Pabrikan automotif dunia incar India
A
A
A
Sindonews.com - Perhatian para produsen automotif dunia pekan ini tertuju ke India yang sedang menggelar pameran bertajuk India Auto Expo. Negeri Bollywood kini menjadi incaran pabrikan kendaraan dunia karena pasarnya tumbuh lebih cepat dibanding negara-negara lain di Eropa yang sedang terkena krisis utang.
Pameran dua tahunan tersebut memang sengaja digelar untuk memanfaatkan momentum pertumbuhan di Asia, khususnya India. Dengan ekspansi ekonomi sebesar tujuh persen, para produsen berharap bisa masuk ke pasar baru yang potensial. “Kami melihat ini (pameran) sebagai satu yang terpenting dalam kalender kami,” kata Presiden Ford Asia Pasifik Joe Hinrichs dikutip AFPdi New Delhi kemarin.
Dia menambahkan, grup perusahaan Ford memperkirakan, India bakal menjadi pasar automotif terbesar ketiga di dunia pada 2020. Tanda-tanda perubahan prioritas industri automotif menjadi “Asia minded” juga terlihat ketika pabrikan asal Inggris, Jaguar Land Rover–yang sahamnya dikuasai Kelompok Tata sejak 2008 lalu, memutuskan tidak mengikuti Detroit Motor Show namun justru akan fokus pada pameran di New Delhi.
Pada pameran automotif terbesar di India yang dimulai kemarin, geliat industri automotif terlihat dari deretan mobil model baru dari sejumlah produsen. Mereka sengaja menjadikan ajang tersebut sebagai bentuk komitmen menggarap pasar di negara berpenduduk 1,2 miliar orang itu. Meski tingkat kepemilikan kendaraan di India masih rendah karena dua pertiga penduduknya masih tergolong miskin, para produsen optimistis pasarnya tetap besar karena tumbuhnya kelas menengah.
Hal ini merujuk pada pertumbuhan penjualan kendaraan penumpang yang mencapai 31 persen pada 2010 lalu, meski sempat turun akibat tingginya suku bunga karena melonjaknya harga komoditas yang memicu inflasi. Asosiasi Manufaktur Automotif India (SIAM) memperkirakan, penjualan mobil pada tahun fiskal 2011 yang akan berakhir Maret tahun ini akan meningkat sekitar 2–4 persen.
Melihat perkembangan pasar automotif yang terus meningkat, sejumlah analis meramalkan, India akan menjadi daya tarik bagi produsen luar negeri dari Eropa dan AS. Kantor berita AFP melaporkan, produsen Prancis PSA Peugeot Citroen disebut-sebut sebagai salah satu pabrikan yang akan kembali masuk ke negara itu setelah pada era 1990-an gagal menembus pasar India meski sudah beraliansi dengan mitra lokal.
Sebelumnya produsen Prancis lainnya, Renault, lebih dulu masuk ke pasar India tahun lalu yang ditandai peluncuran model baru yakni sedan kompak dinamakan Pulse. Tahun ini, di ajang India Auto Expo, Renault kembali merilis model baru jenis sport utility vehicle (SUV). “Perlambatan (ekonomi) bukan di sini, karena secara fundamental penjualan kendaraan terus tumbuh. Dengan urbanisasi dan padatnya penduduk, di India pasar masih atraktif,” tulis perusahaan konsultan Deloitte dalam catatannya seperti dikutip AFP.
Nada optimisme juga disampaikan oleh pabrikan Maruti Suzuki yang memimpin industri automotif India dengan menguasai 40 persen pangsa pasar. Menurut perusahaan hasil kerja sama India-Jepang itu, meski saat ini terjadi perlambatan ekonomi, di India kondisi itu hanya sesaat dan berdampak jangka pendek.
India dikenal sebagai salah satu pasar utama kendaraan dengan spesifikasi mesin berkapasitas kecil. Tumbuhnya pasar segmen ini memanfaatkan munculnya keluarga baru yang tadinya menggunakan sepeda motor dan mencoba beralih ke kendaraan roda empat. Pangsa pasar ini tergolong unik karena konsumennya lebih mementingkan keterjangkauan harga namun bisa tetap nyaman berkendaraan.
Kondisi ini dimanfaatkan oleh produsen mobil Tata Motor yang memproduksi Tata Nano sejak 2010 lalu. Saat peluncurannya, Tata Nano membuat sejarah baru di industri automotif dengan membanderol harga mobilnya hanya USD2.650 per unit atau setara dengan Rp24,5 juta. Tren ini kemudian diikuti oleh produsen automotif India lain yakni Bajaj Auto yang merilis Bajaj RE60 di New Delhi,3 Januari lalu.
Sayangnya, Bajaj belum mengumumkan harga jual untuk mobil yang diklaim bisa mengurangi emisi gas karbon itu. Namun, Chief Executive Maruti Suzuki Shinzo Nakanishi berpandangan lain. Saat ini industri kendaraan bermotor di India memang sedang fokus pada perubahan dari kelas low endyang sensitif terhadap harga.
“Harga memang penting, tetapi orang juga berpikir berbeda dibanding 5–10 tahun lalu. Orang-orang kini ingin model yang lebih mewah dan fasilitas yang lebih baik,” kata Nakanishi.
Pameran dua tahunan tersebut memang sengaja digelar untuk memanfaatkan momentum pertumbuhan di Asia, khususnya India. Dengan ekspansi ekonomi sebesar tujuh persen, para produsen berharap bisa masuk ke pasar baru yang potensial. “Kami melihat ini (pameran) sebagai satu yang terpenting dalam kalender kami,” kata Presiden Ford Asia Pasifik Joe Hinrichs dikutip AFPdi New Delhi kemarin.
Dia menambahkan, grup perusahaan Ford memperkirakan, India bakal menjadi pasar automotif terbesar ketiga di dunia pada 2020. Tanda-tanda perubahan prioritas industri automotif menjadi “Asia minded” juga terlihat ketika pabrikan asal Inggris, Jaguar Land Rover–yang sahamnya dikuasai Kelompok Tata sejak 2008 lalu, memutuskan tidak mengikuti Detroit Motor Show namun justru akan fokus pada pameran di New Delhi.
Pada pameran automotif terbesar di India yang dimulai kemarin, geliat industri automotif terlihat dari deretan mobil model baru dari sejumlah produsen. Mereka sengaja menjadikan ajang tersebut sebagai bentuk komitmen menggarap pasar di negara berpenduduk 1,2 miliar orang itu. Meski tingkat kepemilikan kendaraan di India masih rendah karena dua pertiga penduduknya masih tergolong miskin, para produsen optimistis pasarnya tetap besar karena tumbuhnya kelas menengah.
Hal ini merujuk pada pertumbuhan penjualan kendaraan penumpang yang mencapai 31 persen pada 2010 lalu, meski sempat turun akibat tingginya suku bunga karena melonjaknya harga komoditas yang memicu inflasi. Asosiasi Manufaktur Automotif India (SIAM) memperkirakan, penjualan mobil pada tahun fiskal 2011 yang akan berakhir Maret tahun ini akan meningkat sekitar 2–4 persen.
Melihat perkembangan pasar automotif yang terus meningkat, sejumlah analis meramalkan, India akan menjadi daya tarik bagi produsen luar negeri dari Eropa dan AS. Kantor berita AFP melaporkan, produsen Prancis PSA Peugeot Citroen disebut-sebut sebagai salah satu pabrikan yang akan kembali masuk ke negara itu setelah pada era 1990-an gagal menembus pasar India meski sudah beraliansi dengan mitra lokal.
Sebelumnya produsen Prancis lainnya, Renault, lebih dulu masuk ke pasar India tahun lalu yang ditandai peluncuran model baru yakni sedan kompak dinamakan Pulse. Tahun ini, di ajang India Auto Expo, Renault kembali merilis model baru jenis sport utility vehicle (SUV). “Perlambatan (ekonomi) bukan di sini, karena secara fundamental penjualan kendaraan terus tumbuh. Dengan urbanisasi dan padatnya penduduk, di India pasar masih atraktif,” tulis perusahaan konsultan Deloitte dalam catatannya seperti dikutip AFP.
Nada optimisme juga disampaikan oleh pabrikan Maruti Suzuki yang memimpin industri automotif India dengan menguasai 40 persen pangsa pasar. Menurut perusahaan hasil kerja sama India-Jepang itu, meski saat ini terjadi perlambatan ekonomi, di India kondisi itu hanya sesaat dan berdampak jangka pendek.
India dikenal sebagai salah satu pasar utama kendaraan dengan spesifikasi mesin berkapasitas kecil. Tumbuhnya pasar segmen ini memanfaatkan munculnya keluarga baru yang tadinya menggunakan sepeda motor dan mencoba beralih ke kendaraan roda empat. Pangsa pasar ini tergolong unik karena konsumennya lebih mementingkan keterjangkauan harga namun bisa tetap nyaman berkendaraan.
Kondisi ini dimanfaatkan oleh produsen mobil Tata Motor yang memproduksi Tata Nano sejak 2010 lalu. Saat peluncurannya, Tata Nano membuat sejarah baru di industri automotif dengan membanderol harga mobilnya hanya USD2.650 per unit atau setara dengan Rp24,5 juta. Tren ini kemudian diikuti oleh produsen automotif India lain yakni Bajaj Auto yang merilis Bajaj RE60 di New Delhi,3 Januari lalu.
Sayangnya, Bajaj belum mengumumkan harga jual untuk mobil yang diklaim bisa mengurangi emisi gas karbon itu. Namun, Chief Executive Maruti Suzuki Shinzo Nakanishi berpandangan lain. Saat ini industri kendaraan bermotor di India memang sedang fokus pada perubahan dari kelas low endyang sensitif terhadap harga.
“Harga memang penting, tetapi orang juga berpikir berbeda dibanding 5–10 tahun lalu. Orang-orang kini ingin model yang lebih mewah dan fasilitas yang lebih baik,” kata Nakanishi.
()