Terlalu murah, TDL harus naik

Jum'at, 27 Januari 2012 - 17:04 WIB
Terlalu murah, TDL harus naik
Terlalu murah, TDL harus naik
A A A
Sindonews.com - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Widjajono Partowidagdo menganggap bahwa harga tarif dasar listrik (TDL) saat ini masih terlalu murah. Oleh karena itu, diperlukan kenaikan TDL untuk mencapai nilai keekonomiannya.

"Kalau aku ingin dan menganjurkan biaya listrik jangan terlalu murah, naikkan saja secara gradual. Karena Tarif dasar Listrik yang murah hanya akan membuat kita boros pemakaian listrik," ungkapnya saat ditemui seusai menghadiri diskusi Forum Komunikasi Wartawan Ekonomi di Gedung Mitra, Jakarta, Jumat (27/1/2012).

Widjajono mencontohkan negara Inggris yang menaikkan tarif dasar listrik sebesar satu persen setiap bulannya dan Malaysia yang memberikan keringanan kepada pengusaha kecil dan menengah yang pemakaian listriknya sekian watt untuk menyukseskan kenaikan tarif dasar listriknya.

"Sudah banyak contohnya di negara-negara lain, kita tinggal milih saja mana yang cocok dan efektif untuk negara kita," ungkapnya.

Terkait dengan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dia menyarankan jika ada kenaikan, bisa diberlakukan secara bertahap. Sebagaimana diketahui, pemerintah memang berencana menaikkan TDL hingga 10 persen.

"TDL, kalau mau naik gradual. Misal satu persen per bulan, jadi selesai dalam 10 bulan. Nah sekarang pilihannya naik atau tidak," imbuhnya.

Terakhir dia menyampaikan, jika kenaikan TDL memang benar dilakukan, tetap harus memperhatikan pengguna listrik yang hanya 450 VA.

Lebih lanjut Widjajono menyampaikan tarif dasar listrik ini dinaikkan sehingga dapat diperuntukkan kepada hal-hal yang lebih penting.

"Makanya kita gunakan dana subsidi listrik untuk yang lebih penting seperti infrastruktur terus bikin masyarakat tidak miskin lagi. Atau bisa digunakan untuk membuat senjata sendiri dan sebagainya. Sehingga nantinya Indonesia jadi dihormati, apa enggak ingin kita dihormati dan dihargai bangsa lain?," pungkasnya. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6987 seconds (0.1#10.140)