Potensi ekonomi digital dioptimalkan

Kamis, 05 Januari 2012 - 09:37 WIB
Potensi ekonomi digital dioptimalkan
Potensi ekonomi digital dioptimalkan
A A A
Sindonews.com – Pemerintah akan melakukan pembinaan menyeluruh terhadap pelaku usaha ekonomi kreatif guna meningkatkan nilai tambah di sektor tersebut. Salah satu fokusnya adalah mengoptimalkan potensi ekonomi digital yang akan dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan, kontribusi ekonomi kreatif terhadap produk domestik bruto (PDB) ditargetkan terus naik dari 7,3 persen pada 2010 menjadi delapan persen pada 2014. Tahun lalu ekonomi kreatif diperkirakan menyumbang 7,5 persen terhadap PDB dan tahun ini diprediksi sama.

“Dari 14 subsektor ekonomi kreatif, dua terbesar adalah fashion dan kerajinan. Lainnya masih kecil,tapi pertumbuhan tetap tinggi,” ujar Mari dalam lokakarya pariwisata dan ekonomi kreatif di Jakarta, Rabu 4 Januari 2011.

Menurut Mari, penduduk usia produktif di Indonesia yang mencakup hampir separuh jumlah populasi merupakan pasar sekaligus pelaku usaha ekonomi kreatif yang potensial.

Namun diakui, masih terdapat hambatan di antaranya belum memadainya kuantitas dan kualitas sumber daya kreatif, kurangnya apresiasi, terbatasnya ketersediaan bahan baku, dan pembiayaan. Keterbatasan ruang publik juga menjadi kendala bagi sektor seni pertunjukan.

“Kami akan minta kepada pemerintah daerah untuk mengembangkan kembali alun-alun dan membenahinya supaya menjadi tempat publik yang lebih baik,” tuturnya.

Mari menambahkan, tujuan ekonomi kreatif adalah meningkatkan kualitas hidup, toleransi, dan penciptaan nilai tambah. Untuk itu, pihaknya akan bersinergi dengan kementerian terkait dan menciptakan zona-zona kreatif di kawasan tertentu, semisal di lokasi wisata.

Staf Khusus Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bidang Perencanaan dan Program Cokorda Istri Dewi mengungkapkan, ekonomi kreatif sudah dikenal cukup lama namun belum menjadi prioritas pengembangan dan pembinaannya pun belum sistematis.

Dengan dinaikkannya ekonomi kreatif pada level kementerian, Kemenparekraf akan mengoordinasikan pembinaan dan pengembangan ekonomi kreatif secara holistis. Alasannya, masih banyak pelaku usaha seperti desainer grafis yang belum terbina.

“Kita akan bergerak di hilirnya, antara lain melakukan pembinaan pelaku usaha ekonomi kreatif, membantu pemasaran, memfasilitasi dan membangun jejaring dengan dunia internasional,” tandasnya.

Menurut Dewi, ekonomi kreatif di Indonesia dibedakan atas dua kelompok besar yaitu yang berbasis seni dan budaya serta yang memanfaatkan iptek untuk membuat kontenkonten bernilai tambah. Terkait iptek, perkembangan teknologi utamanya internet adalah peluang ekonomi besar yang harus diraup.

“Perubahan dinamika lingkungan usaha ini harus diantisipasi. Ini kue yang besar untuk diambil manfaat ekonominya. Misalnya, produk-produk berbasis konten digital,kami lihat banyak pelaku yang sudah melayani pasar-pasar di luar negeri,” ucapnya.

Kasubdit Standar dan Audit Perangkat Lunak Kementerian Komunikasi dan Informatika Muhammad Neil El Himam menegaskan, saat ini dunia sudah masuk ke era ekonomi digital. Bahkan, pemerintah Australia sudah berpandangan jauh ke depan dengan menempatkan ekonomi digital di level kementerian, yakni ABCD (Australian Broadband Communications and Digital Economy).

“Potensi digital ekonomi ini entry barrier-nya kan rendah, yang terpenting adalah butuh kreativitas. Padahal, sumber daya manusia Indonesia juga luar biasa kreativitasnya,” tegasnya.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5390 seconds (0.1#10.140)