CEO Saudi Aramco Pastikan Segera IPO di Bursa Lokal
A
A
A
ABU DHABI - Saudi Aramco, perusahaan minyak terbesar dunia memastikan siap untuk listing di bursa efek Riyadh yang akan dilakukan dalam waku dekat. Kepastian penawaran saham perdana ini disampaikan oleh Presiden dan CEO Aramco Amin Nasser
"Apa yang selalu kami katakan bahwa Aramco siap untuk dicatatkan kapan pun, dimana pemegang saham sudah membuat keputusan bakal mendaftar di bursa. Dan seperti yang kamu dengar dari Yang Mulia Pangeran Abdulaziz kemarin, ini akan segera terjadi. Jadi intinya kami siap," ujar CEO Aramco Amin Nasser kepada wartawan di Konferensi Energi Dunia di Abu Dhabi, Selasa (10/9/2019).
Nasser juga mengkonfirmasi, rencana raksasa minyak milik negera itu untuk melantai di bursa secara internasional selain Arab Saudi, meskipun belum menentukan lokasi lain yang sedang dipertimbangkan. "Target utama adalah untuk mendaftar secara lokal, tetapi kami siap juga melantai di negara lain," kata Nasser.
Ketika ditanya apakah dia lebih suka melihat, Saudi Aramco melakukan IPO pada bursa saham di Tokyo, Jepang. Ia memberikan jawaban: Kami siap mendaftar di mana pun, sesuai dengan keputusan yang diambil pemegang saham."
Sementara itu Reuters melaporkan pada hari Seninm kemarin bahwa pihak kerajaan Arab Saudi berencana untuk melepas 1% dari saham Aramco di bursa saham lokal sebelum akhir tahun ini. Ditambah selanjutnya 1% pada tahun 2020, mengutip sumber terkait yang diterangkan sebagai langkah pertama menjelang penjualan publik sekitar 5% dari perusahaan.
Seperti diketahui perusahaan raksasa minyak tersebut telah menunda melakukan IPO, yang semula dijadwalkan pada tahun 2018. Kabarnya penundaan itu karena kekhawatiran Saudi tentang pengawasan publik atas keuangannya dan karena kompleksitas struktur perusahaan. IPO Saudi Aramco diyakini akan menjadi penawaran umum terbesar dalam sejarah.
Disampaikan pada awal pekan kemarin, Menteri Energi Saudi yang baru Pangeran Abdulaziz bin Salman menggarisbawahi pentingnya bagi Saudi Aramco untuk memahami regulasi terkait rencana IPO yang telah lama ditunggu-tunggu.
"Saya tidak ragu, hanya dalam pikiran saya menekankan pemisahan antara Aramco, perusahaan, dan kementerian sebagai regulator adalah suatu keharusan," katanya kepada kontributor CNBC, Helima Croft, di hadapan para delegasi.
“Regulator tidak bisa hanya satu, regulator harus menjadi institusi. Peran regulator itu harus didefinisikan, dan kontur peran regulator harus dipahami,” tambahnya.
Listing Aramco bertujuan untuk menghasilkan uang bagi pemerintah yang menginginkan secara signifikan mengurangi defisit anggarannya dan mendiversifikasi ekonominya di luar minyak sebagai bagian dari Visi 2030 Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
"Apa yang selalu kami katakan bahwa Aramco siap untuk dicatatkan kapan pun, dimana pemegang saham sudah membuat keputusan bakal mendaftar di bursa. Dan seperti yang kamu dengar dari Yang Mulia Pangeran Abdulaziz kemarin, ini akan segera terjadi. Jadi intinya kami siap," ujar CEO Aramco Amin Nasser kepada wartawan di Konferensi Energi Dunia di Abu Dhabi, Selasa (10/9/2019).
Nasser juga mengkonfirmasi, rencana raksasa minyak milik negera itu untuk melantai di bursa secara internasional selain Arab Saudi, meskipun belum menentukan lokasi lain yang sedang dipertimbangkan. "Target utama adalah untuk mendaftar secara lokal, tetapi kami siap juga melantai di negara lain," kata Nasser.
Ketika ditanya apakah dia lebih suka melihat, Saudi Aramco melakukan IPO pada bursa saham di Tokyo, Jepang. Ia memberikan jawaban: Kami siap mendaftar di mana pun, sesuai dengan keputusan yang diambil pemegang saham."
Sementara itu Reuters melaporkan pada hari Seninm kemarin bahwa pihak kerajaan Arab Saudi berencana untuk melepas 1% dari saham Aramco di bursa saham lokal sebelum akhir tahun ini. Ditambah selanjutnya 1% pada tahun 2020, mengutip sumber terkait yang diterangkan sebagai langkah pertama menjelang penjualan publik sekitar 5% dari perusahaan.
Seperti diketahui perusahaan raksasa minyak tersebut telah menunda melakukan IPO, yang semula dijadwalkan pada tahun 2018. Kabarnya penundaan itu karena kekhawatiran Saudi tentang pengawasan publik atas keuangannya dan karena kompleksitas struktur perusahaan. IPO Saudi Aramco diyakini akan menjadi penawaran umum terbesar dalam sejarah.
Disampaikan pada awal pekan kemarin, Menteri Energi Saudi yang baru Pangeran Abdulaziz bin Salman menggarisbawahi pentingnya bagi Saudi Aramco untuk memahami regulasi terkait rencana IPO yang telah lama ditunggu-tunggu.
"Saya tidak ragu, hanya dalam pikiran saya menekankan pemisahan antara Aramco, perusahaan, dan kementerian sebagai regulator adalah suatu keharusan," katanya kepada kontributor CNBC, Helima Croft, di hadapan para delegasi.
“Regulator tidak bisa hanya satu, regulator harus menjadi institusi. Peran regulator itu harus didefinisikan, dan kontur peran regulator harus dipahami,” tambahnya.
Listing Aramco bertujuan untuk menghasilkan uang bagi pemerintah yang menginginkan secara signifikan mengurangi defisit anggarannya dan mendiversifikasi ekonominya di luar minyak sebagai bagian dari Visi 2030 Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
(akr)