Standar naik, BPS klaim penduduk miskin turun

Senin, 02 Januari 2012 - 16:53 WIB
Standar naik, BPS klaim...
Standar naik, BPS klaim penduduk miskin turun
A A A
Sindonews.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2011 mencapai 29,89 juta orang atau sebesar 12,36 persen dari total penduduk Indonesia.

Plt Kepala BPS Suryamin menjelaskan, angka ini mengalami penurunan sebesar 130 ribu orang dibandingkan penduduk miskin pada Maret 2011 sebesar 30,02 juta orang (12,49 persen). Menurutnya, selama periode Maret-September 2011, penduduk miskin perkotaan berkurang 90 ribu orang dan penduduk pedesaan berkurang 40 ribu juta orang.

Pengaruh penurunan penduduk miskin disebabkan oleh inflasi umum yang relatif rendah yaitu sebesar 2,25 persen. Serta selama periode Maret-September 2011 beberapa komoditas bahan pokok mengalami penurunan seperti minyak goreng turun sebesar 0,35 persen, gula pasir 2,72 persen, cabai rawit 61,28 persen, cabai merah 30,51 peren.

"Untuk mengukur kemiskinan,BPS menggunakan konsep kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan. Metode ini dipakai BPS sejak 1998 supaya hasil penghitungan konsisten dan terbanding dari waktu ke waktu," tutur Suryamin pada saat konferensi pers, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (2/1/2012).

Dirinya juga menambahkan untuk persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan pedesaan tidak banyak berubah selama periode ini. Penduduk miskin daerah perkotaan pada Maret 2011 9,23 persen menurun sedikit 9,09 persen pada Septmeber 2011. Penduduk miskin di daerah pedesaan pada Maret 2011 sebesar 15,72 persen dan menurun sedikit menjadi 15,59 persen pada September 2011.

Lebih lanjut dia mengatakan, peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan seperti perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. "September 2011 sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan sebesar 75,53 persen. Ini tidak jauh berbeda dengan Maret 2011 yang sebesar 73,52 persen," tambahnya.

Komoditi makanan yang paling berpengaruh terhadap garis kemiskinan adalah beras, rokok kretek filter, gula pasir, telur ayam ras, mie instan, tempe, dan tahu. Sedangkan untuk komoditi bukan makanan adalah biaya perumahan, listrik, angkutan, dan pendidikan.

Jika dilihat berdasarkan garis kemiskinan, maka di Indonesia pada periode Maret-September 2011 naik sebesar 4,27 persen yaitu dari Rp233.740 perkapita perbulan pada Maret 2011 menjadi Rp243.729 perkapita perbulan September 2011.

"Jika dilihat dari distribusi pendapatan biasanya dalam teori semakin menurun penduduk miskin berarti masyarakat semakin sejahtera. Tetapi kesejahteraan itu lebih banyak dinikmati oleh kelas menengah dan atas, alasannya karena mereka lebih siap secara modal dan secara SDM. Jadi biasanya secara teoritis pendistribusian pendapatannya bisa meningkat," tutur Direktur Statistik Ketahanan Sosial, Hamonangan Ritotonga. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1058 seconds (0.1#10.140)