Obligasi jatuh tempo Rp117,42 T

Jum'at, 27 Januari 2012 - 09:14 WIB
Obligasi jatuh tempo Rp117,42 T
Obligasi jatuh tempo Rp117,42 T
A A A


Sindonews.com - Jumlah obligasi yang jatuh tempo pada tahun ini mencapai Rp117,42 triliun. Dengan perincian sebanyak Rp91,10 triliun obligasi pemerintah dan Rp26,32 triliun obligasi korporasi.

Direktur Utama PT Penilai Harga Efek Indonesia Ignatius Girendroheru mengatakan, sebanyak Rp27,7 triliun dari obligasi pemerintah yang jatuh memiliki seri fixed rate. Sementara Rp25,6 triliun di antara obligasi korporasi yang jatuh tempo memiliki seri fixed rate.

Menurutnya, kendati masih dibayangi oleh krisis di Eropa dan perlambatan ekonomi di dunia. Dengan kondisi perekonomian yang masih baik, menyebabkan obligasi dalam negeri masih terus tumbuh.

“Untuk menutupinya serta melengkapi maturity profile yang masih kosong, pemerintah telah menargetkan penerbitan SBN bruto Rp240,33 triliun,” ujarnya di Jakarta, Kamis 26 Januari 2012.

Dia mengungkapkan, penerbitan obligasi korporasi pada tahun ini diperkirakan akan tetap marak. Hal itu seiring dengan semakin besarnya kebutuhan korporasi khususnya sektor perbankan dan pembiayaan sebagai salah satu instrumen memperoleh dana segar.

Selain itu, korporasi merasa menerbitkan obligasi lebih murah daripada pinjaman perbankan. Ignatius memperkirakan nilai obligasi korporasi yang diterbitkan tahun ini akan lebih tinggi dari 2011 yang hanya Rp45,08 triliun. Sedangkan, yang menjadi acuan yield obligasi korporasi adalah goverment bond.

“Goverment bond masih mendominasi pada 2012. Tapi, adanya investment grade bisa jadi membuat permintaan obligasi korporasi menjadi lebih banyak,” kata dia.

Dari data IBPA, kepemilikan asing atas Surat Berharga Negara (SBN) pada 2011 mencapai 30,80% dari nilai SBN yang mencapai Rp723,62 triliun atau sekitar Rp222,86 triliun atau meningkat dari 2010 yang tercatat hanya sebesar Rp195,30 triliun atau sekitar 30,46% dari nilai total SBN yang mencapai Rp641,21 triliun.

“Bank masih memegang porsi terbesar untuk kepemilikan SBN dengan total sebesar 36,63% atau sekitar Rp265,03 triliun yang meningkat dari tahun 2010 yang tercatat menguasai 34,46% atau sekitar Rp219,52 triliun,” ujar Ignatius.

Sementara, Ketua Umum Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Djoni Rolindrawan, mengatakan, instrumen investasi yang paling banyak diminati perusahaan dana pensiun pada 2012 ini adalah obligasi korporasi. “Diperkirakan, return dari obligasi korporasi dalam kisaran 10–11%. Sedangkan SUN 6–7%,” katanya. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4571 seconds (0.1#10.140)