Prospek ekonomi global suram
A
A
A
Sindonews.com - Para pemimpin bisnis global memperkirakan tahun ini kondisi ekonomi dunia memasuki masa suram. Meski demikian, para chief executive officer (CEO) itu meyakini kinerja pertumbuhan perusahaan akan lebih tinggi dibanding pertumbuhan perekonomian global.
Data terbaru yang dirilis Price water house Coopers (PwC) menyatakan, dari 1.258 CEO yang disurvei, 48% meyakini perekonomian dunia akan menurun dalam 12 bulan ke depan. Sebaliknya, hanya 15% yang menyatakan ekonomi akan membaik.
Dalam survey bertahjuk “15th Annual Global CEO Suvey” tersebut terungkap, keyakinan membaiknya kinerja perusahaan menunjukkan bahwa para CEO telah belajar bagaimana mengelola bisnis dalam melewati masa ekonomi yang sulit dan bergejolak.
”40% CEO mengatakan mereka ‘sangat yakin’ dengan pertumbuhan pendapatan perusahaan mereka dalam 12 bulan ke depan, turun dibanding tahun lalu yang 48% meskipun masih lebih tinggi dari 31% yang sangat yakin di 2010,” kata PwC dalam siaran persnya, Rabu (25/1/2012).
Keyakinan terhadap pertumbuhan perusahaan juga dapat dilihat dari pendapat para CEO di seluruh dunia yang mengharapkan untuk meningkatkan jumlah karyawannya dalam 12 bulan ke depan. Hanya saja, penerimaan tenaga kerja lebih banyak didominasi sektor hiburan dan media dibanding sektor lainnya.
Menurut PwC, penurunan keyakinan terbesar dakui oleh para CEO yang berpusanaanya beroperasi di kawasan Eropa Barat. Maklum, kawasan tersebut sedang dilanda krisis utang. Hanya seperempat CEO dari Eropa yang mengatakan bahwa mereka sangat yakin pertumbuhan pendapatan usahanya.
Imbas krisis utang juga berdampak pada keyakinan para CEO di China. Di Negeri Panda itu,hanya 51% CEO merasa optimistis dalam berbisnis. Bandingkan dengan survey serupa tahun lalu di mana sebanyak 72% CEO di China yakin dengan pertumbuhan perusahannya.
Secara umum, survei tersebut memperlihatkan adanya beberapa kekhawatiran yang dialami para CEO. Sebanyak 80% responden menyataan khawatir tentang pertumbuhan ekonomi yang tidak menentu, 64% khawatir terkait kestabilan pasar modal dan 66% mengkhawatirkan defisit fiskal pemerintah dan beban utang. Di samping itu kekhawatiran para CEO juga terjadi di sektor keuangan dan peraturan pemerintah.
“Keyakinan CEO jelas menurun saat mereka berurusan dengan resesi. CEO kecewa dengan jalannya perekonomian global dan langkah pemulihannya. Optimisme yang telah terbangun dengan hati-hati sejak tahun 2008 mulai surut,” kata Dennis M Nally, Pimpinan PwC Internasional. (bro)
()