UniSadhuGuna Siapkan Softskill untuk Kuliah di Luar Negeri
A
A
A
JAKARTA - Selain kemampuan akademik ternyata softskill juga diperlukan bagi mahasiswa yang akan kuliah di luar negeri. Seperti kemampuan berpresentasi, menulis ataupun bernegosiasi harus menjadi bekal mereka untuk sukses menempuh pendidikan di luar negeri juga disiapkan lembaga persiapan kuliah ke luar negeri UniSadhuGuna.
Presiden Direktur Lembaga Pendidikan UniSadhuGuna Adhirama Gumay mengatakan, bagi siswa yang ingin kuliah di luar negeri kemampuan softskill perlu diberikan kepada mereka sehingga mampu menyelesaikan perkuliahannya. "Jika softskill dikuasai maka akan timbul kepercayaan diri. Jika percaya diri pasti bisa bersaing dengan dunia global. Kami siapkan softskill sehingga siswa yang dikirim ke luar negeri sudah siap," katanya ketika ditemui di Jakarta.
Adhirama menjelaskan, softskill yang disiapkan bagi siswa yang akan kuliah diluar negeri itu seperti bagaimana cara presentasi dan juga dilatih membuat esai yang akan menjadi bagian tugas saat kuliah. Selain itu, tutur Adhirama, juga calon mahasiswa yang akan menempuh pendidikan diluar negeri ini akan dibekali dengan cara berbicara dan kemampuan bernegosiasi. UniSadhuGuna sendiri memiliki 2 program persiapan yakni Uniprep dan UIC College.
“Kami ada untuk membuat proses studi di luar negeri menjadi lebih mudah. Kami memastikan bahwa rencana studi luar negeri yang dipilih akan berjalan lancar. Kami memastikan bahwa siswa akan dipandu melalui setiap proses dan kebutuhan sejak awal hingga hari kelulusan bahkan kami pun selalu ada bagi mereka yang membutuhkan bantuan informasi proses pencarian kerja di negara studi mereka setelah kelulusan,” ujarnya.
Head of Campus UIC College BSD (salah satu lini bisnis UniSadhiGuna) Aimee Sukesna mengatakan, ada 11 softskill yang diajari dilembaganya kepada calon mahasiswa keluar negeri. Seperti cara presentasi. Kata dia, meski sudah menjadi mahasiswa dan memiliki ide bagus namun jika tidak bisa dipresentasikan dengan bagus maka tidak akan mendapat nilai bagus dari dosen. Selain itu juga tehnik berdebat juga penting dikuasai selain tehnik bernegosiasi.
Aimee menuturkan, pihaknya juga mengajari cara membuat CV yang diperlukan bagi mahasiswa yang akan bekerja disana. Menurut Aimee, CV tidak bisa dibuat asal-asalan karena ada standar penulisan yang berlaku secara internasional. "Ketika kuliah diluar negeri tidak hanya sertifikat yang didapat. Namun juga pengalaman hidup. Ilmu yang didapat dari negara lain juga bisa dibawa ke Indonesia," katanya.
Shandy Kurnia Hamongan yang merupakan lulusan dari UIC College, menurutnya program dari UIC College yang menerapkan program studi bisnis yang semirip mungkin dengan dunia kerja nyata dan mempersiapkan siswanya dengan dasar pengetahuan dan keahlian bisnis dan manajemen membentuk dirinya sehingga memiliki daya juang yang tinggi dan dapat bersaing dalam berbagai tantangan dunia kerja.
“Saya melakukan studi selama kurang dari 1 tahun di UIC College dan melanjutkan tingkat kesarjanaan saya di University of Technology Sydney ( UTS ), dalam 2 tahun saya sudah mendapatkan gelar sarjana saya sebagai Bachelor of Business (Accounting ) UTS. Program akademik yang diberikan UIC mebantu percepatan program kesarjanaan saya dan merealisasikan mimpi saya untuk kerja di Australia, dan saat ini saya kembali UIC menjadi salah satu pengajar di kampus ini," terangnya.
Presiden Direktur Lembaga Pendidikan UniSadhuGuna Adhirama Gumay mengatakan, bagi siswa yang ingin kuliah di luar negeri kemampuan softskill perlu diberikan kepada mereka sehingga mampu menyelesaikan perkuliahannya. "Jika softskill dikuasai maka akan timbul kepercayaan diri. Jika percaya diri pasti bisa bersaing dengan dunia global. Kami siapkan softskill sehingga siswa yang dikirim ke luar negeri sudah siap," katanya ketika ditemui di Jakarta.
Adhirama menjelaskan, softskill yang disiapkan bagi siswa yang akan kuliah diluar negeri itu seperti bagaimana cara presentasi dan juga dilatih membuat esai yang akan menjadi bagian tugas saat kuliah. Selain itu, tutur Adhirama, juga calon mahasiswa yang akan menempuh pendidikan diluar negeri ini akan dibekali dengan cara berbicara dan kemampuan bernegosiasi. UniSadhuGuna sendiri memiliki 2 program persiapan yakni Uniprep dan UIC College.
“Kami ada untuk membuat proses studi di luar negeri menjadi lebih mudah. Kami memastikan bahwa rencana studi luar negeri yang dipilih akan berjalan lancar. Kami memastikan bahwa siswa akan dipandu melalui setiap proses dan kebutuhan sejak awal hingga hari kelulusan bahkan kami pun selalu ada bagi mereka yang membutuhkan bantuan informasi proses pencarian kerja di negara studi mereka setelah kelulusan,” ujarnya.
Head of Campus UIC College BSD (salah satu lini bisnis UniSadhiGuna) Aimee Sukesna mengatakan, ada 11 softskill yang diajari dilembaganya kepada calon mahasiswa keluar negeri. Seperti cara presentasi. Kata dia, meski sudah menjadi mahasiswa dan memiliki ide bagus namun jika tidak bisa dipresentasikan dengan bagus maka tidak akan mendapat nilai bagus dari dosen. Selain itu juga tehnik berdebat juga penting dikuasai selain tehnik bernegosiasi.
Aimee menuturkan, pihaknya juga mengajari cara membuat CV yang diperlukan bagi mahasiswa yang akan bekerja disana. Menurut Aimee, CV tidak bisa dibuat asal-asalan karena ada standar penulisan yang berlaku secara internasional. "Ketika kuliah diluar negeri tidak hanya sertifikat yang didapat. Namun juga pengalaman hidup. Ilmu yang didapat dari negara lain juga bisa dibawa ke Indonesia," katanya.
Shandy Kurnia Hamongan yang merupakan lulusan dari UIC College, menurutnya program dari UIC College yang menerapkan program studi bisnis yang semirip mungkin dengan dunia kerja nyata dan mempersiapkan siswanya dengan dasar pengetahuan dan keahlian bisnis dan manajemen membentuk dirinya sehingga memiliki daya juang yang tinggi dan dapat bersaing dalam berbagai tantangan dunia kerja.
“Saya melakukan studi selama kurang dari 1 tahun di UIC College dan melanjutkan tingkat kesarjanaan saya di University of Technology Sydney ( UTS ), dalam 2 tahun saya sudah mendapatkan gelar sarjana saya sebagai Bachelor of Business (Accounting ) UTS. Program akademik yang diberikan UIC mebantu percepatan program kesarjanaan saya dan merealisasikan mimpi saya untuk kerja di Australia, dan saat ini saya kembali UIC menjadi salah satu pengajar di kampus ini," terangnya.
(akr)