Produk Indonesia gaet minat saudagar Arab
A
A
A
Sindonews.com - Produk-produk Indonesia ternyata berhasil menarik minat para pengusaha asal Arab Saudi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik per Januari 2012 menunjukkan adanya kenaikan nilai ekspor produk nonmigas Indonesia ke Arab Saudi untuk periode Januari–Oktober 2011 yang mencapai hampir USD1,2 miliar. Angka ini naik 24,63 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencatatkan nilai USD962,7 juta.
Besarnya minat pengusaha Arab Saudi terhadap produk-produk Indonesia juga dapat diindikasikan dengan meningkatnya jumlah permintaan hubungan dagang atau permintaan impor komoditas (inquiry) dari pengusaha Arab Saudi kepada pengusaha Indonesia melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) KJRI jeddah selama tahun 2011. Menurut data yang dimiliki KJRI Jeddah, selama tahun 2011 saja tercatat ada 135 permintaan hubungan dagang, atau meningkat 23,85 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 109 permintaan.
"Meningkatnya jumlah tersebut dipicu oleh, antara lain, gencarnya kegiatan kontak bisnis yang dilakukan ITPC KJRI Jeddah dalam rangka promosi produk dan kegiatan pameran di Indonesia kepada para pengusaha dan pengurus Kadin Arab Saudi di berbagai kota besar di wilayah kerja KJRI Jeddah, yaitu Jeddah, Makkah, Madinah, Taif, Yanbu, Rabigh, Abha, Al-Baha, Najran dan Jizan," ungkap keterangan tertulis dari KJRI Jeddah yang diterima Sindonews, di Jakarta, Selasa (17/1/2012).
Komoditas Indonesia yang dilirik dan diminati pengusaha Arab Saudi selama tahun 2011 sangatlah beragam, seperti produk (bahan) makanan dan minuman (minyak kelapa sawit, bumbu rempah, jahe segar, teh, ikan tuna segar, buah segar, bahan makanan, mie instan, confectionery, pemanis rendah kalori, makanan ringan, daging segar beku, saus tomat dan cabai, dan disposable clove), produk bahan bangunan (ubin keramik, marmer, wood flooring, produk kayu, plywood, dan blockboard), produk tekstil (tailoring material, garmen, tekstil, kapas, dan sutra ), produk perlengkapan rumah tangga (furnitur, peralatan listrik, aksesoris pompa air, peralatan dapur, glasswares, home accessories, kitchen cabinet, bahan dekorasi gordyn, produk dekorasi, dan fire safety), dan etproduk lainnya (kendaraan bermotor, ban kendaraan, suku cadang kendaraan, bahan kimia, essensial oil, bahan mentah parfum, kertas fotokopi, arang briket, perlengkapan kesehatan, peralatan rumah sakit, alat penangkap dan pancing ikan, dan mesin pembuat es).
Tidak hanya melakukan promosi ke daerah-daerah, KJRI Jeddah pada tahun yang sama juga aktif mengikuti pameran perdagangan internasional yang diselenggarakan di Jeddah dan Riyadh, yaitu pameran Food, Hotel and Propac Arabia 2011, Furnidex Arabia 2011 dan Saudi Agriculture/Agro-Food 2011.
"Nilai total transaksi order produk Indonesia oleh pengusaha Arab Saudi dari ketiga pameran tersebut mencapai USD480.749 atau bila menggunakan kurs yang berlaku saat ini, setara dengan USD4,4 miliar. Sebuah angka yang cukup besar," jelasnya.
Hal tersebut tidaklah mengherankan apabila para pengusaha Indonesia belakangan mulai melirik Arab Saudi sebagai pasar potensial bagi produk Indonesia, khususnya untuk kawasan Timur Tengah. Arab Saudi dinilai memiliki sejumlah faktor pendukung yang belum tentu dimiliki negara-negara lain di kawasan tersebut, antara lain jumlah penduduk yang cukup besar sebanyak 27,5 juta jiwa, ditambah jumlah WNI yang tinggal dan bekerja di Arab Saudi, yang jumlahnya diperkirakan mencapai satu juta jiwa. Faktor lainnya adalah tingkat kesejahteraan warga Arab Saudi, dengan pendapatan perkapita USD15,774 pada tahun 2010, yang cukup baik dengan kemampuan daya beli yang tinggi.
Tidak hanya itu, kebijakan perdagangan yang bersifat pasar terbuka di Arab Saudi memberikan peluang bagi para pengusaha manapun, termasuk Indonesia, untuk menampilkan produk yang bersaing, terutama dari segi kualitas dan harga. Hal ini telah dimanfaatkan beberapa negara tetangga dan negara lain di luar kawasan dengan memasukkan produk barangnya ke Arab Saudi. Kondisi ini juga didukung dengan kedudukan Arab Saudi sebagai tujuan ibadah bagi umat Islam (haji dan umroh) yang memiliki potensi pasar yang cukup tinggi dan menjanjikan.
Meskipun peluang ekspor produk nasional ke Arab Saudi terbuka lebar, KJRI Jeddah mengakui bahwa para pengusaha/eksportir Indonesia masih kurang agresif dalam menerobos pasar Arab Saudi dan mempromosikan produknya. Hal ini ditunjukkan dengan belum maksimalnya pengusaha Indonesia dalam memanfaatkan peluang ekspor produk melalui berbagai pameran internasional dan minimnya ketersediaan bahan informasi seperti brosur, katalog, profil, data dan laman resmi perusahaan perusahaan Indonesia sehingga sulit dihubungi oleh pengusaha Arab Saudi.
KJRI Jeddah juga menyayangkan masih adanya tindak penipuan yang dilakukan oleh oknum pengusaha/eksportir nakal di Indonesia, yang mengakibatkan kerugian bagi mitranya pengusaha Arab Saudi. Bila tidak segera ditangani dengan baik, hal ini tentunya dapat mencoreng citra dan nama baik pengusaha Indonesia secara keseluruhan.
"Guna mencegah terulangnya kembali tindak kejahatan semacam ini di masa mendatang, KJRI Jeddah selalu melaporkan aksi penipuan tersebut ke seluruh Perwakilan RI di luar negeri dan pihak-pihak yang berwenang di Indonesia," jelasnya.
Selain itu, KJRI Jeddah dalam berbagai kesempatan selalu mengimbau kepada para pengusaha Arab Saudi yang ingin menjalin hubungan dagang/bisnis dengan pengusaha/perusahaan Indonesia untuk melakukan kroscek terlebih dahulu keberadaan dan bonafiditas pengusaha/perusahaan dimaksud dengan cara menghubungi atau mendatangi kantor KJRI Jeddah.
Dalam waktu dekat, KJRI Jeddah akan mengikuti dua kegiatan pameran, yaitu pameran Saudi Building & Interiors Exhibition (SBIE) dan pameran Saudi Food, Hotel & Hospitality, masing-masing pada tanggal 22-25 April 2012 dan 20-23 Mei 2012. Dalam kaitan ini, KJRI Jeddah akan memfasilitasi booth pameran secara cuma-cuma bagi para pengusaha Indonesia yang ingin berpartisipasi. Dengan begitu, diharapkan akan lebih banyak lagi pengusaha Indonesia yang mempromosikan produknya sekaligus menembus pasar Arab Saudi.
Besarnya minat pengusaha Arab Saudi terhadap produk-produk Indonesia juga dapat diindikasikan dengan meningkatnya jumlah permintaan hubungan dagang atau permintaan impor komoditas (inquiry) dari pengusaha Arab Saudi kepada pengusaha Indonesia melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) KJRI jeddah selama tahun 2011. Menurut data yang dimiliki KJRI Jeddah, selama tahun 2011 saja tercatat ada 135 permintaan hubungan dagang, atau meningkat 23,85 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 109 permintaan.
"Meningkatnya jumlah tersebut dipicu oleh, antara lain, gencarnya kegiatan kontak bisnis yang dilakukan ITPC KJRI Jeddah dalam rangka promosi produk dan kegiatan pameran di Indonesia kepada para pengusaha dan pengurus Kadin Arab Saudi di berbagai kota besar di wilayah kerja KJRI Jeddah, yaitu Jeddah, Makkah, Madinah, Taif, Yanbu, Rabigh, Abha, Al-Baha, Najran dan Jizan," ungkap keterangan tertulis dari KJRI Jeddah yang diterima Sindonews, di Jakarta, Selasa (17/1/2012).
Komoditas Indonesia yang dilirik dan diminati pengusaha Arab Saudi selama tahun 2011 sangatlah beragam, seperti produk (bahan) makanan dan minuman (minyak kelapa sawit, bumbu rempah, jahe segar, teh, ikan tuna segar, buah segar, bahan makanan, mie instan, confectionery, pemanis rendah kalori, makanan ringan, daging segar beku, saus tomat dan cabai, dan disposable clove), produk bahan bangunan (ubin keramik, marmer, wood flooring, produk kayu, plywood, dan blockboard), produk tekstil (tailoring material, garmen, tekstil, kapas, dan sutra ), produk perlengkapan rumah tangga (furnitur, peralatan listrik, aksesoris pompa air, peralatan dapur, glasswares, home accessories, kitchen cabinet, bahan dekorasi gordyn, produk dekorasi, dan fire safety), dan etproduk lainnya (kendaraan bermotor, ban kendaraan, suku cadang kendaraan, bahan kimia, essensial oil, bahan mentah parfum, kertas fotokopi, arang briket, perlengkapan kesehatan, peralatan rumah sakit, alat penangkap dan pancing ikan, dan mesin pembuat es).
Tidak hanya melakukan promosi ke daerah-daerah, KJRI Jeddah pada tahun yang sama juga aktif mengikuti pameran perdagangan internasional yang diselenggarakan di Jeddah dan Riyadh, yaitu pameran Food, Hotel and Propac Arabia 2011, Furnidex Arabia 2011 dan Saudi Agriculture/Agro-Food 2011.
"Nilai total transaksi order produk Indonesia oleh pengusaha Arab Saudi dari ketiga pameran tersebut mencapai USD480.749 atau bila menggunakan kurs yang berlaku saat ini, setara dengan USD4,4 miliar. Sebuah angka yang cukup besar," jelasnya.
Hal tersebut tidaklah mengherankan apabila para pengusaha Indonesia belakangan mulai melirik Arab Saudi sebagai pasar potensial bagi produk Indonesia, khususnya untuk kawasan Timur Tengah. Arab Saudi dinilai memiliki sejumlah faktor pendukung yang belum tentu dimiliki negara-negara lain di kawasan tersebut, antara lain jumlah penduduk yang cukup besar sebanyak 27,5 juta jiwa, ditambah jumlah WNI yang tinggal dan bekerja di Arab Saudi, yang jumlahnya diperkirakan mencapai satu juta jiwa. Faktor lainnya adalah tingkat kesejahteraan warga Arab Saudi, dengan pendapatan perkapita USD15,774 pada tahun 2010, yang cukup baik dengan kemampuan daya beli yang tinggi.
Tidak hanya itu, kebijakan perdagangan yang bersifat pasar terbuka di Arab Saudi memberikan peluang bagi para pengusaha manapun, termasuk Indonesia, untuk menampilkan produk yang bersaing, terutama dari segi kualitas dan harga. Hal ini telah dimanfaatkan beberapa negara tetangga dan negara lain di luar kawasan dengan memasukkan produk barangnya ke Arab Saudi. Kondisi ini juga didukung dengan kedudukan Arab Saudi sebagai tujuan ibadah bagi umat Islam (haji dan umroh) yang memiliki potensi pasar yang cukup tinggi dan menjanjikan.
Meskipun peluang ekspor produk nasional ke Arab Saudi terbuka lebar, KJRI Jeddah mengakui bahwa para pengusaha/eksportir Indonesia masih kurang agresif dalam menerobos pasar Arab Saudi dan mempromosikan produknya. Hal ini ditunjukkan dengan belum maksimalnya pengusaha Indonesia dalam memanfaatkan peluang ekspor produk melalui berbagai pameran internasional dan minimnya ketersediaan bahan informasi seperti brosur, katalog, profil, data dan laman resmi perusahaan perusahaan Indonesia sehingga sulit dihubungi oleh pengusaha Arab Saudi.
KJRI Jeddah juga menyayangkan masih adanya tindak penipuan yang dilakukan oleh oknum pengusaha/eksportir nakal di Indonesia, yang mengakibatkan kerugian bagi mitranya pengusaha Arab Saudi. Bila tidak segera ditangani dengan baik, hal ini tentunya dapat mencoreng citra dan nama baik pengusaha Indonesia secara keseluruhan.
"Guna mencegah terulangnya kembali tindak kejahatan semacam ini di masa mendatang, KJRI Jeddah selalu melaporkan aksi penipuan tersebut ke seluruh Perwakilan RI di luar negeri dan pihak-pihak yang berwenang di Indonesia," jelasnya.
Selain itu, KJRI Jeddah dalam berbagai kesempatan selalu mengimbau kepada para pengusaha Arab Saudi yang ingin menjalin hubungan dagang/bisnis dengan pengusaha/perusahaan Indonesia untuk melakukan kroscek terlebih dahulu keberadaan dan bonafiditas pengusaha/perusahaan dimaksud dengan cara menghubungi atau mendatangi kantor KJRI Jeddah.
Dalam waktu dekat, KJRI Jeddah akan mengikuti dua kegiatan pameran, yaitu pameran Saudi Building & Interiors Exhibition (SBIE) dan pameran Saudi Food, Hotel & Hospitality, masing-masing pada tanggal 22-25 April 2012 dan 20-23 Mei 2012. Dalam kaitan ini, KJRI Jeddah akan memfasilitasi booth pameran secara cuma-cuma bagi para pengusaha Indonesia yang ingin berpartisipasi. Dengan begitu, diharapkan akan lebih banyak lagi pengusaha Indonesia yang mempromosikan produknya sekaligus menembus pasar Arab Saudi.
()