2011, ekspor RI naik 29%
A
A
A
Sindonews.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat realisasi ekspor Indonesia sepanjang 2011 sebesar USD203,62 miliar, atau melampui target pemerintah sebesar USD200 miliar.
Menurut Pelaksana Tugas Kepala BPS, Suryamin, ekspor 2011 meningkat sebesar 29,05 persen secara year on year dibanding 2010. Namun, dibanding November 2011, ekspor Desember 2011 turun sebesar 0,22 persen.
"Peningkatan ini masih didominasi oleh ekspor produk industri sebesar 60,01 persen," ujar Suryamin saat jumpa pers di kantornya, Jakarta, Rabu (1/2/2012).
Berdasarkan data BPS selain ekspor industri yang meningkat 24,66 persen dari tahun sebelumnya, konstribusi juga diberikan oleh sektor pertanian yang meningkat sebesar 3,34 persen sehingga menjadi 2,54 persen.
Serta kontribusi dari produk pertambangan sebesar 17,02 persen dan Migas sebesar 20,43 persen yang juga meningkat 29,72 persen dibandingkan tahun 2010.
Sedangkan pada nilai impor, dari data BPS Indonesia mencapai angka USD177,30 miliar yang naik 30,69 persen atau sebesar USD41,64 miliar jika dibandingkan dengan impor pada tahun sebelumnya.
"Angka itu dipicu oleh peningkatan yang terjadi pada sektor migas sebesar USD13,27 miliar atau 48,42 persen dan impor non migas yang naik sebesar USD28,36 miliar atau 26,20 persen," jelasnya.
Secara lebih rinci Suryamin menambahkan bahwa peningkatan impor migas lebih disebabkan oleh peningkatan impor minyak mentah dan hasil minyak yang masing-masing sebesar USD2,62 miliar dan USD10,10 miliar. (ank)
Menurut Pelaksana Tugas Kepala BPS, Suryamin, ekspor 2011 meningkat sebesar 29,05 persen secara year on year dibanding 2010. Namun, dibanding November 2011, ekspor Desember 2011 turun sebesar 0,22 persen.
"Peningkatan ini masih didominasi oleh ekspor produk industri sebesar 60,01 persen," ujar Suryamin saat jumpa pers di kantornya, Jakarta, Rabu (1/2/2012).
Berdasarkan data BPS selain ekspor industri yang meningkat 24,66 persen dari tahun sebelumnya, konstribusi juga diberikan oleh sektor pertanian yang meningkat sebesar 3,34 persen sehingga menjadi 2,54 persen.
Serta kontribusi dari produk pertambangan sebesar 17,02 persen dan Migas sebesar 20,43 persen yang juga meningkat 29,72 persen dibandingkan tahun 2010.
Sedangkan pada nilai impor, dari data BPS Indonesia mencapai angka USD177,30 miliar yang naik 30,69 persen atau sebesar USD41,64 miliar jika dibandingkan dengan impor pada tahun sebelumnya.
"Angka itu dipicu oleh peningkatan yang terjadi pada sektor migas sebesar USD13,27 miliar atau 48,42 persen dan impor non migas yang naik sebesar USD28,36 miliar atau 26,20 persen," jelasnya.
Secara lebih rinci Suryamin menambahkan bahwa peningkatan impor migas lebih disebabkan oleh peningkatan impor minyak mentah dan hasil minyak yang masing-masing sebesar USD2,62 miliar dan USD10,10 miliar. (ank)
()