Harga naik, gas 3 kg langka

Kamis, 09 Februari 2012 - 10:44 WIB
Harga naik, gas 3 kg...
Harga naik, gas 3 kg langka
A A A
Sindonews.com – Harga gas 3 kg di Kabupaten Ciamis mengalami kenaikan. Di tingkat pengecer, dari Rp14 ribu menjadi Rp17 ribu. Kondisi itu membuat gas langka, terlebih pasokan dari Pertamina mengalami keterlambatan.

Warga berharap pasokan gas segera normal sehingga harga menjadi stabil. Indra, 28, warga Jalan Kertasari, Perum Kertaharja RT 03/12, Kecamatan/Kabupaten Ciamis mengatakan, dalam lima hari terakhir gas 3 kg sulit diperoleh. Setiap warung yang didatangi di kawasan Kertaharja dan sekitarnya selalu mengatakan kosong.

“Kami juga berusaha mencari gas hingga ke wilayah perkotaan Ciamis. Tapi, di sejumlah supermarket yang biasa menjual gas juga sedang kosong,” kata Indra, kemarin.

Kelangkaan gas ini juga terjadi hampir di semua daerah di wilayah Ciamis. Kalau pun ada, harganya melonjak cukup tinggi. Kondisi itu membuat warga merasa khawatir. Mereka berharap pemerintah turun tangan.

“Ada yang menjual gas 3 kg, tapi harganya itu antara Rp16 ribu sampai menembus Rp17 ribu. Terus terang kalau tidak ada gas, kami kerepotan, untuk masak sehari-hari sudah bergantung dengan gas. Selama tidak ada, kami lebih memilih makan di luar atau membeli makanan siap saji,” ungkap Indra.

Maman, pemilik SPBE gas 3 kg di Jalan Lingkar Selatan, Desa Ciharalang, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, mengakui, dalam beberapa hari terakhir terjadi kekurangan gas. “Terus terang kami kerepotan menerima pesanan karena pasokan dari Pertamina juga mengalami keterlambatan dan itu diakui Pertamina. Alasannya kondisi cuaca,” kata Maman.

Sebelum terjadi kekurangan pasokan gas, biasanya pengiriman gas secara rutin paling sedikit tiga tangki, tapi saat ini hanya dua tangki yang dikirim. Jarak waktu pengiriman juga menjadi lebih lama. Akibatnya, setiap kiriman gas yang datang selalu habis diborong pembeli.

“Tapi, kami juga tidak ingin pasokan gas di agen kami hanya menumpuk di salah satu tempat. Untuk itu kami antisipasi dengan penyebaran pengiriman,” kata Maman.
Misalnya, kata dia, yang tadinya setiap agen dikirimi masing-masing satu truk, sekarang dibatasi satu truk untuk beberapa agen. Hal itu untuk pemerataan penyaluran gas ke berbagai wilayah.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1237 seconds (0.1#10.140)