BI Rate masih bisa turun

Sabtu, 11 Februari 2012 - 09:35 WIB
BI Rate masih bisa turun
BI Rate masih bisa turun
A A A
Sindonews.com – Bank Indonesia (BI) menyatakan masih ada ruang bagi keluarnya kebijakan untuk kembali menurunkan suku bunga acuan BI atau BI Rate.

Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan, segala potensi kebijakan masih terbuka,tetapi tidak asal dibuka karena selalu ada biaya dalam setiap kebijakan. ”Jadi jangan pula ditafsirkan setiap terbuka, langsung diambil, dipakai,” ujarnya seusai seminar Indonesia Sustaining Growth During Global Volatility di Jakarta kemarin.

Darmin mengatakan, penurunan BI Rate terbuka mengingat selisih dengan tingkat inflasi masih positif, sementara di negara-negara lain suku bunga moneter di bawah inflasi. ”Di moneter, tingkat bunga riil masih positif, sementara di negara tetangga sudah negatif. Kalau masih positif, ruang untuk counter cyclical masih ada,” katanya.

Selain itu, Indonesia memiliki berbagai kelebihan yang tidak dimiliki negara lain. Kelebihan tersebut bisa digunakan untuk melewati krisis Eropa serta menjaga pertumbuhan ekonomi di sisi fiskal dan moneter, serta rasio kredit terhadap produk domestik bruto (PDB) yang masih kecil. Dia mengatakan, defisit fiskal Indonesia masih kecil dan bisa dibesarkan untuk memberi insentif dan dorongan perekonomian.

Seperti diketahui, Rapat Dewan Gubernur BI pada Kamis, 9 Februari 2012, emutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen. Kebijakan tersebut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah krisis global. BI menyebutkan, pertumbuhan ekonomi dunia pada 2012 diperkirakan menjadi 3,3 persen, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,7 persen.

Darmin mengungkapkan, penurunan BI Rate memperhitungkan inflasi terkendali, dan dua bulan ke depan kecenderungannya secara year on year (yoy) akan tetap atau turun.

“Sedangkan mengenai kebijakan BBM, kita belum tahu skenario mana yang akan ditempuh.Jadi,kita tidak perlu menunggu berapa inflasi yang akan terjadi. Kalau kenaikan harga BBM sangat tergantung, kita tidak perkirakan naiknya tidak terlalu besar sehingga inflasi masih di dalam range,” kata mantan dirjen pajak ini.

Deputi Gubernur BI Hartadi A Sarwono menambahkan, ruang penurunan BI Ratemasih ada jika inflasi dan administered price (harga-harga yang diatur pemerintah) terjaga. Dari segi inflasi,Hartadi melihat masingmasing komponen inflasi juga masih ada ruang penurunan. Apalagi ditambah dengan tren permintaan global, juga turun dan belum pulih secepat yang diperkirakan.

Menurut Hartadi, permintaan global biasanya membawa harga-harga dunia turun dalam beberapa waktu ke depan, sehingga tekanan inflasi masih rendah. Namun, dia menilai harus hati-hati dengan komponen administered price.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5551 seconds (0.1#10.140)