Holding BUMN perkebunan bidik laba Rp5 triliun
A
A
A
Sindonews.com - Pembentukan induk usaha (holding) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) perkebunan ditargetkan efektif pada 1 Maret 2012. Dengan asumsi itu, holding BUMN perkebunan berpotensi membukukan laba bersih mencapai Rp5,3 triliun pada akhir tahun ini.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, total laba bersih 15 BUMN terdiri atas 14 PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan satu PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) pada tahun lalu sebesar Rp3,6 triliun.
”Jika holding BUMN perkebunan efektif 1 Maret 2012, maka akhir tahun ini paling sedikit laba holding BUMN perkebunan Rp5,3 triliun,” kata dia di Jakarta, Senin 13 Februari 2012.
Dahlan menjelaskan, jika holding tersebut sudah terbentuk, maka direksi holding akan segera ditunjuk. Menurut dia, direksi holding BUMN perkebunan akan dipilih dari sejumlah direksi BUMN perkebunan, tidak hanya dari PTPN III selaku holding BUMN.
Mengenai rencana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) PTPN VII, dia menuturkan, kendati Kementerian BUMN selaku pemegang saham sudah memberikan izin, masih dikaji sisi positifnya.
”Kalau holding sudah sangat kuat dan bisa mengambil dana dari holding, untuk apa IPO? Kita lihat lagi menguntungkan atau tidak,” imbuh Dahlan.
Mengenai holding BUMN kehutanan diperkirakan mundur menjadi akhir Mei 2012. Kementerian BUMN sebelumnya menargetkan holding BUMN kehutanan terbentuk pada akhir bulan ini. Mundurnya holding BUMN kehutanan seiring mundurnya holding BUMN perkebunan yang sedianya terealisasi pada akhir Januari 2012.
Kendati demikian, Dahlan menuturkan, holding BUMN kehutanan tidak sulit dilakukan lantaran Perum Perhutani dan Inhutani I-V sudah siap melaksanakan holding dan rencana tersebut sudah mendapat dukungan dari Menteri Kehutanan.
Dengan terealisasinya holding tersebut ditambah akuisisi sejumlah BUMN kecil oleh BUMN besar akan menyebabkan jumlah BUMN akan menyusut dari 141 BUMN pada tahun lalu menjadi sekira 115 BUMN pada akhir tahun ini.
Di samping itu, Dahlan menegaskan, mulai tahun ini tidak ada lagi penjualan BUMN ke perusahaan asing. Dahlan menjelaskan, penjualan PT Indosat Tbk (ISAT) kepada perusahaan Qatar Telcom Asia mencapai 65 persen beberapa tahun lalu lantaran negara tidak memiliki dana besar untuk membiayai kebutuhannya, sehingga menjual BUMN ke asing. Adapun, dana penjualan perusahaan pelat merah tersebut masuk ke kas negara.
”Era itu sudah selesai. Kalau IPO itu lewat pasar modal, tapi BUMN yang langsung dijual ke asing sudah tidak ada lagi,” ujar dia.
Bahkan, perusahaan pelat merah pada 2013–2014 diarahkan untuk bisa membeli perusahaan di luar negeri. Jika holding BUMN perkebunan sudah kuat, dia berharap bisa membeli perkebunan Malaysia. (bro)
()