Mobil Esemka bentuk nasionalisme
A
A
A
Sindonews.com - Penciptaan mobil Kiat Esemka sudah sepatutnya dihargai dan dibanggakan. Karya cipta siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) ini merupakan bentuk nasionalisme.
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Budi Susilo Supandji mengungkapkan, Kiat Esemka juga mencerminkan keberadaan potensi nasional. Karena itu, Budi mendukung upaya-upaya untuk mendorong mobil ini sebagai mobil nasional (mobnas).
”Namun, agar mobnas itu bisa digunakan secara umum, harus melalui uji atau audit teknologi untuk mengetahui sejauh mana mobil itu punya sertifikasi,” kata dia di Jakarta kemarin.
Pengamat sosial Universitas Negeri Padang (UNP) Azwar Ananda berpandangan, Kiat Esemka dapat menjadi simbol nasionalisme bangsa karena memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat yang menginginkan identitas. ”Hasrat untuk mencapai keaslian dan identitas bangsa adalah salah satu unsur nasionalisme. Masyarakat saat ini sudah jenuh dengan produk impor,” tutur Azwar.
Kiat Esemka merupakan mobil hasil rakitan siswa dari berbagai SMK di Jawa Tengah dengan 80 persen komponennya merupakan produk lokal. Seluruh bodi mobil dipasok Kiat Motor di Klaten. Dukungan untuk memproduksi massal mobil ini semakin kencang.
Para perajin logam yang tergabung dalam Para Amerta Sejahtera Indonesia (Pasindo) Pasuruan, Jawa Timur, menyatakan kesanggupannya untuk membantu produksi massal Kiat Esemka. Pasindo telah berkontribusi pada penciptaan mobil GEA produksi PT INKA, Madiun.
Lebih dari 78 komponen mobil tersebut diproduksi di sentra perajin logam ini. ”Mau pesan onderdil apa saja bisa asalkan jangan minta dibuatkan engine,” kata Mudji Wahono,Ketua Pendiri Pasindo Pasuruan. Untuk mendukung program mobnas,dia menyatakan pihaknya sanggup membuat 61 jenis komponen automotif, di antaranya break system, kemudi, dan body accesories.
Dukungan juga dilontarkan PT Barata Indonesia. BUMN yang memproduksi alat berat ini mengaku siap memproduksi suku cadang dan menyediakan workshop untuk bidang pengecoran dan permesinan.
”Pada intinya kami siap mendukung rencana memproduksi massal mobnas sesuai dengan kemampuan kami,” ujar Manajer Humas PT Barata Indonesia Heri Siswantoro di Surabaya kemarin.
Selain melahirkan kebanggaan dan membangkitkan produktivitas dalam negeri, produksi massal Kiat Esemka juga dinilai mendorong percepatan penyerapan kerja lulusan SMK yang sebelumnya bisa menyentuh hingga 80 persen.
”Tahun lalu penyerapan lulusan SMK negeri bisa mencapai 80 persen, sementara SMK swasta sekitar 60 persen,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bunyamin.
Dia optimistis dengan keterampilan siswa membuat mobil Esemka, potensi untuk terserap di industri bagi mereka yang telah lulus juga makin besar.
”Dengan keterampilan tersebut, kompetensi para siswa akan bertambah sesuai dengan yang dibutuhkan pasar kerja,” kata dia. (*)
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Budi Susilo Supandji mengungkapkan, Kiat Esemka juga mencerminkan keberadaan potensi nasional. Karena itu, Budi mendukung upaya-upaya untuk mendorong mobil ini sebagai mobil nasional (mobnas).
”Namun, agar mobnas itu bisa digunakan secara umum, harus melalui uji atau audit teknologi untuk mengetahui sejauh mana mobil itu punya sertifikasi,” kata dia di Jakarta kemarin.
Pengamat sosial Universitas Negeri Padang (UNP) Azwar Ananda berpandangan, Kiat Esemka dapat menjadi simbol nasionalisme bangsa karena memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat yang menginginkan identitas. ”Hasrat untuk mencapai keaslian dan identitas bangsa adalah salah satu unsur nasionalisme. Masyarakat saat ini sudah jenuh dengan produk impor,” tutur Azwar.
Kiat Esemka merupakan mobil hasil rakitan siswa dari berbagai SMK di Jawa Tengah dengan 80 persen komponennya merupakan produk lokal. Seluruh bodi mobil dipasok Kiat Motor di Klaten. Dukungan untuk memproduksi massal mobil ini semakin kencang.
Para perajin logam yang tergabung dalam Para Amerta Sejahtera Indonesia (Pasindo) Pasuruan, Jawa Timur, menyatakan kesanggupannya untuk membantu produksi massal Kiat Esemka. Pasindo telah berkontribusi pada penciptaan mobil GEA produksi PT INKA, Madiun.
Lebih dari 78 komponen mobil tersebut diproduksi di sentra perajin logam ini. ”Mau pesan onderdil apa saja bisa asalkan jangan minta dibuatkan engine,” kata Mudji Wahono,Ketua Pendiri Pasindo Pasuruan. Untuk mendukung program mobnas,dia menyatakan pihaknya sanggup membuat 61 jenis komponen automotif, di antaranya break system, kemudi, dan body accesories.
Dukungan juga dilontarkan PT Barata Indonesia. BUMN yang memproduksi alat berat ini mengaku siap memproduksi suku cadang dan menyediakan workshop untuk bidang pengecoran dan permesinan.
”Pada intinya kami siap mendukung rencana memproduksi massal mobnas sesuai dengan kemampuan kami,” ujar Manajer Humas PT Barata Indonesia Heri Siswantoro di Surabaya kemarin.
Selain melahirkan kebanggaan dan membangkitkan produktivitas dalam negeri, produksi massal Kiat Esemka juga dinilai mendorong percepatan penyerapan kerja lulusan SMK yang sebelumnya bisa menyentuh hingga 80 persen.
”Tahun lalu penyerapan lulusan SMK negeri bisa mencapai 80 persen, sementara SMK swasta sekitar 60 persen,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bunyamin.
Dia optimistis dengan keterampilan siswa membuat mobil Esemka, potensi untuk terserap di industri bagi mereka yang telah lulus juga makin besar.
”Dengan keterampilan tersebut, kompetensi para siswa akan bertambah sesuai dengan yang dibutuhkan pasar kerja,” kata dia. (*)
()