Di Indonesia Meroket, Ini Cara Taiwan Kontrol Harga Masker Corona

Rabu, 05 Februari 2020 - 16:38 WIB
Di Indonesia Meroket,...
Di Indonesia Meroket, Ini Cara Taiwan Kontrol Harga Masker Corona
A A A
JAKARTA - Akibat wabah virus corona yang kini telah menjadi pandemi global, harga masker N-95 baik varian disposable dan non-disposable mengalami lonjakan seiring permintaan yang meningkat. Beberapa apotek di Jakarta, berdasarkan pantauan SINDOnews, sudah mulai kehabisan stok untuk jenis masker ini.

Berdasarkan pantauan di beberapa platform e-commerce, harga masker N-95 saat ini sudah mencapai angka Rp2 juta per hari ini untuk varian disposable per buahnya, dibandingkan Rp1,5 juta per buah seminggu yang lalu.

Masalah stok masker N95 maupun surgical mask yang makin menipis akibat pembelian masal besar-besaran pun turut terjadi di Taiwan.

"Berita merebaknya Novel Coronavirus ini juga menimbulkan kepanikan publik di Taiwan, yang berujung pada stok masker menipis akibat pembelian berlebihan. Ini menyebabkan instansi yang membutuhkan seperti rumah sakit mulai kehabisan stok," ujar Deputy Director Press Information Division Taipei Economic and Trade Office in Indonesia (TETO) Chia-Chi Kang, di Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Oleh karenanya, Kang menjelaskan, pemerintah Taiwan pun mengambil tindakan untuk mengontrol harga dan penjualan masker untuk publik dengan sistem penjatahan baru yang diluncurkan mulai besok.

"Pemerintah mengeluarkan kebijakan baru, yaitu menggunakan Kartu National Health Insurance (NHI) dengan nomor ID ganjil dan genap yang berbeda untuk masyarakat, serta membatasi pembelian masker mereka," terangnya.

Sebelumnya, pemerintah Taiwan sudah mencoba untuk membatasi pembelian hanya tiga buah masker per orang per harinya. Tetapi pembelian besar-besaran akibat kepanikan publik terus terjadi.

"Setiap apotek atau toko obat yang berafiliasi dengan NHI akan menyediakan 200 masker untuk orang dewasa dan 50 masker anak-anak tiap harinya," tambah Kang.

Selain itu, individu dengan nomor ID ganjil (1,3,5,7,9) hanya bisa melakukan pembelian di hari Senin, Rabu, dan Jumat. Sementara individu dengan nomor ID genap (0,2,4,6,8) hanya bisa melakukan pembelian di hari Selasa, Kamis, dan Sabtu.

"Hal ini harusnya lebih efektif, karena jika penduduk membeli terlalu banyak, mereka bisa saja sehat dan belum tentu memakainya, akibatnya barang menumpuk. Di sisi lain, orang sakit dan pekerja medis di rumah sakit masih banyak yang lebih membutuhkan," tutupnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6671 seconds (0.1#10.140)