Angkringan bercita rasa tradisional dan modern
A
A
A
Sindonews.com - Apa yang terlintas di benak Anda jika diminta mendefinisikan warung angkringan atau warung sego kucing? Tentu disebutkan identik dengan gerobak, terpal peneduh, dan berada di emperan jalan. Lalu, menu utama yang disajikan adalah nasi kucing, yakni nasi yang dibungkus daun atau kertas koran lengkap dengan lauk sederhananya.
Pertanyaannya, apakah ada warung angkringan yang mematahkan citra di atas? Jawabannya ada. Kondisi serba modern akan pengunjung temui saat menjajakan kaki di Warung Angkringan Ing Teras di Jalan Pusponjolo Selatan No 28 Kota Semarang.
Pemiliknya, Mugi Pamungkas, mengkreasikan usaha angkringan yang identik dengan gerobak dan berada di pinggir jalan, juga dengan hal-hal berbau modern. Warung angkringan yang diberi nama Angkringan Ing Teras ini tidak menggunakan gerobak untuk menyajikan menu, dan terpal peneduh. Dia mendesain angkringannya seperti kafe lesehan.
Dilihat dari sisi dekorasi, banyak ornamen-ornamen kuno yang diselaraskan dengan perkembangan zaman, tapi tetap tidak meninggalkan kesan tradisional. Misalnya, untuk penerangan ada beberapa lampu teplok di sudut-sudut warung.
Bukan hanya itu,angkringan ini juga menyediakan fasilitas hot spot, TV LCD, maupun live music. Hal ini dilakukan supaya pengunjung betah berlama-lama ”nongkrong” di sini.
Meski berkonsep modern, namanya saja angkringan, tentu menu pokoknya tetap nasi kucing. Tiap bungkusan terdapat sedikit lauk berbeda, seperti ikan teri, ayam, telur maupun ongseng tempe. Minumannya juga tidak jauh beda dengan angkringan di pinggir jalan, yaitu kopi, teh anget, jahe anget, dan lainnya.
Salah seorang pengunjung, Wara Merdekawati menilai meski menunya tidak berbeda dengan angkringan di pinggir jalan, tapi tempatnya lebih nyaman.
”Tempat nyaman dan asyik untuk nongkrong. Apalagi ada hot spot-nya, jadi bisa internetan gratis,” kata Wara, yang datang bersama teman dekatnya, Danang, Selasa 31 Januari 2012.
Pemilik Angkringan Ing Teras Mugi Pamungkas menyadari usaha nasi kucing atau angkringan ini memiliki prospek yang menguntungkan.
”Selama ini angkringan masih begitu-begitu saja. Jadi, saya mengombinasikan unsur tradisional dengan modern supaya memberikan kenyamanan kepada pengunjung,” ungkapnya.
”Untuk menjalankan bisnis ini, saya juga join partner dengan pedagang kecil lainnya sehingga memberdayakan kegiatan perekonomian di wilayah sekitar,” tambahnya. (bro)
ANDIK SISMANTO
Semarang
()