Berbisnis lewat Media Sosial pada 2020, Seperti Apa?

Selasa, 24 Desember 2019 - 11:52 WIB
Berbisnis lewat Media Sosial pada 2020, Seperti Apa?
Berbisnis lewat Media Sosial pada 2020, Seperti Apa?
A A A
TAHUN 2020 menandai satu dekade bagaimana model bisnis berubah, termasuk memulai, memasarkan, dan mengembangkan bisnis, di seluruh dunia dengan tidak sekadar menggunakan cara-cara tradisional.

Perubahan itu sangat terlihat di Asia, di mana hampir seluruh negara menggunakan mobile internet yang membuat kawasan ini menikmati pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia.

Laporan McKinsey menyebutkan, kontribusi Asia akan mencapai setengah dari PDB globalpada 2040. Laporan tersebut menunjukkan bagaimana perubahan ini dapat menggeser globalisasi ke arah regionalisasi dengan 60% barang yang diperdagangkan berada di kawasan ini.

Selain itu, 71% investasi Asia di perusahaan rintisan bersifat intra-regional dan 74% pelancong Asia melakukan perjalanan di kawasan ini. Dengan adanya perubahan ekonomi makro, harapanmasyarakat terhadap pengalamanyang mereka temukan pada merek dagang (brand ) dan bisnis berubah cepat. Seperti yang kita lihat selama beberapa tahun terakhir, orang-orang mengadopsi teknologi baru jauh sebelum bisnis melakukannya. Fakta ini memengaruhi cara mereka menemukan, mengobservasi, dan akhirnya membuat keputusan untuk membeli sebuah barang.

Kami melihat ini setiap hari di Facebook, di mana ada 1,62 miliar orang di seluruh dunia menggunakan platform ini untuk terhubung dengan oranglain, produk,dan layanan yang mereka inginkan.

Pada awal 2019, ada tiga trendi media sosial yang meningkat di seluruh platform kami; stories, video, dan pesan. Memasuki 2020, tren ini semakin meningkat di wilayah Asia. Artinya, Asia akan menjadi tempat tumbuhnya lebihbanyak telepon genggam, video,cerita, percakapan, hingga perdagangan.

Asia menjadi kawasan dengan pengguna baru telepon genggam terbesar (61%) dibandingkan kawasan lain, seperti Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (25%) serta Amerika Serikat (14%).

Konsumsi video terbesar juga berada di kawasan Asia. Pada 2019,lebih dari 54% penonton video digital berasal dari wilayah Asia-Pasifik. Hal yang menarik adalah video di perangkat mobile belum memberikan pengalaman yang bagi setiap pengguna.

Berbeda dengan video tradisional, performa video di perangkat mobile dipengaruhi banyak faktor. Melalui penelitian dan pengalaman selama beberapa tahun terakhir, kami melihat dua kategori pengalaman video yang sebagian besar mengalami percepatan karena perangkatmobile ; on-the-godan captivated viewing.

Karena kebiasaan menonton yang berubah-ubahini, orang paling tertarik pada merek yang mudah ditemukan dan digunakan, apakah itu melalui kehadiran yang kuat dikomunitas online atau konten seluler berkualitas tinggi di seluruh platform. Dengan pertumbuhan berkelanjutan dalam layanan streaming, orang akan mencari merek yang dapat dengan jelas mengomunikasikan penawaran mereka dan mampu menciptakan pengalaman menonton yang lebih personal.

Kami juga melihat adopsi yang cepat terhadap stories di Facebook, Messenger, Instagram, dan WhatsApp yang kini memiliki lebih dari setengah miliar pengguna setiap hari. Pada awal 2018, ada lebih dari 8 miliar pesan terkirim antara pengguna dan pemilik bisnis di Messenger setiap bulan. Jumlah itu sama meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 20 miliar pesan pada 2019. Hal ini menunjukkan bahwa orang ingin berkomunikasi dengan bisnis dengan cara yang sama sepertimereka berkirim pesan dengan teman atau keluarga.

Semakin banyak orang yang menggunakan aplikasi perpesanan, artinya kami juga membantu bisnis untuk membuat perubahan. Kini ada lebih dari 40 juta bisnis yang aktif setiap bulannya di Messenger, misalnya mengirim atau menerima pesan.Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang di negara-negara berkembang di Asia-Pasifiklebih mungkin untuk mengirimpesan bisnis dibandingkan rata-rata global.Faktanya, 63% orang yang disurvei di Asia-Pasifik mengirim pesan bisnis pada musim liburan lalu. Lebih dari 5 juta bisnis aktif menggunakan aplikasi WhatsApp Business setiap bulan.Temuan yang menarik dari preferensi untuk perpesananini adalah meningkatnya penggunaan perpesanan atau obrolan online untuk transaksi jual-beli. Sebuah studi oleh Boston Consulting Group dalam kemitraannya dengan Facebook di sembilan negara menemukan bahwa Asia Tenggara melampaui negara-negara lain yang di survei dalam kesadaran dan adopsi conversational commerce.Dari sembilan negara yang disurvei, persentase responden yang paling sering melakukan transaksi conversational commerce adalah Thailand dan Vietnam, masing-masing 40% dan 36%, diikuti Indonesia (29%), Malaysia (26%),dan Filipina (23%). Tingkat adopsi untuk negara-negara lain masih rendah, seperti Amerika Serikat(5%), Meksiko (6%), India (10%), dan Brasil (11%), tetapi mulai menunjukkan peluang besar untuk pertumbuhan.

Semua perkembangan ini berarti bahwa lanskap perdagangan akanterus berkembang dengan semakin banyak orang yang memilih untuk berinteraksi dengan bisnis melalui pengalaman yang paling relevan dan personal dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Dengan meningkatnya daya belidan akses ke mobile internet , cara orang menemukan produk baru sangat terkait dengan pengalaman mereka ketika terhubung dengan merek melalui jaringan internet. Karena itu, dipastikan bahwa bisnis dan merek Anda yang mudah ditemukan akan menjadi elemen penting untuk memenangi kompetisi pada era perdagangan ini.

Lalu, apalagi yang harus disiapkan pelaku bisnis dalam era baru perdagangan ini? Pertama, membuat segala sesuatunya saling terhubung. Bisnis dapat meningkatkan hubungannya dengan pelanggan melalui pengembangan situs web yang mudah digunakan, aplikasi, dan komunikasi pemasaran yang langsung untuk mengurangi friksi dan membangun pengalaman terbaik bagi pelanggan.

Kedua, mereka harus memikirkan tentang bagaimana tim internal mereka bekerja sehingga mereka dapat memberikan pengalaman yang diharapkan pelanggan secara keseluruhan. Ketiga , semua ini membutuhkan pola pikir inovatif yang mampu bereksperimen dengan hal baru dari format AR/VR ke interaktivitas, dari video vertikal hingga menata ulang saluran dan platform tempat Anda dapat dengan mudah ditemukan.

Terakhir, ukur apa yang penting bagi Anda. Mampu menetapkan tujuan yang tepat dan mengukur hasilnya akan membantu Anda membuat perencanaan yang tepat dan menciptakan pengalaman yang memberikan lebih banyak pilihan dan personalisasi.

ALDO RAMBIE
Client Partner Facebook Indonesia
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7260 seconds (0.1#10.140)