Bank Dunia Gelontorkan Dana USD14 Miliar untuk Atasi Corona
A
A
A
JAKARTA - Dewan Direksi Bank Dunia sepakat untuk menggelontorkan dana sebesar USD14 miliar untuk mengatasi penyebaran pandemi virus corona (Covid-19). Jika dikonversi ke rupiah, nilai tersebut setara Rp212 triliun, dengan asumsi Rp15.200 per USD.
Dana tersebut naik USD2 miliar, dibandingkan pengumuman sebelumnya pada 3 Maret lalu. Dana ini untuk memperkuat sistem kesiapsiagaan kesehatan masyarakat, termasuk untuk penahanan penyakit, diagnosis, dan perawatan, dan mendukung sektor swasta.
International Finance Corporation (IFC) yang merupakan bagian dari grup Bank Dunia juga menyiapkan pembiayaan sebesar USD6 miliar untuk memperkuat sistem kesehatan dan pengawasan penyakit.
Sebagian besar pembiayaan IFC akan diberikan kepada lembaga keuangan klien untuk memungkinkan mereka terus menawarkan pembiayaan perdagangan, dukungan modal kerja dan pembiayaan jangka menengah kepada perusahaan swasta yang berjuang dengan gangguan dalam rantai pasokan.
Respons IFC juga akan membantu klien yang sudah ada di sektor ekonomi yang terkena dampak langsung pandemi, seperti pariwisata dan manufaktur untuk terus membayar tagihan mereka. Paket ini juga akan menguntungkan sektor-sektor yang terlibat dalam menanggapi pandemi ini, termasuk perawatan kesehatan dan industri terkait, yang menghadapi peningkatan permintaan untuk layanan, peralatan medis dan obat-obatan.
"Sangat penting bagi kami untuk mempersingkat waktu pemulihan. Paket ini memberikan dukungan mendesak kepada bisnis dan pekerjanya untuk mengurangi dampak finansial dan ekonomi dari penyebaran Covid-19," ujar Presiden Bank Dunia David Malpass dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis (19/3/2020).
Dia melanjutkan Bank Dunia berkomitmen terhadap respons yang cepat dan fleksibel berdasarkan kebutuhan negara-negara berkembang.
"Operasi dukungan sudah berlangsung, dan alat pendanaan diperluas yang disetujui hari ini akan membantu menopang ekonomi, perusahaan dan pekerjaan," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Eksekutif IFC Philippe Le Houerou menjelaskan pandemi tidak hanya merenggut nyawa, tetapi dapat berdampak pada ekonomi dan standar kehidupan banyak orang.
"Dengan memastikan klien kami mempertahankan operasional mereka selama ini, kami berharap sektor swasta di negara berkembang akan lebih siap untuk membantu ekonomi pulih lebih cepat," kata dia.
IFC memiliki rekam jejak yang sukses dalam mengimplementasikan inisiatif respons untuk mengatasi krisis global dan regional yang menghambat aktivitas sektor swasta dan pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang. Sebelumnya, pinjaman serupa dimobilisasi dalam penanganan krisis keuangan global 2008 dan epidemi virus Ebola di Afrika Barat.
Lembaga itu pun sudah mulai menyalurkan pinjaman respons Covid-19. IFC baru-baru ini memperluas batas pembiayaan perdagangan untuk empat bank di Vietnam sebesar USD294 juta, sehingga mereka dapat terus memberikan pinjaman kepada perusahaan yang membutuhkan, terutama perusahaan kecil dan menengah.
Setelah dimobilisasi dengan cepat pada saat krisis keuangan global 2008 dan epidemi virus Ebola Afrika Barat, IFC memiliki rekam jejak yang sukses dalam mengimplementasikan inisiatif respon untuk mengatasi krisis global dan regional yang menghambat aktivitas sektor swasta dan pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang.
IFC akan mempertahankan standar akuntabilitasnya yang tinggi, sambil mengingat perlunya memberikan dukungan bagi perusahaan secepat mungkin. Manajemen IFC akan menyetujui proyek berdasarkan kredit, tata kelola lingkungan dan sosial dan kriteria kepatuhan, sebagaimana diterapkan dalam tanggapan krisis di masa lalu.
Dana tersebut naik USD2 miliar, dibandingkan pengumuman sebelumnya pada 3 Maret lalu. Dana ini untuk memperkuat sistem kesiapsiagaan kesehatan masyarakat, termasuk untuk penahanan penyakit, diagnosis, dan perawatan, dan mendukung sektor swasta.
International Finance Corporation (IFC) yang merupakan bagian dari grup Bank Dunia juga menyiapkan pembiayaan sebesar USD6 miliar untuk memperkuat sistem kesehatan dan pengawasan penyakit.
Sebagian besar pembiayaan IFC akan diberikan kepada lembaga keuangan klien untuk memungkinkan mereka terus menawarkan pembiayaan perdagangan, dukungan modal kerja dan pembiayaan jangka menengah kepada perusahaan swasta yang berjuang dengan gangguan dalam rantai pasokan.
Respons IFC juga akan membantu klien yang sudah ada di sektor ekonomi yang terkena dampak langsung pandemi, seperti pariwisata dan manufaktur untuk terus membayar tagihan mereka. Paket ini juga akan menguntungkan sektor-sektor yang terlibat dalam menanggapi pandemi ini, termasuk perawatan kesehatan dan industri terkait, yang menghadapi peningkatan permintaan untuk layanan, peralatan medis dan obat-obatan.
"Sangat penting bagi kami untuk mempersingkat waktu pemulihan. Paket ini memberikan dukungan mendesak kepada bisnis dan pekerjanya untuk mengurangi dampak finansial dan ekonomi dari penyebaran Covid-19," ujar Presiden Bank Dunia David Malpass dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis (19/3/2020).
Dia melanjutkan Bank Dunia berkomitmen terhadap respons yang cepat dan fleksibel berdasarkan kebutuhan negara-negara berkembang.
"Operasi dukungan sudah berlangsung, dan alat pendanaan diperluas yang disetujui hari ini akan membantu menopang ekonomi, perusahaan dan pekerjaan," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Eksekutif IFC Philippe Le Houerou menjelaskan pandemi tidak hanya merenggut nyawa, tetapi dapat berdampak pada ekonomi dan standar kehidupan banyak orang.
"Dengan memastikan klien kami mempertahankan operasional mereka selama ini, kami berharap sektor swasta di negara berkembang akan lebih siap untuk membantu ekonomi pulih lebih cepat," kata dia.
IFC memiliki rekam jejak yang sukses dalam mengimplementasikan inisiatif respons untuk mengatasi krisis global dan regional yang menghambat aktivitas sektor swasta dan pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang. Sebelumnya, pinjaman serupa dimobilisasi dalam penanganan krisis keuangan global 2008 dan epidemi virus Ebola di Afrika Barat.
Lembaga itu pun sudah mulai menyalurkan pinjaman respons Covid-19. IFC baru-baru ini memperluas batas pembiayaan perdagangan untuk empat bank di Vietnam sebesar USD294 juta, sehingga mereka dapat terus memberikan pinjaman kepada perusahaan yang membutuhkan, terutama perusahaan kecil dan menengah.
Setelah dimobilisasi dengan cepat pada saat krisis keuangan global 2008 dan epidemi virus Ebola Afrika Barat, IFC memiliki rekam jejak yang sukses dalam mengimplementasikan inisiatif respon untuk mengatasi krisis global dan regional yang menghambat aktivitas sektor swasta dan pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang.
IFC akan mempertahankan standar akuntabilitasnya yang tinggi, sambil mengingat perlunya memberikan dukungan bagi perusahaan secepat mungkin. Manajemen IFC akan menyetujui proyek berdasarkan kredit, tata kelola lingkungan dan sosial dan kriteria kepatuhan, sebagaimana diterapkan dalam tanggapan krisis di masa lalu.
(ven)