Pertamina Lanjutkan Proyek Lapangan YY Blok ONWJ
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) akan melanjutkan proyek lapangan YY Blok Offshore North West Java (ONWJ) di Karawang setelah tahun lalu gagal berproduksi karena terjadi kebocoran sehingga terjadi semburan minyak.
Direktur Operasi dan Produksi PHE Taufik Adityawarman mengatakan, saat ini sedang dilakukan pengerjaan memotong platform untuk dilakukan perbaikan. Pasalnya, platform YYA-1 terkena semburan minyak sehingga butuh perbaikan.
“Mudah-mudahan pertengahan Januari 2020 sudah terpotong. Anjungan dibawa ke darat dilakukan proses instalasi ulang di posisi relief well. Jadi nanti akan diproduksikan,” ujarnya di Jakarta, Selasa (7/1/2020).
Menurut dia persetujuan produksi tersebut telah mendapatkan izin dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). SKK Migas meminta proyek tersebut dapat berproduksi pada akhir 2020 mendatang. “Kawan-kawan SKK Migas ingin akhir 2020. Sedangkan sesuai jadwal pertengahan 2021. Kita lagi optimasi apakah bisa re-schedule,” kata dia.
Dia mengungkapkan bahwa produksi lapangan YY diproyeksikan lebih rendah dibandingkan target awal sebelum terjadinya insiden kebocoran. Untuk tahap awal produksi minyak dari sumur relief well tidak sebesar dari rencana awal.
“Sesuai rencana, dulu satu sumur 3.000 barel minyak per hari. Mungkin bisa sepertiga dari rencana awal. Begitu juga gasnya dari semula 25 mmscfd secara linear juga sepertiganya,” tuturnya.
Berdasarkan laporan SKK Migas, proyek lapangan YY harus dilanjutkan pada 2020. Sebagaimana diketahui, proyek tersebut menjadi salah satu penyumbang produksi migas nasional.
Mengacu data SKK Migas, lapangan YY ditargetkan menyumbang minyak sebesar 4.000 bopd dan gas sebesar 25 mmscfd. Selain peyumbang lifting migas produksi lapangan YY untuk emncukupi kebutuhan gas industri di Jawa Barat.
Direktur Operasi dan Produksi PHE Taufik Adityawarman mengatakan, saat ini sedang dilakukan pengerjaan memotong platform untuk dilakukan perbaikan. Pasalnya, platform YYA-1 terkena semburan minyak sehingga butuh perbaikan.
“Mudah-mudahan pertengahan Januari 2020 sudah terpotong. Anjungan dibawa ke darat dilakukan proses instalasi ulang di posisi relief well. Jadi nanti akan diproduksikan,” ujarnya di Jakarta, Selasa (7/1/2020).
Menurut dia persetujuan produksi tersebut telah mendapatkan izin dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). SKK Migas meminta proyek tersebut dapat berproduksi pada akhir 2020 mendatang. “Kawan-kawan SKK Migas ingin akhir 2020. Sedangkan sesuai jadwal pertengahan 2021. Kita lagi optimasi apakah bisa re-schedule,” kata dia.
Dia mengungkapkan bahwa produksi lapangan YY diproyeksikan lebih rendah dibandingkan target awal sebelum terjadinya insiden kebocoran. Untuk tahap awal produksi minyak dari sumur relief well tidak sebesar dari rencana awal.
“Sesuai rencana, dulu satu sumur 3.000 barel minyak per hari. Mungkin bisa sepertiga dari rencana awal. Begitu juga gasnya dari semula 25 mmscfd secara linear juga sepertiganya,” tuturnya.
Berdasarkan laporan SKK Migas, proyek lapangan YY harus dilanjutkan pada 2020. Sebagaimana diketahui, proyek tersebut menjadi salah satu penyumbang produksi migas nasional.
Mengacu data SKK Migas, lapangan YY ditargetkan menyumbang minyak sebesar 4.000 bopd dan gas sebesar 25 mmscfd. Selain peyumbang lifting migas produksi lapangan YY untuk emncukupi kebutuhan gas industri di Jawa Barat.
(ind)