Demo buruh tak pengaruhi rencana investasi Hyundai
A
A
A
Sindonews.com - Prinsipal mobil asal Korea Selatan, Hyundai saat ini masih mengkaji rencana investasi berupa pembangunan pabrik di Indonesia.
Presiden Direktur PT Hyundai Mobil Indonesia Jongki D Sugiarto mengatakan, Hyundai tidak mempertimbangkan untuk membatalkan rencana investasinya setelah terjadi demonstrasi buruh di Indonesia. Demontrasi itu, kata dia, tidak ada hubungannya dengan rencana investasi.
"Hyundai di Korea justru masih mempelajari rencana investasinya di Indonesia. Tidak ada kaitannya dengan demonstrasi buruh di Bekasi," kata Jongki di Jakarta Minggu (22/1/2012).
Dia menuturkan, hingga saat ini Hyundai belum memutuskan kapan dan di daerah mana akan merealisasikan pembangunan pabriknya. "Belum ada keputusan kapan, dimana, dan jenis mobil apa yang akan diproduksi. Kami terus memberikan rekomendasi dan masukan kepada mereka mengenai pasar mobil di Indonesia. Keputusan 100 persen ada di tangan mereka," jelasnya.
Jongki menjelaskan, Hyundai Korea menilai pasar Indonesia memiliki potensial karena jumlah penduduknya sangat besar. "Apabila Hyunda jadi berinvestasi di Indonesia, maka siap untuk take off. Hyundai siap memproduksi mobil model ASEAN, meningkatkan kapasitas produksi, dan memanfaatkan AFTA," ujarnya.
Hyundai, kata dia, mampu memposisikan dirinya sejajar dengan prinsipal Jepang di seluruh dunia. "Maka dari itu ingin mengembangkan bisnisnya di wilayah ASEAN seperti Indonesia," ucapnya.
Dengan berinvestasi di Indonesia, Jongki optimistis, Hyundai akan bisa meramaikan pasar domestik. Pada tahun lalu, lanjutnya, penjualan Hyundai di Indonesia adalah sekitar 5.000 unit. Jumlah itu naik 34 persen dibandingkan 2010.
Jongki menjelaskan, penjualan tahun lalu awalnya ditargetkan 6.000 unit. Namun, pasokan mobil yang diimpor dari Korea mengalami hambatan. Sehingga Jongki berharap, hal tersebut tidak terjadi lagi pada tahun ini sehingga penjualan bisa naik menjadi 7.000 unit.
Sebelumnya, Ketua bidang Pengupahan dan Jaminan Sosial Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B Sukamdani mengatakan, sejumlah investor tengah mempertimbangkan mengenai rencana investasinya di sektor automotif nasional. Hal itu merupakan dampak dari demonstrasi buruh yang terjadi di Bekasi beberapa hari lalu.
“Katanya sejumlah investasi sektor automotif akan dipertimbangkan ulang. Misalnya, Hyundai yang memikirkan kembali rencana investasinya di Indonesia. Pergerakan mengenai upah ini juga banyak dilakukan oleh buruh sektor automotif,” tandasnya. (ank)
Presiden Direktur PT Hyundai Mobil Indonesia Jongki D Sugiarto mengatakan, Hyundai tidak mempertimbangkan untuk membatalkan rencana investasinya setelah terjadi demonstrasi buruh di Indonesia. Demontrasi itu, kata dia, tidak ada hubungannya dengan rencana investasi.
"Hyundai di Korea justru masih mempelajari rencana investasinya di Indonesia. Tidak ada kaitannya dengan demonstrasi buruh di Bekasi," kata Jongki di Jakarta Minggu (22/1/2012).
Dia menuturkan, hingga saat ini Hyundai belum memutuskan kapan dan di daerah mana akan merealisasikan pembangunan pabriknya. "Belum ada keputusan kapan, dimana, dan jenis mobil apa yang akan diproduksi. Kami terus memberikan rekomendasi dan masukan kepada mereka mengenai pasar mobil di Indonesia. Keputusan 100 persen ada di tangan mereka," jelasnya.
Jongki menjelaskan, Hyundai Korea menilai pasar Indonesia memiliki potensial karena jumlah penduduknya sangat besar. "Apabila Hyunda jadi berinvestasi di Indonesia, maka siap untuk take off. Hyundai siap memproduksi mobil model ASEAN, meningkatkan kapasitas produksi, dan memanfaatkan AFTA," ujarnya.
Hyundai, kata dia, mampu memposisikan dirinya sejajar dengan prinsipal Jepang di seluruh dunia. "Maka dari itu ingin mengembangkan bisnisnya di wilayah ASEAN seperti Indonesia," ucapnya.
Dengan berinvestasi di Indonesia, Jongki optimistis, Hyundai akan bisa meramaikan pasar domestik. Pada tahun lalu, lanjutnya, penjualan Hyundai di Indonesia adalah sekitar 5.000 unit. Jumlah itu naik 34 persen dibandingkan 2010.
Jongki menjelaskan, penjualan tahun lalu awalnya ditargetkan 6.000 unit. Namun, pasokan mobil yang diimpor dari Korea mengalami hambatan. Sehingga Jongki berharap, hal tersebut tidak terjadi lagi pada tahun ini sehingga penjualan bisa naik menjadi 7.000 unit.
Sebelumnya, Ketua bidang Pengupahan dan Jaminan Sosial Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B Sukamdani mengatakan, sejumlah investor tengah mempertimbangkan mengenai rencana investasinya di sektor automotif nasional. Hal itu merupakan dampak dari demonstrasi buruh yang terjadi di Bekasi beberapa hari lalu.
“Katanya sejumlah investasi sektor automotif akan dipertimbangkan ulang. Misalnya, Hyundai yang memikirkan kembali rencana investasinya di Indonesia. Pergerakan mengenai upah ini juga banyak dilakukan oleh buruh sektor automotif,” tandasnya. (ank)
()