Millennials Kill Menikah

Sabtu, 09 November 2019 - 10:14 WIB
Millennials Kill Menikah
Millennials Kill Menikah
A A A
Ketika Gen-X lahir di Amerika Serikat pada tahun 1965, usia pernikahan pertama kali yang umum terjadi adalah 21 tahun untuk wanita dan 23 tahun untuk pria.

Pada 2017, ketika pernikahan pertama kali dilakukan oleh generasi milenial, rentang usia menikah meningkat mejadi 27 tahun untuk wanita dan 29,5 tahun untuk pria.

Riset yang sama juga memberikan kesimpulan bahwa milenial tiga kali lebih mungkin untuk tidak pernah menikah dibandingkan Generasi Silent ketika mereka masih muda. Terdapat pergeseran pandangan tentang pernikahan, khususnya terkait dengan usia menikah antara generasi milenial dengan generasi sebelumnya.

Apa yang menjadi prioritas milenial saat mereka menunda usia menikah? Milenial banyak menginvestasikan waktunya untuk mengejar karir, kehidupan sosial, dan kepentingan personal lainnya ketika mereka single. Mereka lebih senang untuk meningkatkan skill dibandingkan harus mengambil keputusan untuk menikah terlalu dini.

Itu kondisi di Amerika, bagaimana dengan di Indonesia? Surprisingly, rupanya setali tiga uang.

Di Indonesia pun kini menikah dan punya anak tidak lagi menjadi prioritas utama bagi milenial di masa depan.

Kondisi ini tergambarkan dalam survei yang dilakukan IDN dimana hanya 11,2% milenial yang memiliki prioritas menikah dan berkeluarga di masa depan. Sementara hanya 0,1% yang berprioritas memiliki anak.

Walaupun milenial cenderung menunda usia menikah bukan berarti mereka tidak akan menikah sama sekali. Pernikahan tetap menjadi bagian terpenting dalam fase kehidupan milenial. Seperti pergeseran keputusan usia menikah, milenial memiliki pandangan dan gaya yang berbeda dengan generasi sebelumnya dalam menentukan konsep pernikahan mereka.

Dari tradisional ke kasual...
Sebagai generasi yang tumbuh dan berkembang di era digital, milenial cenderung ingin segalanya serba praktis.

Konsep pernikahan kasual saat ini menjadi tren di kalangan milenial. Tamu yang diundang hanya terdiri dari keluarga dan sahabat-sahabat terdekat. Tempat acara disesuaikan dengan jumlah tamu yang relatif tidak terlalu banyak. Garden party menjadi alternatif tempat pernikahan favorit milenial selain harus menyewa gedung.

Selain itu busana pengantin tidak selalu harus bernuansa tradisional formal. Menggunakan jas dan gaun bergaya kasual pun kini semakin biasa. Bahkan menikah si pengantin pria memakai sneakers pun kini bukan sesuatu yang aneh lagi di kalangan milenial.

Prinsipnya busana yang mereka gunakan harus nyaman sehingga tidak mengganggu selama proses pernikahan. Kuncinya prosesi utama dalam pernikahan harus dapat berjalan dengan lancar, khidmat, dan fungsional.

Dari bermewah-mewah ke affordable...
Pernikahan adalah fase dalam kehidupan yang sering dianggap sakral. Tidak mengherankan jika upacara pernikahan pasti akan melibatkan banyak pihak, proses yang panjang, dan tentu menghabiskan uang yang tidak sedikit.

Sesuai siklus hidupnya, milenial adalah generasi yang memang belum punya banyak duit (disposableincome). Biaya pernikahan yangselangit memaksa milenial memutar otak untuk membuat konsep pernikahan yang affordable.

Tentunya konsep pernikahan tradisional dengan menggunakan berbagai macam pernak-pernik prosesi adat bukan menjadi pilihan utama bagi milenial. Selain tidak praktis, semakin banyaknya prosesi dalam pernikahan akan berakibat pada meningkatnya kebutuhan biaya.

Umumnya permintaan untuk melangsungkan prosesi adat traditional datang dari orang tua (keluarga) milenial yang umumnya adalah Gen-X dan Baby Boomers. Tak heran jika dalam banyak kasus terjadi beda pendapat dan perselisihan di sini. Yup, perselisihan akibat adanya gap generasi.

Meskipun dalam sebuah pernikahan akan ada campur tangan dari pihak keluarga yang menginginkan adanya prosesi adat, milenial merasa memiliki otoritas lebih karena kini biaya pernikahan umumnya ditanggung oleh kedua mempelai.

Banyak kalangan milenial lebih memprioritaskan tabungannya digunakan untuk liburan bulan madu ke luar kota bahkan keluar negeri, dibandingkan seluruh anggaran diprioritaskan hanya untuk resepsi pernikahan.

Yuswohady
Managing Partner Inventure
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3079 seconds (0.1#10.140)