Biaya siluman penyebab upah buruh rendah
A
A
A
Sindonews.com - Kamar Dagang Industri (Kadin) mensinyalir adanya biaya terselubung yang dikeluarkan dunia usaha sehingga menekan upah yang diterima para buruh.
"Biaya-biaya siluman yang membuat pembiayaan jadi mahal. Itu dampaknya kepada buruh juga," ujar Ketua Lembaga Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan Ekonomi Kadin Didik J Rachbini yang ditemui dalam diskusi ketenagakerjaan di Menara Kadin, Kuningan, Jakarta, Jumat (3/2/2012).
Dirinya mengatakan harus ada upaya yang harus dilakukan guna meredam kemarahan para serikat kerja terkait upah buruh. Salah satunya peningkatan kinerja industri yang ada di Indonesia.
"Pemerintah juga bisa membuat kebijakan di sekitar industri, seperti pengadaan Jamkesmas, Jamkesda, Raskin, dan semacamnya," tegasnya.
Dirinya menegaskan pemerintah dalam hal ini seharusnya menciptakan dan mendorong para pengusaha baru di Indonesia karena akan berdampak kepada perluasan dan penciptaan lapangan kerja di Indonesia. "Kami akan dorong berbagai pihak untuk mampu menciptakan lapangan kerja, termasuk instansi pendidikan agar tidak hanya memberikan ilmu, tapi mengajarkan menjadi wirausaha", jelasnya.
Selain itu, tambah Didik, biaya siluman yang menggerogoti kinerja perusahaan harus bisa diselesaikan dengan baik. Pasalnya, hal itu berdampak kepada pelemahan daya saing dunia usaha dan juga kepada upah buruh yang diterima.
"Kan jadi turun. Itu karena siluman-siluman itu. Pertama yang harus diselesaikan di instansi kepolisian. Riset kami menunjukan di kepolisian biaya siluman itu sangat besar, mencapai 48 persen," pungkasnya.
Sebelumnya Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai rendahnya upah buruh kini justru akan berdampak signifikan untuk perekonomian domestik, karena berpengaruh pada rendahnya daya beli masyarakat.
"Sekali lagi, kita semua ingin hak buruh naik supaya daya beli tinggi, kan bahaya juga untuk ekonomi bangsa kalau sampai daya beli buruh rendah," ungkap JK.
"Permasalahan buruh itu pasti kita semua setuju, spirit kita semua ingin kesejahteraan buruh lebih baik, dan itu bisa bahkan lebih tinggi namun yang mesti dipahami bahwa pada struktur cost perusahaan itu terdapat empat hal pokok yaitu bahan baku, buruh, energi dan logistik," tuturnya.
Untuk itu agar pengusaha bisa menaikkan upah buruh ke level yang lebih layak, makan tiga hal yaitu bahan baku, energi dan logistik harus ditekan. Termasuk pemerintah harus ikut berandil menurunkan suku bunga kredit agar beban pengusaha tidak semakin berat.
"Kalau yang tiga ini tinggi, buruh terpaksa susah naiknya, jadi kalau ingin memperbaiki, perbaiki saja logistik, perbaiki saja listrik dan turunkan suku bunga yang nantinya dengan hal-hal tersebut upah buruh bisa dinaikkan," pungkasnya.
"Biaya-biaya siluman yang membuat pembiayaan jadi mahal. Itu dampaknya kepada buruh juga," ujar Ketua Lembaga Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan Ekonomi Kadin Didik J Rachbini yang ditemui dalam diskusi ketenagakerjaan di Menara Kadin, Kuningan, Jakarta, Jumat (3/2/2012).
Dirinya mengatakan harus ada upaya yang harus dilakukan guna meredam kemarahan para serikat kerja terkait upah buruh. Salah satunya peningkatan kinerja industri yang ada di Indonesia.
"Pemerintah juga bisa membuat kebijakan di sekitar industri, seperti pengadaan Jamkesmas, Jamkesda, Raskin, dan semacamnya," tegasnya.
Dirinya menegaskan pemerintah dalam hal ini seharusnya menciptakan dan mendorong para pengusaha baru di Indonesia karena akan berdampak kepada perluasan dan penciptaan lapangan kerja di Indonesia. "Kami akan dorong berbagai pihak untuk mampu menciptakan lapangan kerja, termasuk instansi pendidikan agar tidak hanya memberikan ilmu, tapi mengajarkan menjadi wirausaha", jelasnya.
Selain itu, tambah Didik, biaya siluman yang menggerogoti kinerja perusahaan harus bisa diselesaikan dengan baik. Pasalnya, hal itu berdampak kepada pelemahan daya saing dunia usaha dan juga kepada upah buruh yang diterima.
"Kan jadi turun. Itu karena siluman-siluman itu. Pertama yang harus diselesaikan di instansi kepolisian. Riset kami menunjukan di kepolisian biaya siluman itu sangat besar, mencapai 48 persen," pungkasnya.
Sebelumnya Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai rendahnya upah buruh kini justru akan berdampak signifikan untuk perekonomian domestik, karena berpengaruh pada rendahnya daya beli masyarakat.
"Sekali lagi, kita semua ingin hak buruh naik supaya daya beli tinggi, kan bahaya juga untuk ekonomi bangsa kalau sampai daya beli buruh rendah," ungkap JK.
"Permasalahan buruh itu pasti kita semua setuju, spirit kita semua ingin kesejahteraan buruh lebih baik, dan itu bisa bahkan lebih tinggi namun yang mesti dipahami bahwa pada struktur cost perusahaan itu terdapat empat hal pokok yaitu bahan baku, buruh, energi dan logistik," tuturnya.
Untuk itu agar pengusaha bisa menaikkan upah buruh ke level yang lebih layak, makan tiga hal yaitu bahan baku, energi dan logistik harus ditekan. Termasuk pemerintah harus ikut berandil menurunkan suku bunga kredit agar beban pengusaha tidak semakin berat.
"Kalau yang tiga ini tinggi, buruh terpaksa susah naiknya, jadi kalau ingin memperbaiki, perbaiki saja logistik, perbaiki saja listrik dan turunkan suku bunga yang nantinya dengan hal-hal tersebut upah buruh bisa dinaikkan," pungkasnya.
()