ADB Sarankan Peningkatan Investasi Pertanian Agar RI Bebas Kelaparan 2034

Rabu, 06 November 2019 - 15:15 WIB
ADB Sarankan Peningkatan...
ADB Sarankan Peningkatan Investasi Pertanian Agar RI Bebas Kelaparan 2034
A A A
JAKARTA - Realokasi subsidi pupuk dan kebijakan peningkatkan investasi pemerintah dalam penelitian pertanian, infrastruktur pedesaan, dan irigasi dapat menghapus kelaparan di Indonesia pada 2034. Demikian substansi utama dari laporan terbaru Bank Pembangunan Asia (ADB) yang dirilis hari ini.

Laporan ini merekomendasikan perubahan strategis dalam investasi pemerintah, perubahan regulasi dan penyuluhan pertanian untuk meningkatkan kinerja ekonomi Indonesia, disamping untuk meningkatkan ketahanan pangan dan menghapus kelaparan.

“Menghapus kelaparan di Indonesia memerlukan peningkatan investasi di sektor pertanian dan pedesaan untuk memacu produktivitas, modernisasi sistem pangan dan meningkatkan efisiensi pasar pangan,” kata Mark W. Rosegrant, Peneliti Senior di International Food Policy Research Institute (IFPR) dan Ketua Tim Peneliti pada Laporan ADB tentang Peningkatan Investasi untuk Ketahanan Pangan, dalam keterangan tertulis, Rabu (6/11/2019).

Seperti banyak negara lain di kawasan Asia dan Pasifik, sektor pertanian dan ekonomi Indonesia telah membuat kemajuan besar selama beberapa dekade terakhir, tetapi 22 juta orang di Indonesia masih mengalami kelaparan kronis.

Laporan ini mengkaji potensi investasi pertanian untuk menghasilkan pertumbuhan pertanian dan ekonomi yang lebih cepat dan untuk meningkatkan ketahanan pangan.

Md Abul Basher, spesialis sumber daya alam dan pertanian, SDCC, ADB menyatakan, dari hasil kajian tersebut Indonesia dimungkinkan untuk dapat mengakhiri kelaparan pada tahun 2034. Caranya adalah dengan kombinasi investasi yang lebih tinggi dalam penelitian dan pengembangan pertanian (R&D), infrastruktur irigasi dan efisiensi penggunaan air, serta infrastruktur pedesaan termasuk jalan, listrik, dan kereta api.

“Untuk mengakhiri kelaparan di Indonesia, kita harus menargetkan investasi ke arah strategi yang menciptakan potensi terbesar untuk pembangunan dan kemakmuran dan mengalihkan sejumlah dana dari wilayah-wilayah yang terbukti kurang efektif,” imbuh Profesor Ekonomi Pertanian di Universitas Lampung Bustanul Arifin.

Realokasi subsidi pupuk untuk investasi pertanian, termasuk R&D pertanian akan meningkatkan produktivitas pertanian, pembangunan ekonomi nasional (PDB) dan mengurangi kelaparan. "Selain mengakhiri kelaparan, skenario investasi komprehensif memiliki manfaat besar secara ekonomi," katanya.

Adapun Skenario investasi komprehensif ini diproyeksikan akan meningkatkan total manfaat ekonomi sebesar Rp1.834 triliun pada tahun 2045, atau sekitar USD129 miliar dengan nilai tukar saat ini.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8195 seconds (0.1#10.140)