BNI siap biayai 1.300 rumah di Makassar
A
A
A
Sindonews.com - Besaran bunga fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) belum disepakati. Namun, BNI Wilayah Makassar bersedia menyalurkan kredit kepemilikan rumah untuk 1.300 unit tahun ini.
Chief Executive Officer BNI Wilayah Makassar Shadiq Akasya mengatakan tahun ini BNI bisa membiayai pembiayaan rumah 1.300 unit. Bahkan bisa lebih dari angka tersebut. “Berapa pun akan kami biayai apalagi melalui program FLPP,” ujarnya.
Meskipun belum ada kesepakatan bunga antara Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) dan bank penyalur FLPP, BNI tetap menerima pengajuan kredit. “Kami tetap terima jika ada masyarakat membutuhkan,” paparnya.
Namun sesuai ketentuan Kemenpera, kredit melalui FLPP baru bisa diberikan setelah proses pembangunan perumahan rampung. “Sudah seperti itu aturannya,” ucapnya.
Ketua Dewan Pengurus Daerah Real Estate Indonesia (DPD REI) Sulsel Raimond Arfandy memprediksi bunga FLPP akan berada di kisaran tujuh persen. “Memang belum disepakati, tapi kami prediksi kisarannya di angka tersebut,” katanya.
Dia mengatakan, dengan bunga tujuh persen, peluang masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) memiliki rumah akan lebih besar. “Tentu saja akan merangsang masyarakat untuk membeli rumah,” ujarnya.
Apalagi, kebutuhan rumah khususnya Kota Makassar dan sekitarnya cukup tinggi. “Pertumbuhan permintaan rumah bisa sampai 15 persen setiap tahun,” ungkapnya.
Turunnya BI Rate baru-baru ini mendorong KPR pada awal tahun ini. “Kami berharap perbankan segera menurunkan suku bunga KPR,” ucapnya.
Sebab, yang menjadi salah satu pertimbangan membeli rumah adalah ringannya bunga KPR dan kemudahan akses. “Banyak orang yang dinilai tidak layak menerima kredit, tapi dari sisi keuangan ternyata mampu,” pungkasnya. (ank)
Chief Executive Officer BNI Wilayah Makassar Shadiq Akasya mengatakan tahun ini BNI bisa membiayai pembiayaan rumah 1.300 unit. Bahkan bisa lebih dari angka tersebut. “Berapa pun akan kami biayai apalagi melalui program FLPP,” ujarnya.
Meskipun belum ada kesepakatan bunga antara Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) dan bank penyalur FLPP, BNI tetap menerima pengajuan kredit. “Kami tetap terima jika ada masyarakat membutuhkan,” paparnya.
Namun sesuai ketentuan Kemenpera, kredit melalui FLPP baru bisa diberikan setelah proses pembangunan perumahan rampung. “Sudah seperti itu aturannya,” ucapnya.
Ketua Dewan Pengurus Daerah Real Estate Indonesia (DPD REI) Sulsel Raimond Arfandy memprediksi bunga FLPP akan berada di kisaran tujuh persen. “Memang belum disepakati, tapi kami prediksi kisarannya di angka tersebut,” katanya.
Dia mengatakan, dengan bunga tujuh persen, peluang masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) memiliki rumah akan lebih besar. “Tentu saja akan merangsang masyarakat untuk membeli rumah,” ujarnya.
Apalagi, kebutuhan rumah khususnya Kota Makassar dan sekitarnya cukup tinggi. “Pertumbuhan permintaan rumah bisa sampai 15 persen setiap tahun,” ungkapnya.
Turunnya BI Rate baru-baru ini mendorong KPR pada awal tahun ini. “Kami berharap perbankan segera menurunkan suku bunga KPR,” ucapnya.
Sebab, yang menjadi salah satu pertimbangan membeli rumah adalah ringannya bunga KPR dan kemudahan akses. “Banyak orang yang dinilai tidak layak menerima kredit, tapi dari sisi keuangan ternyata mampu,” pungkasnya. (ank)
()