berdasarkan sebuah jajak pendapat pendahuluan Reuters. Lima analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan, rata-rata bahwa persediaan minyak mentah bakal turun mencapai sebesar 2,1 juta barel dalam sepekan.
(akr)