Kontribusi Hutama Karya Meningkatkan Kualitas SDM Indonesia

Selasa, 31 Maret 2020 - 06:29 WIB
Kontribusi Hutama Karya...
Kontribusi Hutama Karya Meningkatkan Kualitas SDM Indonesia
A A A
SEBAGAI perusahaan milik negara, BUMN memang harus siap untuk mendukung visi dan misi pembangunan yang telah ditetapkan pemerintah. Setelah menitikberatkan pembangunan infrastruktur pada peride pertama masa jabatannya, kini pemerintahan Presiden Joko Widodo ingin lebih mendorong pembangunan manusia Indonesia. Dalam arti ingin meningkatkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia agar mampu bersaing pada era globalisasi.

Bagi perusahaan konstruksi seperti PT Hutama Karya (Persero), SDM memang menjadi bagian penting dari bisnis perusahaan. “Sebab, pada dasarnya konstruksi yang dibangun harus mampu mengubah peradaban,” kata M Izzan Zubair, Direktur Keuangan PT Hakaaston yang juga pernah menjabat Vice President CSR/PKBL & Protokoler 2017-2019.

Itu sebabnya juga titik berat kegiatan PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) dan CSR (corporate social responsibility) yang dilakukan PT Hutama Karya (Persero) juga mengarah ke pembangunan SDM, seperti pendidikan.

Keseriusan perseroan untuk bisa memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas SDM dapat dicermati dari alokasi anggaran. Pada 2019 sekitar 25% dari anggaran CSR dan PKBL atau sekitar Rp21 miliar digunakan untuk kegiatan yang terkait pembangunan SDM. Tahun ini, saat aloksi anggaran PKBL dan CSR naik, porsi untuk kegiatan pembangunan SDM juga ikut naik. Dari sekitar Rp38 triliun, sebesar 30% dianggarkan untuk kegiatan SDM.

Sepanjang 2019, banyak sudah yang dilakukan oleh perseroan dalam Program Pembangunan Infrastruktur Pendidikan. Di antaranya, pembangunan laboratorium kampus Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung. Renovasi pondok pesantren di Tangerang dan Jampang Kulon. Dalam hal ini, Hutama Karya memberikan bantuan berupa pembuatan akses air bersih agar warga di pesantren ataupun masyarakat setempat mendapatkan fasilitas air bersih. Bantuan SLB Surya Gemilang, Kendal, serta pondok pesantren Raudhatul Muttaqien Sleman. Hutama Karya mendirikan fasilitas ruang kelas yang layak, asrama yang layak, dan MCK. Dengan pembangunan ini diharapkan mampu memberikan dampak yang bermanfaat bagi kesejahteraan SLB dan masyarakat sekitar.

Menurut Agus Kosasih, Manajer CSR/PKBL & Protokoler, program bantuan untuk pondok pesantren ini memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas SDM yang ada di pelosok daerah. Pasalnya, pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama Islam tertua di Indonesia. Di pondok pesantren tersebut, Hutama Karya memberikan bantuan untuk membangun hunian yang layak, aman, dan nyaman bagi para santri.

Selain ikut berkontribusi membangun pesantren, pemberian bantuan CSR dan PKBL ini juga merupakan upaya dari BUMN Konstruksi tersebut untuk dapat menangkal isu radikalisme. Hutama Karya percaya bahwa pondok pesantren (ponpes) merupakan lembaga pendidikan yang menjadi pilar penting dalam menangkal isu radikalisme di Tanah Air.

Sementara itu, pada 2020 ini Hutama Karya akan lebih memfokuskan kegiatan PKBL/CSR di Pulau Sumatera. Kegiatan tersebut tersebar di enam titik lokasi yang ada di sekitar proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Di antaranya di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, dan Lampung. Di lokasi tersebut Hutama Karya akan mengembangkan desa binaan atau smart village. Di desa-desa binaan ini perseroan akan membangun berbagai fasilitas infrastruktur pendidikan, ibadah, kesehatan, rumah BUMN, elektrifikasi & internet, pendampingan life skill, dan eksplorasi wisata potensial.

Sejumlah tantangan juga sempat dialami Hutama Karya dalam penyaluran PKBL dan CSR. Salah satunya pondok pesantren yang dibantu Hutama Karya dalam merenovasi bangunan, yaitu Pesantren Roudhotul Qur’an di Jampang Kulon. Masalah perizinan lahan selalu menjadi hal pelik dalam mengurus bangunan. Pondok pesantren tersebut berdiri di lahan milik warga dan tidak terdapat jalan atau akses masuk ke pesantren tersebut. Pondok pesantren yang saat itu tidak memiliki akta menjadi masalah yang rumit. Jadi atas dasar negosiasi dan kerja sama dengan warga setempat, pada akhirnya warga bergotong royong menyumbang untuk membuat akses jalan tersebut. Setelah memperoleh persetujuan warga, sekarang akses jalan masuk ke pondok pesantren sudah terfasilitasi dengan baik.

Selain itu, renovasi bangunan pondok pesantren di beberapa daerah dapat menimbulkan kecemburuan sosial tersendiri. Baik dari segi masyarakat maupun penghuni pondok pesantren. Untuk itu, Hutama Karya selaku BUMN Penyalur Program Bina Lingkungan, mencoba untuk bekerja sama dengan warga setempat dan pihak terkait lainnya untuk menyeimbangkan antara kebutuhan yang jelas atas dasar permintaan yang diajukan dengan dana bantuan yang akan disalurkan. Hal ini dapat menciptakan kesetaraan dan mereduksi adanya kecemburuan sosial.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi, investasi, EP, dan pengembang jalan tol, Hutama Karya senantiasa mempertimbangkan terlebih dahulu secara matang untuk merealisasikan program Bina Lingkungan di bidang pendidikan. Banyak sekali pengajuan yang datang ke CSR/PKBL Hutama Karya dalam bidang ini sehingga Hutama Karya sendiri harus memilah dan menentukan. Pilihan dapat berasal dari amanah Kementerian BUMN ataupun yang mengajukan langsung ke Hutama Karya. Putusan dari pimpinan perusahaan merupakan tahap final untuk menentukan, apakah lembaga pendidikan tersebut harus dibantu atau tidak. (Heru Febrianto)
(ysw)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1589 seconds (0.1#10.140)