Capital inflow diprioritaskan untuk jangka panjang
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah berkeinginan terus mendorong aliran modal yang masuk ke Indonesia ke instrumen investasi jangka panjang, meski ketertarikan investor terhadap instrumen jangka pendek tetap besar.
Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo mengakui, dana-dana yang masuk ke Indonesia umumnya bertujuan untuk memperoleh imbal hasil yang baik dalam jangka pendek. Potensi tersebut semakin besar setelah Indonesia tercatat sebagai salah satu negara layak investasi (investment grade).
“Sekarang mereka melihat kesempatan-kesempatan di Indonesia yang terlihat banyak perusahaan di pasar modal yang mulai rights issue, meningkatkan modal, menerbitkan obligasi,” ungkap Menkeu di Jakarta kemarin.
Kendati begitu, tegas dia, pemerintah tidak ingin aliran modal hanya masuk di instrumen jangka pendek. Aliran modal asing perlu diarahkan ke instrumen jangka panjang (foreign direct investment/FDI). Pemerintah optimistis bisa melakukan itu, mengingat prospek aliran modal jangka panjang yang semakin baik dan banyaknya proyek infrastruktur yang sudah disiapkan sebagai sarana dan bahan pertimbangan bagi investor untuk menanamkan modalnya.
Proyek-proyek infrastruktur seperti jalan tol, proyek energi atau kelistrikan, proyek sarana dan prasarana keterhubungan dengan skala besar, tegas Menkeu, perlu disiapkan dengan matang untuk dapat menarik minat investor. “Saya mengharapkan, investor melihat Indonesia lebih lengkap,” tegasnya.
Dia mengatakan, prospek FDI juga semakin baik dengan terbukanya kesempatan kerja sama antara pemerintah dengan pihak swasta. Dari sisi fiskal, lanjut dia, dukungan kebijakan juga disiapkan mengingat hal itu sangat dibutuhkan dalam pengelolaan aliran modal yang masuk ke Indonesia.
Untuk mengarahkan aliran modal ke investasi jangka panjang, dibutuhkan dukungan kebijakan fiskal yang baik. Salah satu bentuk dukungan fiskal adalah alokasi anggaran yang besar bagi perkembangan sektor riil. Harapannya, dengan kucuran anggaran negara, sektor riil dapat tumbuh dengan pesat, sehingga saat aliran modal asing mengarah ke Indonesia, sektor riil dipandang sudah menjanjikan dan siap menyerap dengan baik.
Dukungan fiskal lainnya berupa reformasi dalam peraturan yang selama ini terkesan belum memberikan kemudahan dan jaminan investasi dan bisnis. Selain itu, pemerintah merespons masuknya aliran modal asing dengan kebijakan fiskal di sektor perpajakan, mulai dari pemberian tax holiday dan tax allowance.
Sebelumnya Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, di penghujung akhir tahun 2012 terjadi pergeseran aliran modal jangka panjang. Dengan predikat layak investasi, pemerintah semakin optimistis penanaman modal asing akan meningkat cukup signifikan. “Trennya waktu itu (2011), dari USD12 miliar ke USD19 miliar. Tahun 2012 harusnya meningkat,” kata Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional ini.
Dengan kata lain, proyek-proyek harus dipersiapkan dengan baik agar siap menampung aliran dana yang masuk ke Indonesia. Sedangkan untuk portofolio, trennya diperkirakan semakin meningkat seiring banyaknya perusahaan-perusahaan skala besar yang melakukan penawaran saham perdana.
Pemerintah juga mendorong agar BUMN melakukan IPO pada tahun ini sebagai alternatif pembiayaan agar tidak terlalu tergantung pada perbankan. “Saatnya bagi korporat untuk membiayai proyek dengan mengeluarkan bond. Cost of money makin murah,” tuturnya.
Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo mengakui, dana-dana yang masuk ke Indonesia umumnya bertujuan untuk memperoleh imbal hasil yang baik dalam jangka pendek. Potensi tersebut semakin besar setelah Indonesia tercatat sebagai salah satu negara layak investasi (investment grade).
“Sekarang mereka melihat kesempatan-kesempatan di Indonesia yang terlihat banyak perusahaan di pasar modal yang mulai rights issue, meningkatkan modal, menerbitkan obligasi,” ungkap Menkeu di Jakarta kemarin.
Kendati begitu, tegas dia, pemerintah tidak ingin aliran modal hanya masuk di instrumen jangka pendek. Aliran modal asing perlu diarahkan ke instrumen jangka panjang (foreign direct investment/FDI). Pemerintah optimistis bisa melakukan itu, mengingat prospek aliran modal jangka panjang yang semakin baik dan banyaknya proyek infrastruktur yang sudah disiapkan sebagai sarana dan bahan pertimbangan bagi investor untuk menanamkan modalnya.
Proyek-proyek infrastruktur seperti jalan tol, proyek energi atau kelistrikan, proyek sarana dan prasarana keterhubungan dengan skala besar, tegas Menkeu, perlu disiapkan dengan matang untuk dapat menarik minat investor. “Saya mengharapkan, investor melihat Indonesia lebih lengkap,” tegasnya.
Dia mengatakan, prospek FDI juga semakin baik dengan terbukanya kesempatan kerja sama antara pemerintah dengan pihak swasta. Dari sisi fiskal, lanjut dia, dukungan kebijakan juga disiapkan mengingat hal itu sangat dibutuhkan dalam pengelolaan aliran modal yang masuk ke Indonesia.
Untuk mengarahkan aliran modal ke investasi jangka panjang, dibutuhkan dukungan kebijakan fiskal yang baik. Salah satu bentuk dukungan fiskal adalah alokasi anggaran yang besar bagi perkembangan sektor riil. Harapannya, dengan kucuran anggaran negara, sektor riil dapat tumbuh dengan pesat, sehingga saat aliran modal asing mengarah ke Indonesia, sektor riil dipandang sudah menjanjikan dan siap menyerap dengan baik.
Dukungan fiskal lainnya berupa reformasi dalam peraturan yang selama ini terkesan belum memberikan kemudahan dan jaminan investasi dan bisnis. Selain itu, pemerintah merespons masuknya aliran modal asing dengan kebijakan fiskal di sektor perpajakan, mulai dari pemberian tax holiday dan tax allowance.
Sebelumnya Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, di penghujung akhir tahun 2012 terjadi pergeseran aliran modal jangka panjang. Dengan predikat layak investasi, pemerintah semakin optimistis penanaman modal asing akan meningkat cukup signifikan. “Trennya waktu itu (2011), dari USD12 miliar ke USD19 miliar. Tahun 2012 harusnya meningkat,” kata Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional ini.
Dengan kata lain, proyek-proyek harus dipersiapkan dengan baik agar siap menampung aliran dana yang masuk ke Indonesia. Sedangkan untuk portofolio, trennya diperkirakan semakin meningkat seiring banyaknya perusahaan-perusahaan skala besar yang melakukan penawaran saham perdana.
Pemerintah juga mendorong agar BUMN melakukan IPO pada tahun ini sebagai alternatif pembiayaan agar tidak terlalu tergantung pada perbankan. “Saatnya bagi korporat untuk membiayai proyek dengan mengeluarkan bond. Cost of money makin murah,” tuturnya.
()