Opsi kenaikan harga BBM menguat

Sabtu, 21 Januari 2012 - 12:15 WIB
Opsi kenaikan harga...
Opsi kenaikan harga BBM menguat
A A A


Sindonews.com - Opsi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terus menguat. Kondisi ekonomi global menjadi acuan untuk memunculkan opsi tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan, opsi kenaikan harga BBM bersubsidi masih terbentur Undang-Undang APBN 2012 yang tidak mengamanatkan kebijakan tersebut. Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), bersama Komisi VII DPR akan mencari kesepakatan agar opsi tersebut dibuka.

Alasan yang digunakan pemerintah adalah kondisi eksternal, yakni gejolak harga minyak dunia yang memengaruhi harga minyak Indonesia (Indonesia crude price/ICP).

“Menurut pandangan saya, opsi itu (kenaikan harga) harus ada,” tegas Hatta di Jakarta, Jumat 20 Januari 2012.

Menurut dia, munculnya opsi kenaikan harga BBM bersubsidi bukan hal yang buruk. Sebab, semakin banyak opsi, maka pemerintah dan DPR memiliki banyak ruang untuk mengatur konsep dan teknis pembatasan BBM bersubsidi. Namun, dia membantah jika munculnya opsi kenaikan harga otomatis akan menghilangkan opsi pembatasan BBM bersubsidi mulai 1 April 2012.

Mantan Menteri Perhubungan ini mengatakan, yang terpenting fokus strategi pemerintah adalah mengurangi ketergantungan terhadap minyak sekaligus mendorong optimalisasi energi terbarukan berupa gas.

“Perkara harga itu naik atau tidak kan sebuah opsi, kita tahu itu pilihan pemerintah pada saat dan situasi yang tepat,” ujarnya.

Pemerintah terus mempersiapkan rencana konversi BBM ke bahan bakar gas (BBG) dalam kebijakan pembatasan konsumsi BBM bersubsidi. Langkah yang dilakukan di antaranya memperbanyak dan membagikan converter kit ke kendaraan umum terlebih dulu karena transportasi umum menjadi prioritas pengguna gas.

Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, kenaikan harga BBM dipastikan tidak akan berimbas besar pada inflasi 2012. Menurut dia, perubahan inflasi tergantung besar atau tidaknya dampak kenaikan harga BBM ke konsumen.

“Kalau pengaruh langsung ke konsumen, yang tidak langsung ke faktor produksi. Tapi, dampak kenaikannya tidak akan terlalu besar pada inflasi,” ujar Suryamin di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Jakarta, Jumat 20 Januari 2012.

Suryamin meyakinkan bahwa yang membuat kenaikan inflasi secara drastis adalah naiknya harga beras. Untuk itu, tidak perlu ada kekhawatiran kenaikan inflasi bila opsi kenaikan harga BBM disetujui oleh DPR. Pemerintah tahun ini menargetkan inflasi sebesar 5,3%. Angka ini, menurut Suryamin, akan tetap stabil meski opsi kenaikan BBM disetujui antara Rp500– 1.000 per liter. “Inflasi stabil, jadi tidak usah khawatir,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Menteri Keuangan Agus Martowardojo menegaskan bahwa pemerintah hingga kini belum merencanakan opsi kenaikan harga BBM. Agus memastikan skema yang ada saat ini hanyalah pengendalian konsumsi BBM dan konversi BBM ke BBG.

“Sekarang ini rencana yang ada adalah pengendalian BBM. Kalau kenaikan (harga) BBM, belum ada dalam rencana pemerintah,” tandas Agus Marto kepada Sindonews di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jakarta, Jumat 20 Januari 2012.

Ditanya mengenai informasi yang menyebutkan kemungkinan pemerintah menaikkan harga BBM pada Agustus mendatang, dia belum mendengarnya. Mantan Direktur Utama Bank Mandiri tersebut menjelaskan, meski harga minyak mentah dunia mungkin akan terus melambung, opsi kenaikan BBM tetap belum menjadi pilihan.

“Saya tidak menangkap ke sana. Semua masih terkendali dan kita punya cadangan risiko dan sebagainya,” tegasnya.

Di sisi lain, pemerintah mengatakan bahwa program kebijakan pembatasan BBM dan konversi ke gas sudah memiliki roadmap yang jelas.

Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo mengatakan, pemerintah tidak pernah mencampuradukkan program konversi BBM ke gas dengan pembatasan BBM.

“Roadmap tetap begitu, karena kalau pembatasan BBM masih memilih opsi terbaik dan masih ada peluang untuk menaikkan harga. Tapi kalau kebijakan konversi BBM ke BBG, mau naik (harga BBM) atau ada pembatasan, tetap jalan,” ungkap Widjajono saat ditemui Sindonews di kantornya, Jakarta, Jumat 20 Januari 2012.

Guru Besar Teknik Perminyakan ITB ini juga sedang menunggu opsi yang akan terpilih berdasarkan keputusan politik nantinya. Namun dia mengatakan, apabila kenaikan harga BBM bersubsidi yang dipilih maka APBN Perubahan akan dipercepat. “Kita sedang menunggu keputusan dari DPR saja,” ungkap dia. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7708 seconds (0.1#10.140)