SETC Wujudkan Wirausaha Tembus Ekspor

Kamis, 26 September 2019 - 21:59 WIB
SETC Wujudkan Wirausaha Tembus Ekspor
SETC Wujudkan Wirausaha Tembus Ekspor
A A A
PASURUAN - Selama lebih dari satu dekade, PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) secara konsisten membina wirausahawan Indonesia melalui Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC), sebuah pusat pelatihan kewirausahaan terpadu yang berlokasi di Pasuruan, Jawa Timur. Pada akhir 2018, sekitar 46 ribu peserta dari seluruh penjuru Indonesia telah mengikuti pelatihan UKM di fasilitas ini.

Salah satu yang mendapat pembinaan usaha tersebut ialah Karyani (52) warga Desa Kasiman, Pasuruan, Jawa Timur. Awalnya, Karyani tidak menyangka usaha kecil yang dimulainya dengan modal sebesar Rp 50.000 bisa membawa dampak besar pada hidupnya hingga berhasil merambah pasar internasional berbekal produk minuman herbal instan produksinya.
SETC Wujudkan Wirausaha Tembus Ekspor

Sejak 2017, Karyani telah mengeskpor produk herbal instan tanpa gula ke Korea Selatan sebanyak 200-300 botol per bulan. Saat ini, jumlahnya naik menjadi 400 botol per bulan. Pembekalan dan pengetahuan mengenai ekspor didapat Karyani dari pelatihan di SETC. Tidak hanya itu, pengembangan, pengemasan, maupun perizinan produknya pun didampingi SETC.

Selain pasar internasional, produk milik Karyani juga sudah dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia, seperti Jakarta, Bali, Palembang, Yogyakarta, dan Samarinda. Padahal, dulu minuman herbal instan itu hanya dipasarkan di Pasuruan dan sekitarnya.
Jeli melihat peluang

Perjalanan bisnis Karyani dimulai sekitar tahun 2000. Dahulu, dia merupakan petani biasa yang tergabung dalam kelompok wanita tani Kesiman Jaya. Melihat hasil bumi, seperti temulawak, kunyit, dan jahe, yang tumbuh melimpah di daerahnya membuat dia tergerak untuk memanfaatkan.

Apa yang dilakukan Karyani bukan tanpa alasan. Data Riset Tumbuhan dan Jamu pada 2012-2017 yang dilakukan Kementerian Kesehatan RI menyebutkan, dari 30.000 - 40.000 jenis tumbuhan di Indonesia, sebanyak 6.000 - 7.500 di antaranya merupakan tanaman obat. Tak hanya sebagai obat, tanaman-tanaman herbal itu dapat bernilai ekonomi ketika diolah dengan tepat. Bahkan bisa menjadi bisnis yang menjanjikan.
SETC Wujudkan Wirausaha Tembus Ekspor

Menyadari hal itu, Karyani kemudian membulatkan tekad untuk mulai mengolah temulawak menjadi minuman herbal instan. Usaha tersebut dia beri nama Kesiman Jaya, yang terinspirasi dari nama desa tempat tinggalnya. Melalui nama itu, Karyani berharap dapat membuat desanya menjadi lebih sejahtera.

Saat ini Kesiman Jaya sudah memproduksi 20 jenis minuman herbal instan dan telah dipasarkan ke berbagai wilayah di Indonesia.

Pada awal usaha, Karyani menjual produknya dalam kemasan plastik sederhana ukuran 250 gram. Produk itu dia pasarkan ke tetangga dekat serta melalui acara di Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC). Beberapa tahun kemudian, tepatnya 2004, usaha Karyani perlahan mulai berkembang. Produk yang semula hanya dikemas dengan plastik sederhana berganti menjadi kotak bersablon dengan produksi sebesar 2-5 kilogram per minggu.

Ikut Pembinaan

Walaupun usahanya semakin berkembang, Karyani tidak hanya berdiam diri. Wanita kelahiran 16 November 1967 ini mengikuti berbagai pembinaan untuk para pelaku Usaha Kecil Menengah ( UKM).

Pada 2008, Karyani memperoleh pembinaan dari SETC seputar pengemasan dan labeling. Di sana, kemasan produk Karyani yang tadinya hanya berupa kotak bersablon, diubah menjadi lebih bagus dan labelnya mengikuti aturan yang berlaku. Kotak kemasannya pun diganti menjadi botol plastik berdesain menarik berukuran 250 gram.

SETC yang digagas oleh Sampoerna ialah model pengembangan kewirausahaan untuk melatih, membina, dan mengembangkan UKM di Indonesia berdasarkan metode terintegrasi dan teknologi kejuruan yang sesuai, serta model pemberdayaan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan.

Hingga 2019 berbagai pelatihan telah diberikan SETC, mulai dari kemasan dan labeling, manajemen keuangan, tips sukses pameran, public speaking dan pemasaran, termasuk bagaimana memulai ekspor.

Ilmu-ilmu yang didapat dari SETC kemudian Karyani aplikasikan untuk mengembangkan usahanya. Contohnya, mengikuti SETC Expo 2009, di sana dia dapat menambah wawasan, jejaring, hingga bertemu dengan para pembeli.

Berkat kerja keras serta kegigihannya mengembangkan Kesiman Jaya, Karyani terpilih sebagai salah satu tokoh inspiratif versi Berita Jatim. Kini, Kesiman Jaya sudah memproduksi 20 jenis minuman herbal dengan 50 distributor tetap. Usahanya juga telah menjadi salah satu pemasok untuk toko ritel terbesar di Indonesia yang berada di Surabaya, yakni 200 botol per bulan.

Tak hanya berdampak pada hidupnya, usaha yang dijalankan Karyani juga berhasil memberdayakan orang-orang sekitar rumahnya. Saat ini UKM Kesiman Jaya telah mempekerjakan 7 karyawan dengan rata-rata produksi 50 kilogram per hari.

Kesuksesan Karyani itu tentu tak lepas dari kegigihan dan kerja keras selama belasan tahun. Dia selalu berusaha melakukan inovasi dan tidak pernah berhenti untuk belajar.

"Saya butuh waktu dan proses yang panjang sampai membuahkan hasil seperti ini. Untuk para UKM yang akan dan sedang memulai usaha, saya anjurkan agar tetap fokus dalam bidang usahanya masing-masing, seperti yang saya lakukan untuk fokus pada produksi minuman herbal instan," pesannya. [syarif/info]
(akn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3607 seconds (0.1#10.140)