Pasokan gas untuk pupuk terkendala transportasi
A
A
A
Sindonews.com - Badan Pelakasana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menegaskan tambahan gas untuk pabrik pupuk saat ini masih terkendala infrastruktur dan transportasi, sehingga pasokan gas masih kurang.
Deputi Pengendalian Operasi BP Migas Rudi Rubiandini mengatakan, BP Migas sudah mengamankan pasokan gas untuk pabrik pupuk dan saat ini pasokan gas untuk pupuk sudah terpenuhi supaya pabrik pupuk bisa beroperasi.
"Seingat saya untuk saat ini pupuk sudah terpenuhi agar bisa beroperasi, bahwa masih butuh tambahan sampai tingkat maksimum agak sulit, karena infrastruktur untuk mengangkut gas dari sumber mengalami kesulitan," ujarnya kepada di Jakarta, Selasa (7/2/2012).
Hal ini terjadi, lanjut Rudi, karena transportasi gas bukan dibuat dan disediakan oleh PT Pupuk Sriwijaya sendiri. "Dari sisi industri hulu sangat mendukung untuk memenuhi kebutuhan gas untuk pupuk, malah pengembangan pupuk 10-20 tahun ke depan sudah disediakan oleh hulu migas," tegasnya.
Namun, menurut dia, infrastrukur di sisi hilir masih belum tersedia dan belum ada yang menjadi leadernya dalam pengadaannya.
"Apakah BPH Migas, Dirjen Migas, Pertamina, atau PGN, Pertagas, Medcogas? Namun pengalaman saat ini, PGN bertindak bukan sebagai transporter yang mengutip Toll Fee sesuai peraturan yang dibuat BPH Migas, tapi ingin menjadi trader, yaitu membeli gas dari hulu dan menjual dengan bebas ke pemakai. Sehingga, ada kemungkinan harga jual menjadi sangat tinggi," pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Pusri Arifin Tasrif mengatakan akan membangun tiga pabrik baru dengan nilai investasi sebesar USD1,3 miliar. Tiga pabrik baru tersebut diperkirakan membutuhkan gas sebanyak 350 mmscfd dimana saat ini, komitmen gas yang didapatkan baru sebanyak 255 mmscfd.
"Kita sedang cari-cari lagi. Terutama untuk dua pabrik yang di Jawa Timur," tutur Arifin.
Di sisi lain, Pusri pun mengaku telah menjalin Gas Sales Agreement (GSA) dengan operator Blok Cepu, ExxonMobil, untuk memasok gas ke kedua pabrik mereka. "Kita juga coba dekati Pertamina, kalau gas sudah dapat baru kita masuk ke proses tender untuk mulai garap pabrik." Kata Arifin.
Total kebutuhan gas PT Pupuk Sriwidjaja Holdings mencapai 800 mmscfd. Namun, yang baru terpenuhi hanya sebanyak 725 mmsfcd. "Ini kita tagih terus janji pemerintah untuk prioritaskan gas domestik, terutama untuk pabrik pupuk," pungkasnya. (bro)
()